Seni Saman disebut juga Dzikir Maulud, yaitu kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vocal) dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Allah dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Nama Dzikir Saman berkaitan dengan kata Saman yang berarti delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh. Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa oleh para ulama pada abad ke 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Maulud. Namun dalam perkembangannya dapat juga dilakukan pada upacara selamatan rumah, selamatan khitanan, dan pernikahan. Pemain Dzikir Saman berjumlah antara 26 hingga 46 orang, terdiri dari 2 hingga 4 orang vokalis yang membacakan syair-syair dari kitab. Sementara 20-40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling bersahutan bersamaan (koor).
Indonesia sejatinya merupakan salah satu Negara yang kaya dengan beragam kesenian dan kebudayaan. Saat ini, hal tersebut telah menjadi sebuah cerminan dan gambaran akan sebuah ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. kita dapat menemukan berbagai warisan para leluhur tersebut, dihampir setiap pulau yang terdapat didalamnya. Mulai dari tari-tarian, upacara-upacara kedaerahan, Kesenian bela diri, serta berbagai kebiasaan-kebiasaan unik lainnya. Hal tersebut telah menjadi sebuah adat istiadat yang melekat pada tiap kegiatan, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dinegara yang berjuluk “Untaian Jamrud Khatulistiwa” tersebut. Saat ini, berbagai jenis kesenian dan kebudayaan tradisional tersebut, menjadi salah satu keunikan serta potensi wisata tersendiri yang dapat dinikmati oleh wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Dimana terdapat berbagai jenis acara serta kegiatan kedaerahan diselenggarakan oleh masing-masing provinsi yang digunakan sebagai wadah un...
Banten merupakan sebuah provinsi yang memiliki keanekaragaman seni budaya dengan sikap dan etika masyarakatnya yang terbuka, bersahabat, dan penuh persaudaraan. Tari Banten Katuran , merupakan Tarian bertema penyambutan dan memiliki kandungan makna sebagai bentuk penghormatan dan sebuah ajakan untuk datang berkunjung ke Propinsi Banten, sebagai salah satu wilayah di Nusantara yang memiliki pesona Wisata Alam serta Seni Budaya yang indah, dan bercorak khas.
Tari Maler Bedug, merupakan tari rampak bedug dengan sajian garapan baru yang dikembangkan dari keberagaman musik tradisi Khas Banten dengan mengambil pijakan gerak dari bedug Pamarayan dan Silat Trumbu. Sajian Tari Maler Bedug yang dinamis dapat ditampilkan sebagai tarian pembuka sebuah acara maupun sebagai tari pertunjukan untuk menyambut tamu.
Tari Bedug Warnane merupakan karya seni kreasi tradisi Banten yang berpijak pada seni Rudat dan Terbang Gede yang dikolaborasikan dengan Kesenian Rampak Bedug Pamarayan dari Kabupaten Serang- Banten dan rampak bedug Pandeglang
Berangkat dari sebuah kesenian tradisional Banten yaitu Tari Cokek. Karya ini menggambarkan prilaku remaja putri yang ingin menarik perhatian. “Ganjen “ merupakan kosa kata bahasa Jawa Banten , yang ditujukakan pada remaja putri yang lincah dan genit. Tari Gitek Ganjen dapat juga disajikan sebagai tari pergaulan, dimana penonton dapat turut serta menari
Merupakan sebuah kreasi tari tradisi yang mengambil pijakan dari Sikat Trumbu gaya kabupaten Pandeglang . Karya ini bertemakan tari penyambutan.
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara. Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.
Seni Pertunjukkan ini merupakan kesenian yang sangat populer di Provinsi Banten, karena hampir ada dan tumbuh berkembang dengan baik di tiap peloksok daerah di Banten, termasuk Pandeglang. Sehingga Debus dapat dikatakan sebagai seni pertunjukkan ciri khas Banten, Walaupun, Debus terdapat pula di daerah lain, seperti Garut,Bandung, bahkan di Aceh sekalipun. Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk me...