Leuit adalah lumbung padi khas masyarakat pedalaman Banten dan Priangan yang dibuat dari balok kayu dan anyaman bambu. Bangunan leuit berbentuk persegi panjang dengan atap segitiga yang terbuat dari hateup kiray berlapis ijuk. Dulu, Leuit sebenarnya sangat lazim dipergunakan masyarakat Sunda Priangan dan Banten. Namun seiring berkurangnya masyarakat yang menggarap huma (ladang padi) leuit pun semakin jarang ditemukan kecuali di wilayah Desa Kanekes (Kampung Baduy), Kasepuhan Banten Kidul, Kampung Adat Cipta Gelar dan lain-lain. Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Leuit .
Masyarakat suku Baduy memiliki tenun khas masyarakat Baduy yang pembuatannya dikerjakan oleh perempuan perempuan baduy, sementara para lelaki Baduy berkebun dan bertani. Berikut adalah gambar-gambar yang menunjukkan alat alat dalam pembuatan tenun Baduy.
Bahan benang katun, ragam hias menyerupai kotak dan bulatan kecil seperti mata. Dibuat dengan teknik songket. Digunakan oleh wanita Baduy luar, pada acara perkawinan atau bepergian.
Busana pria Baduy luar, dibuat dengan alat tenun gedogan. Warna hitam atau biru tua melambangkan mala ata gelap.
Makanan khas asli Banten yg hanya bisa dijumpai di Banten atau di kalangan orang Banten yang masih memegang tradisi leluhur/orang tua mereka. Mengapa makanan ini begitu khas di kalangan orang Banten adalah karena bumbu yang digunakan begitu khas Banten, seperti "daun walang". Iya, daun beraroma khas seperti aroma serangga walang ini acap ditemukan hanya dalam masakan khas asli Banten seperti; Angeun Lada, Pais Buri, Pais Picung, DLL.
Panjang mulud merupakan upacara selamatan yang dilakukan masyarakat Islam di Serang Banten dalam rangka memperingati hari lahir nabi Muhaammad SAW atau maulid nabi. Pelaksanaannya berupa perayaan dengan mengusung berbagai jenis makanan, mulai dari makanan matang siap santap seperti nasi kuning lengkap dengan lauk pauk, telur, semur daging dan sayur-sayuran, hingga bahan makanan dalam semisal beras yang semuanya disusun dalam sebuah tempat yang disebut dengan panjang. Panjang adalah tempat menaruh makanan dalam bentuk replika berbagai macam bentuk mulai dari kendaraan, masjid, perahu dan lainnya. Biasanya replika ini disesuaikan dengan basis mata pencaharian masyarakatnya (misalnya untuk masyarakat pesisir berupa perahu), meski demikian tergantung juga dengan kreatifitas masyarakat yang membuatnya. Makanan yang ditempatkan dalam replika ini dihiasi dengan berbagai ornamen, seperti kertas warna warni, uang, dan lain sebagainya. Panjang ini kemudian diarak kelililing kampung/kota diiringi...
Rumah adat Banten adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang Baduy. sumber : http://www.tamanmini.com
Cisungsang sebuah daerah yang memiliki luas ± 2.800 km2. Terletak di kaki Gunung Halimun, Desa Cibeber Kabupaten Lebak, kawasan ini dikelilingi oleh 4 (Empat) desa yaitu Desa Cicarucub, Bayah, Citorek, dan Cipta Gelar. Nama Cisungsang pada awalnya berasal dari nama salah satu sungai yang mengalir dari Talaga Sangga Buana. Talaga ini mengalir ke 9 (sembilan) sungai yaitu Sungai Cimadur, Ciater, Cikidang, Cisono, Ciberang, Cidurian, Cicatih, Cisimeut, dan Cisungsang. Wilayah Cisungsang dapat ditempuh dengan waktu 5 jam saja dari kota Rangkasbitung Kab. Lebak atau berjarak ± 175 Km dari pusat kota Provinsi Banten. Kondisi jalan menuju lokati tersebut cukup baik dan dapat ditempuh dengan kendaraan apapun. Kebudayaan Kawasan ini dipimpin oleh seorang Kepala Adat, yang penunjukannya melalui proses wangsit dari karuhun. Dikawasan ini sudah penggantian kepala adat dan telah terjadi 4 generasi yaitu generasi pertama oleh dipimpin oleh Embah Buyut yang berusia ± 350 tahun, generasi kedua...
Bahan : 1 mangkok ikan tenggiri yang telah dihaluskan ½ mangkok santan 400 gr tepung tapioka 1 ikat daun bawang iris tipis-tipis 1 butir putih telur Garam secukupnya 1 sdk teh bawang putih bubuk ½ sdk teh merica Daun pisang secukupnya Cara membuat : Campur ikan tenggiri dengan semua bumbu aduk dan uleni hingga tercampur rata. Masukkan tepung tapioka dan aduk lagi sampai rata Masukkan 1 sendok makan adonan kedalam selembar daun pisang. Bungkus. Panggang di oven dengan suhu 200 derajad selama 10 menit Panggang lagi di atas kompor saamapi warna daun gosong kecoklatan. Membuat bumbu kacang: 250 gr kacang goreng di blender kasar 3 buah bawang putih dan 2 buah cabe merah di haluskan Kacang dan bumbu direbus dengan 250 cc air beri gula dan garam secukupnya jika sudah mau matang atau men...