Alat musik ini dibuat dari jenis bambu yang tipis (Paring Tamiang). Kalang kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing dipotong setengahnya dan meruncing di bagian ujung. Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak berperan sebagai pembawa melodi, dimainkan bersama alat musik agung (gong), babun (gendang), lumba (gendang), dan kecapi untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari Gintor. Kalang Kumpak merupakan alat musik tradisional Suku Bukit. Masyarakat Dayak Maanyan menyebut kalang kumpak dengan nama "salung" yang berfungsi untuk menghibur petani di ladang dan untuk mengusir binatang buas.
Kalampat adalah alat musik tradisioanl sejenis gendang berkepala tunggal. Badan gendang batang batung atau bambu tebal berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan bersama dengan agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara pengobatan yang bersifat magis) dan upacara lainnya pada masyarakat Suku Dayak di daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Bahan untuk membuat alat musik kintung ini adalah bambu. Bentuknya seperti angklung dari Jawa Barat. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa. Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya (dalam) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih tinggi. Kintung termasuk alat musik pukul yang berbentuk menyerupai anak angklung yang saling terpisah. Kintung terdiri dari 7 ruas bambu berbagai ukuran yang masing-masing memiliki nama, yakni hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorak, pindua randah, pindua tinggi, dan gorak tuha. Alat musik ini dilengkapi dengan dua tongkat pemukul. Dahulu alat musik ini dipertandingkan, tidak hanya mencakup bunyinya tapi juga hal-hal yang...
Terbang Mahidin merupakan alat musik khas Banjar dengan bentuk badan mengerucut ke bawah. Tarbang ini dimainkan sebagai pendukung kesenian Mahidin, yaitu seni sastra lisan yang dibawakan dengan lagu yang menarik hati. Alat musik ini secara berpasangan dengan saling berbalas pantun, isinya berupa sindiran dan ejekan bagi pasangan main, plesetan, humor, nasihat, dan lain-lain. Terbang Mahidin dibuat dari kulit kambing yang sudah dikeringkan, dan jangan lupa dibersihkan sebelum dikeringkan. Kulit kambing yang digunakan diberikan kerangka kayu dengan garis tengah sekitar 28cm-30cm dan pada bagian bawahnya 25 cm. Kayu untuk pembuatannya adalah batang pohon yang seperti pohon nangka, batang pohon Tiwadak Banyu dan nantinya akan dikencangkan dengan rotan yang sudah di serut. Alat musik tradisional Mahidin bisa dimainkan sendirian atau berpasangan atau mungkin juga anda ingin memperlombakannya Mahidin mana yang lebih bagus, nantinya penonton yang akan bertugas sebaga...
Rumah adat di Kalimantan Selatan ada beberapa macam, diantaranya ada rumah suku Banjar yang disebut Rumah Bubungan Tinggi dan rumah dari suku Dayak Bukit yang dikenal dengan sebutan Balai. Rumah Banjar: adalah rumah tradisional suku Banjar. Arsitektur tradisional ciri-cirinya antara lain memiliki perlambang, memiliki penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris. Rumah tradisonal Banjar adalah type-type rumah khas Banjar dengan gaya dan ukirannya sendiri mulai sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935. Pada tahun 1871 pemerintah kota Banjarmasin mengeluarkan segel izin pembuatan Rumah Bubungan Tinggi di kampung Sungai Jingah yang merupakan rumah tertua yang pernah dikeluarkan segelnya. Umumnya rumah tradisional Banjar dibangun dengan ber-anjung (ba-anjung) yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama karena itu disebut Rumah Baanjung. Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa type Rumah Banj...
Makanan di daerah Kalimantan Selatan memang sangat bervariasi , salah satunya adalah Ketupat Kandangan . Yang membedakan ketupat disini dengan ditempat yang lain adalah cara makan ketupat kandangan dengan menggunakan tangan langsung, tanpa sendok. Ketupat Kandangan biasa dibuat dari beras hasil panenan penduduk setempat yang tidak pulen, sehingga ketika disantap ketupat akan mawur seperti nasi. Kuah ketupat akan terserap oleh nasi. Lauk yang biasa digunakan biasanya adalah ikan gabus atau yang dalam bahasa Banjar dinamakan iwak haruan yang dipanggang/dibakar . Bisa juga menggunakan iwak tauman , disamping ayam kampung atau itik kampung. Menyantap ketupat Kandangan tidak lengkap rasanya tanpa sambal. Sambal yang biasa digunakan adalah sambal dari buah Binjai (buah lokal yang sudah mulai langka) yang rasanya manis asam ramai ra...
Minuman khas dari kawasan Kalimantan memang kurang semelimpah seperti kawasan Jawa , Sumatra dan Sulawesi namun ada beberapa minuman yang layak dicoba. Selain es lidah buaya yang sangat terkenal ada satu minuman Es Nangka Selasih khas Kalimantan Selatan . Biasanya es ini mudah ditemui di Banjarmasin dan Banjarbaru. Resep minuman yang menyegarkan ini seringkali digunakan sebagai salah satu menu berbuka puasa. Campuran jeruk nipis,nangka dan selasih yang menyegarkan tentunya nikmat untuk dikonsumsi setelah sholat tarawih. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resep pembuatanya : Bahan : - 1 sdt air kapur sirih - 1/8 sdt garam - 2 buah jeruk lemon, peras airnya - 2 sdm biji selasih siap pakai - 200 gram gula pasir - 300 gram nangka matang, cuci bersih, potong bundar - 500 cc air - es batu secukupnya Cara membuat : 1. Didihkan air, gula pasir, dan garam sambil diaduk- aduk agar gula larut. Angkat lalu saring. 2. Rendam pot...
Dahulu di pedalaman Kalimantan ada sebuah kerajaan. Rakyat kerajaan itu hidup dengan kemakmuran yang melimpah, tentram dan damai karena kerajaan itu diperintah oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja mempunyai 7 orang putri, Semuanya belum bersuami. Lalu raja mengadakan sayembara. Barang siapa dapat membangun istana megah di seberang sungai maka merekalah yang akan beroleh kesempatan menjadi menantunya. Pengumuman pun disebar ke pelosok negeri. Hasilnya luar biasa. Ada enam orang pemuda yang menyanggupi permintaan raja. Keenam pemuda itu bekerja keras siang dan malam, hasilnya luar biasa. Dalam tempo yang tidak terlalu lama berdirilah sebuah istana yang megah di seberang sungai, lengkap dengan isinya dan tanah lapang yang mengelilinginya. Karena istana tersebut letaknya berada di seberang sungai. Raja mengadakan sayembara kembali untuk dibuatkan jembatan agar orang yang hendak ke sana tidak usah naik perahu cukup berjalan kaki saja. Namun s...
Candi Agung Amuntai merupakan sebuah situs candi Hindu peninggalan Kerajaan Nagaradhipa (Nagara Dipa). Candi Agung Amuntai terdapat di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Candi Agung Amuntai dibangun oleh Ampu Jatmaka (Ampu Jatmika) abad ke-14. Menurut Hikayat Banjar, Ampu Jatmika berasal dari Keling. Ia tiba di tanah Banjar bersama armada Prabayaksa, sekitar tahun 1355 . Veerbek berpendapat bahwa Keling, yang termasuk kerajaan vasal dari Majapahit, terletak di barat daya Kediri, bukan Kalingga di India. Paul Michel Munos dalam Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Senanjung Malaysia (401 dan 435), menulis bahwa Ampu Jatmika mendirikan Nagaradhipa pada 1387 dan berasal dari Majapahit. Diduga Ampu Jatmaka menjabat sebagai mantri sakai di Nagaradhipa, bukan sebagai raja Nagaradhipa. Hal ini terjadi, seperti telah disinggung di atas, karena Ampu Jatmika bukan keturunan ba...