Deskripsi : Tari Condong adalah sebagai pelestarian budaya Bali dalam upaya mengajegkan Bali. Awalnya tarian ini menampilkan dua penari yang menyimbolkan dua bidadari dari sorga yaitu bidadari Supraba dan Wilotama. Namun, dalam perkembangannya sekitar tahun 1930-an, muncul ide seniman untuk melengkapinya tarian ini. Tarian ini menjadi lebih hidup dengan mengisahkan suasana kerajaan yakni menampilkan tingkah polah sang raja dan sang abdi. Kontributor Youtube : eikoo
Deskripsi : Tari kreasi baru adalah tarian yang tetap bersumber dari seni tradisi yang mampu menggambarkan keindahan laut, sekaligus menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, sehingga laut Bali selalu menarik. Kontributor Youtube : KyotoSurabaya
Deskripsi : Tarian itu hanya dipentaskan pada event penting dan prestisius seperti upacara pengukuhan guru besar, wisuda dan dies natalis (hari ulang tahun - red) institusi pendidikan tinggi bersangkutan. Karena "kesakralannya" itu, tari kebesaran ini pun dinilai sebagai lambang identitas. Kedudukannya setara dengan mars, hymne dan panji-panji kebesaran lainnya. Kontributor Youtube : devamusik
I Ceker Cipak adalah seorang pemuda miskin dan tidak berayah. Ia sangat rajin membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ia juga sangat tekun menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Mahakuasa. Berkat kerajinan dan ketekunannya beribadah, suatu hari ia mendapat rezeki yang melimpah. Rezeki apa yang diperoleh oleh I Ceker Cipak? Ikuti kisahnya dalam cerita I Ceker Cipak berikut ini! * * * Alkisah, di sebuah kampung di Pulau Dewata atau Bali, Indonesia, ada seorang pemuda tampan bernama I Ceker Cipak. Ia tinggal bersama ibunya di sebuah gubuk di pinggir kampung. Ia dan ibunya sangat teguh memegang dan menjalankan dharma. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ibu dan anak tersebut mencari kayu bakar dan hasil-hasil hutan lainnya. Hidup mereka serba kekurangan. Oleh karena tidak ingin terus terbelenggu oleh keadaan tersebut, I Ceker Cipak memutuskan untuk berdagang jagung. Ia ingin pergi ke kota untuk membeli jagung untuk direbus dan dijual kembali. Bu, apakah I...
Di daerah Klungkung, Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Sagening. Ia mempunyai istri bernama Ni Luh Pasek. Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji. Mereka mempunyai anak bernama I Gusti Gede Pasekan. I Gusti Gede Pasekan mempunyai wibawa yang besar. Ia sangat dicintai oleh pemuka masyarakat dan masyarakat biasa. Setelah ia berusia dua puluh tahun, ayahnya menyuruhnya pergi ke Den bukit di daerah Panji. Keesokan harinya, I Gusti gede berangkat bersama rombongan dari istana. Dalam perjalanan ke Den Bukit ini, I Gusti Gede Pasekan diiringkan oleh empat puluh orang di bawah pimpinan Ki Dumpiung dan Ki Kadosot. Setelah empat hari berjalan, mereka tiba disuatu tempat yang disebut Batu Menyan. Di sana, mereka bermalam. Tiba-tiba, I Gusti Gede Mendengar suara gaib yang mengatakan bahawa daerah Panji akan menjadi daerah kekuasaannya. I Gusti Gede Pasekan terkejut mendenga suara gaib tersebut. Keesokan harinya, I Gusti Gede Pasekan melanjutkan perjalanan. Walaupun perjal...
Legenda selat bali Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran. Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya. Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan me...
Dua orang suami istri bertempat tinggal di Desa Kalianget mempunyai tiga orang anak, dua orang laki-laki dan seorang perempuan. Oleh karena ada wabah yang menimpa masyarakat desa itu, maka empat orang dari keluarga miskin ini meninggal dunia bersamaan. Tinggalah seorang laki-laki yang paling bungsu bernama I Jayaprana. Oleh karena orang yang terakhir ini keadaannya yatim piatu, maka ia pun memberanikan diri mengabdi di istana raja. Di istana, laki-laki itu sangat rajin, raja pun amat mengasihinya. Kini I Jayaprana baru berusia duabelas tahun. Parasnya tampan, begitu juga senyumnya sangat manis menarik. Beberapa tahun kemudian. Pada suatu hari raja menitahkan I Jayaprana, supaya memilih seorang dayang-dayang yang ada di dalam istana atau gadis-gadis yang ada di luar istana. Mula-mula I Jayaprana menolak titah baginda dengan alasan bahwa dirinya masih kanak-kanak. Tetapi karena dipaksan oleh raja akhirnya I Jayaprana menurutinya. Ia pun melancong ke pasar yang ada di depan ista...
Bahan: 1 buah jeruk nipis, ambil airnya 1 sendok makan bawang goreng 2 buah jeruk limau, ambil airnya 2 sendok makan garam 2 sendok makan minyak untuk menumis 20 batang tusukan sate 40 gram gula merah 50 ml santan kental 500 gram daging ikan tuna Bumbu yang dihaluskan: 1 butir kemiri 1 sendok teh irisan kencur 1 sendok teh irisan kunyit 25 gram cabai rawit 40 gram bawang merah 40 gram bawang putih 75 gram cabai merah ¼ sendok teh terasi Cara membuat: Bersihkan ikan tuna, balur dengan air jeruk nipis dan garam. Giling 400 gram daging ikan tuna sampai halus dan 100 gram dipotong dadu ± 5 gram. Tumis dengan minyak bumbu yang telah dihaluskan sampai keluar aroma, angkat. Uleni daging ikan giling dengan bumbu yang ditumis, santan, air jeruk limau, gula merah, bawang goreng, dan garam sampai adonan menjadi lembut. Daging ikan yang dipotong dadu ditusuk dengan tusuk sate, lalu tempelkan adonan ikan s...
Keunikan Nasi Jinggo adalah kemasannya bungkus daun pisang dan sambalnya yang super pedas . Nasinya disajikan hanya sekepalan tangan orang dewasa, sementara lauk pauknya umumnya terdiri dari daging ayam suwir, mie goreng, dan tempe goreng. Tidak ada yang tahu pasti makna dari istilah Jinggo (Jenggo), namun konon berasal dari bahasa Hokkien jeng go yang artinya seribu lima ratus . Memang pada tahun 1997, ketika nasi ini mulai populer, sempat di bandrol dengan harga Rp 1.500, tapi sekarang rata-rata dijual di kisaran Rp 3,000 – Rp 5,000. Pelengkap : Nasi Putih Kering Tempe Ayam Pelalah Serundeng Sambal Sero Sambal Sero Bahan Sambal Sero: 5 bh cabai merah keriting, potong-potong 10 bh cabai rawit merah, potong-potong 1 sdt terasi ½ sdt garam &fra...