Bagi masyarakat suku Batak khususnya Batak Toba, kain ulos adalah barang adat yang bernilai tinggi dan tidak dipandang dari harga beli kain ulos dimaksud. Namun sebelum membahas tentang ulos, kami ingin bercerita tentang eksistensi masyarakat Batak Toba saat ini di tengah masyarakat Sumatera Utara. Bila dilihat dari jumlah komunitas atau jumlah penduduk berdasarkan etnik dan sub etnik, masyarakat Batak Toba tidak bisa disebut sebagai komunitas terbesar dari masyarakat suku Batak secara umum. Masih ada Batak Simalungun, Batak Mandailing, Karo dan Pakpak meskipun mereka menolak disebut Batak, namun dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Batak Toba dipandang lebih dominan dibandingkan masyarakat Batak lainnya. Lebih dari itu sebagian orang Indonesia khususnya di luar Sumatera Utara menganggap bahwa suku Batak itu hanya ada satu. Bila dilihat dari realita hari ini, semua sub etnik Batak memiliki kain ulos masing-masing bahkan di antara kain ulos yang beredar di tengah masyarakat, setiap...
" Peralatan hiburan dan kesenian tradisional daerah sumatera utara Saragih, J.M and Malau, Maniur and Lingga, Sayur and Tanjung, Zuraida (1988) Peralatan hiburan dan kesenian tradisional daerah sumatera utara. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Jakarta. [img] Text Peralatan hiburan dan kesenian tradisional daerah sumatera utara.PDF - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (63MB) Official URL: http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.ph ... Abstract Buku ini membahas tentang peralatan hiburan dan kesenian tradisional di daerah sumatera utara. Dipandang dari segi hiburan dan kesenian orang Batak mem-puiiyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya terjadi karena pengaruh hubungan ambil mengambil diantara sub kultur. Perbedaannya terjadi dari lingkungan daerah yang berbeda dan pengaruh dengan hubungan luar. Seperti contoh serunai Simalungun lebih mirip bunui sarunai Melayu, karena pengaruh kebudayaan Hindu. Sedang...
Asal usul dari tarian ndurung ini berasal dari seorang raja, istrinya beserta anak perempuannya yang sangat cantik. Mereka tinggal di dataran tinggi kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pada suatu hari, putri raja sakit. Maka ratu menanyakan putrinya apa yang di inginkan dang putri agar ia cepat sembuh. Kemudian sang putri mengatakan bahwa ia menginginkan seekor ikan dari perkebunan padi dan buah palma. Setelah itu sang raja pun memerintah rakyatnya untuk mencari apa yang diinginkan oleh sang putri. Tari ndurung merupakan tarian yang menggambarkan bagaimana masyarakat Karo melakukan kegiatan mereka sehari-hari seperti bekerja di perkebunan padi, di lapangan dan mengambil buah palma dari hutan.
Tari Baka merupakan tarian tradisional masyarakat suku Karo. Tarian ini menggambarkan seorang paranormal / orang pintar yang sedang menyembuhkan orang sakit. Tarian ini bermula dari zaman dahulu kala yang mana masyarakat di dataran tinggi Karo masih mengandalkan orang pintar atau paranormal. Hampir semua masalah yang ada disampaikan kepada orang pintar atau paranormal khususnya untuk masalah penyakit, masyarakat akan membawanya kepada orang pintar untuk disembuhkan. Dalam proses penyembuhannya, orang pintar atau paranormal itu menggunkan sebuah keranjang dan mangkok khusus untuk tempat ramuan-ramuan obat.
Tari Tradisional dari Tanah Karo yang satu ini menggambarkan kepercayaan orang Karo akan adanya roh halus, masyarakat Karo masih mempercayai adanya kekuatan gaib dan roh halus yang akan mendatangkan hal yang negatif pada kehidupan manusia. Dalam beberapa kegiatan kebudayaan, manusia yang memiliki ilmu gaib masih berperan penting untuk berhubungan dengan roh-roh halus. Tari Tongkat ini menggambarkan bagaimana manusia yang memiliki ilmu gaib ini mengusir roh-roh jahat yang masuk ke suatu tempat di pedesaan. Manusia tersebut menggunakan sebuah tongkat khusus yang disebut tongkat malaikat dan tongkat panaluan.
Perumah Begu merupakan upacara pemanggilan arwah seseorang yang sudah meninggal dan dapat berkomunikasi dengan roh-roh para leluhur dengan mengijinkan roh-roh itu masuk ke dalam tubuhnya. Upacara Perumah Begu masih ada diantara penganut Animisme. Dalam upacara ini seorang dukun dapat berkomunikasi dengan para leluhur dengan mengijinkan roh-roh itu para leluhur untuk masuk kedalam tubuhnya. Tujuan dari upacara ini adalah supaya masyarakat dapat mengetahui tentang hal-hal yang akan datang.
Erpangir berasal dari kata pangir, yang berarti langir. Oleh sebab itu erpangir kulau adalah upacara mandi untuk mengusir roh jahat atau menyucikan diri dari pengaruh roh jahat. Upacara ini masih dapat ditemukan di beberapa tempat, selain itu juga upacara erpangir ini dilakukan dalam upacara perkawinan, membuat nama anak dan menolak penyakit yang dibuat oleh roh jahat. selain itu ada juga beberapa alasan upacara erpangir masih dilakukan, alasan-alasan itu adalah: a. Upacara terimakasih kepada Dibata. dalam hal ini erpangir dilakukan sebagai ucapan terima kasih dan syukur kepada Dibata ( Tuhan ), yang telah memberikan rahmat tertentu. Misalnya: memperoleh keberuntungan, terhindar dari kecelakaan, memperoleh hasil panen yang berlimpah, sembuh dari penyakit, dan lain sebagainya. b. Menghidarkan suatu malapetaka yang mungkin terjadi. Dalam hal ini orang Karo melakukan upacara erpangir sebagai upaya untuk menghindakan suatu malapetaka yang akan terjadi, itu biasanya sudah terlebih dahulu...
Mengket Rumah Mbaru adalah salah satu upacara adat dalam suku Karo, Sumatra Utara. Mengket dalam bahasa Karo berarti masuk, dan mbaru berarti baru. Secara harafiah, mengket rumah mbaru adalah upacara yang diadakan orang Karo saat hendak memasuki rumah yang baru. Biasanya acara ini melibatkan keluarga besar dan rakut sitelu.Upacara ini tergolong sebagai pesta sukacita dan mulia, karena upacara ini menggambarkan kesuksesan tuan rumah (penyelenggara pesta). Dalam suku Karo, ada empat tingkatan upacara adat mengket rumah mbaru, yakni: Sumalin jabu Sumalin jabu adalah acara mengket rumah mbaru yang paling sederhana. Biasanya hanya dihadiri keluarga inti dan rakut sitelu yang terdekat. Biasanya hanya dihidangkan lauk berupa ayam saja (4-5 ekor) dan nasi. Mengkah dapur Mengkah dapur adalah upacara mengket rumah yang memerlukan musyawarah (runggun). Biasanya tetap dihadiri oleh rakut sitelu dan keluarga besar. Hidangan yang diberikan pada upacara adat ini berupa seekor babi atau k...
Cawir metua adalah sebuah upacara kematian yang dilaksanakan oleh masyarakat Karo. Tradisi ini ditujukan sebagai penghargaan dan penghormatan. Upacara ini mengalami 3 tahap perkembangan dalam pelaksanaannya, yaitu tahap mistis (pelaksanaan sederhana dan mitos), tahap onthologis (sudah dipengaruhi ajaran agama), dan tahap fungsionil (pelaksanaannya sudah mengikuti perkembangan zaman serta menggunakan teknologi yang ada pada masyarakat Karo). Pada saat pelaksanaan upacara kematian, masyarakat Karo biasanya melantunkan syair dalam sebuah nyanyian yang berisi ratapan emosional. Alunan tersebut adalah katoneng-katoneng. Nyanyian ini diiringi musik halus nan religius di telinga sehingga membuat suasana menjadi sendu dan haru. Katoneng-katoneng umumnya dikaitkan atas rasa syukur kepada Tuhan YME terhadap berkatnya. Makna tekstual yang terdapat di dalamnya menekankan kepada nasihat dan rasa duka kepada orang yang meninggal. Dalam upacara kematian dan nyanyian tersebut mengungkap betapa be...