Ritual Merangin dilaksanakan di Serapo Belian selama tiga malam berturut-turut setelah siang harinya dilaksanakan Menjamu Benua. Serapo Belian adalah suatu bangunan/tempat dilaksanakannya ritual Merangin. Bangunan ini terdiri dari empat sudut tiang dipasang sebatang tebu dan sebatang pisang yang telah berbuah, buluh berisi air serta di bagian luar sudut dijadikan brong. Jadi pada bangunan ini terdapat 4 batang tebu, 4 batang pohon pisng, 4 buluh berisi air, dan 4 buah brong berselendang kain kuning. Upacara adat Merangin dimulai dengan tujuh orang Pebelian yang duduk di atas lantai Serapo Belian dan melakukan konsentrasi serta berkomunikasi secara batin dengan makhluk-makhluk halus (gaib). Kemudian para Pebelian berdiri dan mengatur formasi mengelilingi Benyawan (Rumba) sambil menari mengikuti tabuhan irama gamelan dan gendang. Tarian pertama berjalan lambat, sambil berputar berkeliling. Pada tahap kedua, lama kelamaan putaran akan semakin c...
Menjamu Benua adalah sebuah prosesi yang bermakna upaya penghimpunan unsur-unsur yang ada di sekitar dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing untuk diundang, dijamu, diiberitahu dan diamanatkan melalui bahasa isyarat “MEMANG” oleh para Dewa dan Belian agar maksud pelaksanaan acara dapat berlangsung aman, damai dan sejahtera. Prosesi ini dimulai dengan berangkatnya serombongan DEWA dari depan Keraton diiringi penabuh gamelan dan gendang serta perlengkapan persembahan berupa 21 jenis kue-kue tradisional, Perapen dan pakaian Sultan. Rombongan memasang bendera (panji-panji) berwarna kuning dengan lima rumbai di sebelah kiri dan bendera hijau bermotif/gambar naga di sebelah kanan menuju rumah Sultan. Sesampainya di rumah Sultan, rombongan Dewa masuk ke dalam Rumah Sultan secara perlahan dan membungkuk hormat dengan membawa pakaian salinan Sultan dan Perapen untuk mohon di restui atas akan dilaksanakannya upaca Erau dengan Menja...
Prosesi Beluluh juga dilaksanakan sebelum acara Erau dimulai. Beluluh Awal adalah sebagai tanda bermulanya rangkaian persiapan Erau yang dilaksanakan oleh para Dewa dan Belian terhadap seorang Sultan / Raja / Putra Mahkota guna pembersihan diri dari unsur-unsur jahat yang dapat berpengaruh pada diri seorang Raja dalam mengendalikan pemerintahan, untuk itu harus di “luluh”kan atau dihilangkan/musnahkan. Sedangkan Belyluh Lanjutan di laksanakan setiap hari pada saat matahari turun atau sore hari, dimana Raja / Sultan / Putra Mahkota menghadap ke arah Timur/matahari terbit sebagai awal dan sumber kehidupan semesta alam. Prosesi ini dimulai dengan Sultan / Raja / Putra Mahkota duduk sejenak di Tilam Kasturi kemudian bangkit dari duduknya kemudian berjalan menginjakkan kaki ke batu menuju ke Balai yang berada di atas Tambak Karang melalu Molo (Guci) Kuningan berhias bunga / mayang kelapa dan mayang pinang yang terdapat di sebelah kiri dan kanan...
Sebelum melaksanakan upacara adat Erau, dilaksanakan beberapa ritual pendahuluan sebagai upaya membuka komunikasi kepada alam gaib yang diyakini ada. Besawai merupakan proses komunikasi terhadap hal-hal yang tidak nyata (gaib) yang diyakini selalu ada pada dimensi ruang dimanaj saja termasuk dalam suatu wilayah kerajaan yang dapat memberikan kekuatan, perlindungan dan ketentraman. Besawai pemberitahuan ini ditujukan kepada segenap penghuni negeri yang akan mengadakan upacara tradisi Erau yang dilakukan sespuh atau yang dituakan dan mengerti tentang hal-hal gaib untuk diberitahu dan diundang secara menyeluruh. Sawai ini dilakukan pada salah satu tempat yang dianggap pusat atau sentral yang mempunyai aura mistis dan dapat menghubungkan komunikasi ke kelompok-kelompok lainnya. Besawai dilakukan oleh seorang pawang di hadapan sebuah perapen yang telah diberi dupa – kemenyan – gaharu dengan kepulan asap sebagai media penghantar “meman...
Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Terdapat tiga pelaksanaan ERAU adat di lingkup Kesultanan Kutai Kartanegara, yakni : 1. ERAU TEPONG TAWAR yaitu erau adat yang dilaksanakan oleh kerabat keraton pada waktu tertentu berdasarkan keinginan (hajat) terhadap suatu pekerjaan. Dalam pelaksanaan ini Raja bergerak bebas artinya tidak melakukan batsan tertentu yang disebut "TUHING" 2. ERAU...
Koleksi Museum Mulawarman lainnya adalah Keris, yang menjadi benda pusaka Kerajaan Kutai. Keris pula sering digunakan sebagai perlengkapan Upacara Penobatan Sultan Kutai Kartanegara.sebagaian besar keris – keris yang ada di Museum Mulawarman merupakan peninggalan Sultan Kutai kaartanegara XIX. Koleksi keris ini dapat kita jumpai di lantai dua (2) Museum Mulawarman Kutai kartanegara. Sedangkan" Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik". Pengertian, Sejarah, Keguna...
Keris ini asalnya adalah cucuk konde dari Aji Putri Karang Melenu. Menurut dongengnya, Aji Putri Karang Melenu tersebut diketemukan dalam sebuah gong bersama-sama dengan Keris Burit Kang itu dan haur kuning bertiang enam belas. Dan Balai ini terletak diatas tanduk seekor binatang yang muncul diperairan Kutai Lama, binatang yang disebut Lembu Suana. Lembu Suana ini mempunyai belalai seperti gajah, bertaji seperi ayam, bersayap seperti burung, bertanduk seperti lembu dan bersisik seperti naga.
Seraong dibuat dari daun-daun palas biru yang dihias dengan tempelan potongan kain persegi dan manik-manik atau sulaman. Seraong merupakan penutup kepala berbentuk bundar dan lebar yang berguna untuk menutupi wajah dan kepala dari sinar matahari yang menyengat ketika petani berada di ladang. Seraung adalah topi berbentuk lebar yang biasa digunakan untuk bekerja diladang atau untuk menahan sinar matahari dan hujan. Seraung dibuat dari daun pandan yang telah dikeringkan. Kini banyak diolah seraung-seraung ukuran kecil untuk hiasan rumah Untuk terus melestarikan kerajinan ini, di tahun 2013 lalu, Tenggarong Kutai Carnival juga memilih Seraong sebagai salah satu tema kostum mereka.
Ba'/Bening adalah tas keranjang untuk menggendong bayi yang berasal dari rumpun apau kayan ( Kenyah,Kayan,Penan,Bahau,Kelabit,Sa'ban) namun yang lebih terkenal buatan dari suku kenyah karena kehalusan dan keindahan seninya corak maupun motif yang bernilai seni tinggi. terbuat dari bulatan kayu yang dibelah dan bagian bawahnya diberi tempat dudukan dan digunakan untuk menggendong anak balita, berukuran 30-40cm. pada kedua sisinya diberi tali untuk dikaitkan dibahu. Untuk menambah indahnya bening, bagian atasnya diberi hiasan gantungan kepeng perak, manik-manik dan taring macan dan taring babi. taring macan melambangkan keberanian dan kejantanan. taring macan hanya boleh di gunakan oleh golongan paren(bangsawan). sedangkan golongan panyen(rakyat biasa) hanya menggunakan taring babi. Taring hewan tersebut bertujuan untuk menolak bala dan pengharapan akan keselamatan sang anak. Untuk menghias ba'/ bening ada 2 cara, yaitu dengan mengukir langsung pada b...