Gembus terbuat dari singkong yang diolah dengan cara khusus dan dibentuk seperti gelang bertekstur kering. Gembus sering dikenal sebagai donat Jawa oleh masyarakat Banyumas. Berbeda dengan gembus dari daerah lain, di Banyumas makanan ini lebih mirip dengan geblek yang berasal dari daerah Purworejo. Makanan ini enak disajikan dalam keadaan hangat dengan dicocol saus sambal atau disajikan bersama pecel. Sumber: https://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-banyumas/
jenang abang atau merah yang juga disebut jenang 'sengkala'. Jenang ini sekilas mirip jenang sumsum yaitu berwarna putih yang dicampur dengan gula merah dan terkadang dengan parutan kelapa di atasnya. Acara-acara seperti penyambutan bulan baru kalender Jawa atau yang disebut dengan “suro” ini sering menghadirkan jenang abang sebagai makanan pelengkap dan menjadi makanan khas yang wajib disajikan. Jenang ini memiliki simbol rasa syukur kepada Tuhan akan datangnya bulan baru dan juga sebagai ungkapan doa 'penyerahan diri' kepada Tuhan untuk memohon keselamatan dan keberkahan. BAHAN 250 gr beras ketan 200 gr gula merah,sisir halus (sesuai selera) 1/2 sdt garam 1 liter santan LANGKAH 1. Renda...
Geplak sari berwarna putih dan rasanya dominan manis. Makanan ringan yang keberadaannya sudah jarang ditemui ini memang sudah jarang dibuat oleh masyarakat Kudus. Entah karena proses pembuatannya yang susah atau bahan bakunya yang sudah susah didapat. Makanan ini sering disajikan saat momen lebaran tiba. Geplak sari masih dilestarikan oleh masyarakat yang tinggal di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog. Sumber: https://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-kudus/
Kopi jetak adalah minuman kopi khas Kudus yang diproduksi oleh masyarakat yang tinggal di Desa Jetak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Perbedaan kopi jetak dengan jenis kopi lainnya dilihat dari biji kopinya yang digoreng hingga berwarna hitam. Saat digoreng, biji kopi diberi tambahan air kopi agar daya tahannya menjadi lebih lama. Biji kopi jetak saat diolah tidak dicampur dengan biji jagung agar kualitas bubuknya tetap terjaga. Aroma dan rasa kopi ini sangat kuat. Sumber: https://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-kudus/
Menu makanan yang dijual di sekitaran Masjid Menara Kudus, Jawa tengah ini menggunakan daging kerbau yang empuk serta bumbu jangkrik yang pedas sebagai campurannya. Ditambah lagi dengan aroma daun jati yang digunakan untuk membungkusnya, menambah keunikan kuliner ini. Nasi jangkrik sama sekali tidak memakai jangkrik dalam campuran masakannya. Nama jangkrik hanya digunakan untuk menarik minat pembeli saja agar terdengar unik dan membuat penasaran. Satu porsi nasi jangkrik daun jati dijual dengan harga 15 ribu rupiah saja. Nasi ini biasanya disajikan bertepatan dengan tanggal 10 Muharram atau bertepatan dengan tradisi buka luwur masyarakat Kudus. Sumber: https://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-kudus/
Bukan Cuma sebagai camilan atau sekedar makanan ringan, kacang bawang juga sering digunakan pada acara – acara tertentu, saat lebaran, natal, pernikahan, upacara adat, dan acara penting lainnya. Kacang bawang merupakan hasil olahan berbahan dasar kacang tanah yang telah dikupas kulitnya dan dibersihkan dari kulit arinya yang diberi bumbu utama berupa bawang putih yang diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan makanan yang lezat. Proses memasaknya ada berbagai metode seperti di oven, sangrai, dan yang paling umum adalah dengan cara di goreng menggunakan minyak panas. Seiring berjalannya waktu kacang bawang kini tersedia dengan berbagai variasi seperti kacang bawang asin, kacang bawang balado, kacang bawang rasa mete, kacang bawang pedas, dan masih banyak lagi. Bagaimana ? Penasaran dengan cara membuat kacang bawang renyah dan empuk dengan bahan dan cara pembuatan yang sangat sederhana ? Langsung saja kita simak ulasan berikut tentang cara membuat kacang bawang. ...
Tumpeng merupakan sarana yang sangat penting dalam perayaan maupun dalam berbagai upacara pada masyarakat Jawa. Mulai acara perayaan kelahiran sampai pada peringatan hari kematian seseorang. Semuanya menggunakan tumpeng sebagai salah satu sarana utamanya. Bahkan dalam upacara-upacara yang bersifat komunal seperti garebeg juga menggunakan tumpeng sebagai alat utamanya. Jika melihat bentuknya yang khas, berupa kerucut meruncing ke atas, hal ini mengingatkan kita pada bentuk gunung. Berdasarkan berbagai sumber, asal mula bentuk tumpeng dari mitologi Hindu, Gunung dalam kepercayaan masyarakat Hindu dipercaya sebagai awal kehidupan. Di dalam kisah Mahabarata, terkenal dengan Gunung Mandara yang di bawahnya mengalir air kehidupan atau amerta. Barang siapa yang meminumnya maka akan mendapatkan keselamatan. Di samping itu gunung juga sering disebut sebagai Mahameru yang berarti representasi dari sistem kosmos. Meru sering dikaitkan dengan puncak gunung. Hal ini...
Tumpeng Dlupak yang puncak tumpengnya dibuat cekung (biasanya untuk menyambut kehadiran anak), “Tumpeng” merupakan akronim dalam bahasa Jawa: yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Ada satu unit makanan lagi namanya “Buceng”, dibuat dari ketan; akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh). Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman bambu) dan dialasi daun pisang. Bentuk Nasi Tumpeng umumnya berbentuk Kerucut, berkait erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Puncak tumpengnya dibuat cekung (seperti posisi tangan ketika berdoa) bermakna agar keinginan dan harapan si empunya hajat dikabulkan. --- Tumpeng merupakan sa...
Tumpeng Kendhit (memohon jalan keluar dari kesulitan hidup), Tumpeng kendhit berwarna putih dan warna kuning yang melingkari dua pertiga dari puncaknya. Menandakan orang tersebut sedang terbebas dari suatu kesulitan. Dipakai saat pemilik hajat memohon jalan keluar dari gangguan, kesulitan hidup, dan keselamatan dari ancaman roh jahat. Tumpeng merupakan sarana yang sangat penting dalam perayaan maupun dalam berbagai upacara pada masyarakat Jawa. Mulai acara perayaan kelahiran sampai pada peringatan hari kematian seseorang. Semuanya menggunakan tumpeng sebagai salah satu sarana utamanya. Bahkan dalam upacara-upacara yang bersifat komunal seperti garebeg juga menggunakan tumpeng sebagai alat utamanya. Jika melihat bentuknya yang khas, berupa kerucut meruncing ke atas, hal ini mengingatkan kita pada bentuk gunung. Berdasarkan berbagai sumber, asal mula bentuk tumpeng dari mitologi Hindu, Gunung dalam kepercayaan masyarakat Hindu dipercaya sebagai awal...