Tahukah arti “kebo edan”? Iya, kebo gila, edan, atau tak eling. Lantas mengapa sebuah pura dinamakan “kebo edan”, apa tidak ada nama yang lain? Biasanya penamaan sebuah tempat akan begitu memerhatikan aspek sejarahnya. Dinamai “kebo edan” karena diambil dari dua arca kerbau yang terdapat di sebelah kanan-kiri Arca Bhairawa yang berfungsi sebagai penjaga arca tersebut. Pura Kebo Edan merupakan peninggalan sejarah yang kental dengan aspek historis dan berasal dari sekitar abad ke-13 Masehi. Pendapat bahwa Pura Kebo Edan merupakan peninggalan sejarah abad ke-13 ditafsirkan dari masa penguasaan Bali sekitar tahun 1284 pada masa Raja Kertanegara. Akibat dari penguasaan Bali yang dilakukan Kertanegara tersebut maka ajaran Bhairawa tersebar sampai ke Bali. Ada beberapa arca yang menjadi peninggalan sejarah sangat penting yang berada di lingkungan Pura Kebo Edan ini. Arca-arca 1. Arca Bhairawa Siwa; apa yang te...
Arca Ganesa; masyarakat sering menyebutnya sebagai Betara Gana. Lingkungan Pura ini juga banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara baik yang melakukan penelitian maupun yang hanya ingin melihat-lihat benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Di tempat ini juga ditemukan kekunaan lain seperti Arca Raksasa dengan hiasan tengkorak serta beberapa buah arca lainnya bahkan ada yang sudah rusak. Sumber: http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/cobalah-berkunjung-ke-pura-kebo-edan/
Pura Pucaksari terletak di Desa peninjoan yang beriklim sejuk karena letaknya berada di ketinggian. Dari pura ini terlihat pemandangan khas Bali yakni Pantai Selatan Bali sejauh mata memandang. Ketika fajar keluar dari peraduannya, maka akan terlihat matahari terbit dari balik Gunung Agung yang dipercayai memiliki daya magis. Dari puncak bukit lihatlah betapa halaman rumah desa yang terpencar di lembah dan bukit melengkapi alam sekelilingnya, seolah-olah merupakan bagian dari semua ini. Memancarkan Air Empat Warna Pura Pucaksari seringkali dikunjungi oleh tokoh-tokoh supranatural untuk melakukan semedhi atau memohon kedigdayaan. Sementara oleh masyarakat sekitar pura ini dianggap sebagai kahyangan untuk memohon segala keberkahan dan kesejahteraan, meminta hasil panen yang baik, dan yang terpenting dan unik dikenal untuk melukat dengan empat mata air panas suci, yakni Toya Emas, Selaka, Tembaga, dan Besi. Pura Pucaksari diyakini begitu kua...
Pura Taman Ayun memiliki usia yang sudah sangat tua sekitar 400-an tahun (dibangun sekitar tahun 1634). Di setiap sudut Pura Taman Ayun tercermin nilai eksotika yang luhung menggambarkan si pembuatnya yang mengerti ihwal keindahan dan keserasian hidup. Lingkungan Taman Sebagaimana telah disebutkan bahwa lingkungan Pura Taman Ayun merupakan lingkungan kerajaan yang telah ada sejak tahun 1634. Lingkungan pura ini dikelilingi oleh kolam yang berisi bunga teratai. Lingkungan Taman Pura Ayun juga terbagi menjadi tiga halaman dan ditumbuhi oleh beberapa tumbuhan hijau dan rerumputan yang dielihara dengan rapi, juga dihiasai barisan maru, Paibon dan Padmasana Singgasana Sang Hyang Tri Murti. Tepat di seberang lingkungan pura ini terdapat sebuah museum yang dinamakan Museum Manusa Yadnya, yakni museum upacara kemanusiaan sejak manusia masih berada dalam kandungan sampai akhir hayat dan mayatnya dibakar (Ngaben). Demikian pula dikanan dan kiri pur...
Pura Goa Lawah merupakan sebuah pura yang terletak di Gua Kelelawar di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan. Bisa dipastikan bahwa ketika Anda hendak menuju ke Candikasi, maka akan melewati Pura Goa Lawah ini. Lokasinya sangat strategis karena terletak diantara Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Pura Goa Lawah sendiri merupakan sebuah kompleks pura yang lumayan luas dan berada di sisi kiri jalan jika Anda menuju ke Karangasem dan tepat di seberangnya adalah pantai yang memiliki pasir hitam. Pura Goa Lawah merupakan salah satu dari sembilan Pura Sad Khayangan. Bagian-bagian Pura Ketika Anda memasuki pura ini, maka akan langsung disambut oleh dua pohon beringin besar di sebuah kawasan taman yang cukup luas dan sangat terawat dengan baik. Kemudian masuk ke ruangan tengah, maka akan ditemukan tiga buah bale di tiga sudut kompleks. Bale atau bangunan terbuka yang tak memiliki atap, biasanya digunakan u...
Pura Batu Klotok ini termasuk dalam Pura Kahyangan Jagat yang terdapat di Bali. Pura ini kerap kali dijadikan sebagai tempat pemujaan Ida Bhatara Brahma atau Pesanggarahan Ida Betara Besakih. Pura ini juga oleh masyarakat setempat difungsikan sebagai tempat memohon keselamatan supaya tanah pertanian menjadi subur, makmur, gemah ripah lohjinawi. Apa menariknya Pura Batu Klotok? Selain tempatnya sakral, pura ini dikelilingi oleh panorama alam yang menakjubkan. Alam pesisir pantai yang begitu memesona dengan latar belakang pesawahan dan Gunung Agung yang tampak dari kejauhan menjadikan Pura Batu Klotok ini semakin lengkap dan sulit untuk tak masuk daftar kunjungan Anda ketika di Bali. Dari pura ini juga pengunjung dipastikan dapat melihat keindahan gugusan Pulau Nusa Penida yang terletak tak begitu jauh dari Batu klotok. Waktu yang paling ramai di pura ini adalah ketika datangnya bulan purnama dan menjelang Tahun Baru Saka dimana banyak Umat Hindu yang datang dengan tuju...
Alas Kedaton adalah tempat wisata yang cukup ternama di Pulau Bali yang memiliki ciri khas hutannya yang lebat dan asri, serta didiami berbagai macam satwa-satwa yang menggemaskan dan lucu, seperti kera dan kelelawar. Dengan luas lahan sekitar 6,5 hektar, Alas Kedaton dihuni oleh populasi keranya yang mencapai 1.800 ekor. Alas kedaton hingga kini sangat terjaga kelestariannya karena adat-istiadat penduduknya yang berpantang untuk menebang pohon sembarangan, apalagi jika sampai melakukan penggundulan hutan. Pura dalam Hutan Didalam hutannya ada sebuah pura yang dinamakan Pura Alas Kedaton. Pura ini dikelilingi oleh hutan yang lebat dengan aneka macam tetumbuhan dan hewan yang hidup didalamnya. Ketika wisatawan mengunjungi area tersebut, maka terlihat beberapa pemandu jalan bersiap untuk mengantar dan menjelaskan segala hal yang terdapat di Alas Kedaton. Ketika pengunjung baru beberapa meter saja memasuki area Alas Kedaton, dijamin akan banyak kera...
Musik daul Kombob merupakan salah satu iringan muasik dari Kabupaten Pamekasan, Madura , kita akan dibuat terkesima, tidak saja karena keindahan bunyinya yang rampak dan enerjik, tapi juga karena keunikan instrumennya yang dibuat dari barang-barang bekas. Misalnya, drum bekas, ban mobil bekas, kentongan kayu ( tok-tok ), serta bangkai truk yang hanya diambil kerangkannya. Namun demikian, kendati terbilang sederhana tapi musik perkusi ini sangat digemari masyarakat Pamekasan, juga daerah lainnya. Hampir bisa dipastikan, setiap dusun di Kabupaten Pamekasan memiliki kelompok Dual Kombo yang siap ditampilkan di berbagai event. Daul Kombo awalnya berasal dari musik patrol yang biasa dimainkan untuk membangunkan orang saur pada bulan Puasa. Namun dalam perkembangannya, musik yang semula dimainkan dengan menggunakan alat-alat kentongan bambu, botol air mineral, kaleng bekas dan lain-lain tersebut, kemudian digarap ulang menjadi sebuah ensambel perkusi yang lebih kreatif. C...
Dikisahkan dalam Lontar Usana Bali bahwa Tirta Empul atau Tirta Ri Air Hampul diciptakan oleh Bhatara Indra ketika ia sedang berperang dengan raja Mayanadenawa dari Bedahulu, raja tersebut diceritakan amat sakti dan memiliki kemampuan dapat menghilang. Karena kesaktiannya tersebut Mayanadenawa menganggap dirinya sebagai Tuhan, untuk alasan itulah kemudian Bhatara Indra memeranginya. Pada sebuah pertempuran yang terjadi di sebuah daerah, Mayanadenawa dan pasukannya terdesak, kemudian mereka berjalan dengan telapak kaki miring, maka dari itu, daerah tempat pertempuran tersebut kemudian dinamakan Tampaksiring. Dalam keadaan terdesak, Mayanadenawa menciptakan sebuah mata air beracun (Yeh Cetik) untuk menghancurkan pasukan Bhatara Indra. Ternyata taktiknya berhasil, karena kelelahan akibat berperang terus-menerus, akhirnya banyak pasukan Bhatara Indra yang meminum Yeh Cetik. Tak sedikit pasukan Bhatara Indra yang keracunan akibat meminum air beracun tersebut. Imbas dari taktik licik...