Bahan: 10 bh cabai merah 6 bh cabai rawit 5 bh bawang merah 2 siung bawang putih 1 sdt garam 1 sdt gula pasir 1 sdt terasi bakar 1 bh nanas mengkal ukuran kecil tapi masak, kupas, potong dadu 2 sdm minyak goreng Cara Membuat : 1. Tumis semua cabai, bawang merah, dan bawang putih sampai layu. 2. Ulek tumisan sampai halus. 2. Tambahkan garam, gula, dan terasi bakar, ulek lagi. 3. Masukkan nanas, aduk rata. Hidangkan dengan pelengkap. Alamat dan Kontak Penjual: Rumah Makan Aneka Sambal Jl. Dr. M. Hatta, Kemala Raja, Batu Raja Tim., Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan 32125 0815-3993-4000
Kuliner ini bisa dijumpai di Palembang, Sumatera Selatan dan daerah Jambi. Kue Gandus terbuat dari tepung beras, santan dan sagu. Cara pembuatan kue ini adalah dengan mencampurkan adonan tepung dengan bumbu bawang putih dan cabe lalu dicetak bulat. Untuk menambah rasa yang lezat, kuliner ini ditaburi ebi, ayam, daging giling dan abon ikan sebagai pelengkap Tempat yang menjual kue gandus ini terleak di Jl. Tanjung Rawo No. 21 Rt. 53 Bukit Lama Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Surat Ulu adalah aksara lama yang dikenal oleh masyarakat adat Rambang. Meski surat ulu sudah tidak lagi populer di masyarakat adat yang berdomisili di Prabumulih, tapi dusunlaman mencoba mendokumentasikannya dalam seri belajar surat ulu. Untuk lebih jelasnya bisa dibuka di rubrik ”indigenous knowledge”. Aksara surat ulu, memiliki 19 huruf. Teknik membacanya, berbeda dengan teknik membaca dalam aksara latin. Aksara latin bisa menggunakan satu huruf untuk menimbulkan bunyi pada kata yang dimulai dengan huruf vokal, a, i, u, e, dan o. Selain itu, haruslah menggunakan penggabungan dua huruf atau lebih untuk menimbulkan bunyi. Misalnya untuk menuliskan kata ”padi” menggunakan aksara latin, diperlukan empat huruf. Yakni: p, a, d, dan i. Sedangkan dengan menggunakan surat ulu hanya memerlukan dua huruf: ”pe” dan ”de”. Bagaimana kedua huruf ini bisa merangkai bunyi ”pa” dan bunyi ”di”, adalah dengan...
Alat musik ini terbuat dari bambu. Sejenis harpa mulut, lidah-lidah di bagian tengah berfungsi sebagai vibrator, sedangkan rongga mulut berperan sebagai resonator. Bentuk genggong ini seperti kipas yang belum dibuka. Genggong dimainkan secara tunggal untuk mengungkapkan perasaan saat dilanda kesedihan.
Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang dan tali. Alat musik seperti gendang berkepala ganda namun berbadan rendah, dimainkan sebagai pengiring lagu bernuansa Islam saat acara keagamaan, selain itu dimainkan untuk mengiringi tarian zapin.
Alat musik ini terbuat dari kuningan. Gong dapat dimainkan secara tunggal maupun berkelompok dengan alat musik lainnya. Dalam musik tradisional, gong berfungsi sebagai suara bass. Gong digunakan pula sebagai media pemberitahuan kepada khlayak ramai.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan tali senar. Alat musik gesek menyerupai biola Eropah. Instrumen ini memiliki empat dawai dan busur. Biola dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu upacara adat Melayu. Selain itu dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit binatang. Burdah sejenis rebana, tetapi berukuran lebih besar. Alat musik ini dimainkan sebagai pengiring lagu bernuansa Islam seperti barzanji saat acara keagamaan yang dapat dimainkan secara tunggal ataupun berkelompok. Burdah juga dimainkan untuk mengiringi acara lomba pencak silat.
Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang dan logam. Terbangan merupakan alat musik sejenis rebana yang pada bagian badannya dilengkapi dengan tiga lempeng logam. Lempengan tersebut dapat menambah variasi suara yang dihasilkan saat alat musik ini dipukul dan digerak-gerakkan. Terbangan dimainkan untuk mengiringi lagu bernuansa keagamaan.