Puncak Siontapina ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Adat yang disebut Kaombo dengan tujuan agar hutan yang berada di sekitar Puncak Siontapina tetap terpeliharan dan terjaga keasliannya. Sanksi adat menanti untuk mereka yang melanggar, yakni berupa denda atau menanam kembali pohon yang ditebang dengan beberapa pohon yang lain, bahkan ada sanksi berat untuk mereka yang tertangkap tangan melakukan pengrusakan hutan yaitu diasingkan ke daerah lain. Wasiat inilah yang masih terus dijalankan oleh para pengikutnya yang tersebar di Wasuamba, Labuandiri, Kamaru dan Lawele. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/
Berkunjung ke Buton, rasanya belum lengkap jika tidak menyaksikan ritual parika, yakni panen padi ladang yang merupakan warisan leluhur di Buton sejak dahulu kala. Dalam tradisi panen padi, penduduk akan bergotong royong membantu, dengan imbalan setiap mendapatkan 4 ikat padi, maka pemilik lahan akan mendapatkan 3 ikat, sedang penduduk mendapatkan 1 ikat. Penyebutan untuk 1 ikat padi disebut kakabe, dalam praktiknya ada yang dikenal dengan kakabe wasuamba dan kakabe ngkamaru. Setiap 2 kakabe yang disatukan disebut 1 kagaa. Setiap 2 kagaa disebut sekalima. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/
Batanda merupakan suatu tarian tradisional yang dimainkan oleh remaja putri. Kata batanda berasal dari Bahasa Wasuamba (rumpun Pancana) yang berarti memulai. Ketika batanda dimainkan, artinya sebuah tanda untuk dimulainya tarian ngibi yang diperankan laki-laki. Dalam tarian ini, pemain ngibi dalam hal ini laki-laki tidak diperkenankan untuk menyentuh wanita yang memainkan batanda, sebagai simbol penghormatan atas wanita yang banyak berperan dalam kehidupan. Gerakan tarian ngibi menyerupai gerakan ayam jantan yang hendak memikat betina. Tangan kiri memegang ujung kain sarung sedangkan tangan kanan diangkat keatas, sambil berputar 180 derajat kemudian berbalik lagi. Dewasa ini tarian ngibi banyak diminati oleh remaja. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/
Acara Kande Tompa ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Pekande-kandea yang di gelar lebih dahulu yaitu pada sore hari di tempat yang sama. Kande Tompa menurut masyarakat setempat adalah proses perkenalan muda-mudi. Dimana para gadis-gadis dari desa Tolandona menyiapkan talam berisi makanan, kemudian para pria datang dan disuapi oleh para gadis Setelah disuapi, maka para pria memberikan uang sebagai jasa dari suapan yang di berikan oleh para gadis. Untuk besarannya, sesuai kerelaan masing-masing. Acara Kande Tompa sudah di lakukan oleh masyarakat turun temurun. Acara ini dilaksanakan pada hari ke tujuh pasca lebaran idhul fitri. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/
Orang Buton sejak jaman dulu sudah mengenal pertanian. Rongi merupakan sebuah desa yang umurnya sudah sangat tua. Lokasinya terletak sekitar 30 km dari pusat Kota Baubau. Desa ini terkenal sejak zaman dulu sebagai desa tempat hidup petani-petani tradisional yang memiliki kemampuan pertahanan pangan yang baik. Kebiasaan turun-temurun warga desa ini menyimpan bahan pangan bahkan bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia yang bertanah paling subur di dunia, tapi tetap saja menjadi pengimpor beras. Karena kemarau yang panjang, kelaparan hebat pernah melanda seluruh wilayah kesultanan Buton. Seluruh daerah di pulau penghasil aspal ini kelaparan kecuali Rongi. Warga dari desa lain berdatangan ke desa itu untuk menukar barang yang mereka bawa dengan makanan simpanan warga Rongi. Karena kisah yang terus dikenang itu pulalah pemerintah setempat pernah mengganti namanya menjadi Desa Sandang Pangan. Tapi Rongi tetap saja jadi nama yang lebih populer sampai sekarang. Kemampua...
Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sagu diolah menjadi Sinonggi, makanan khas Suku Tolaki. Meski tampilannya hampir mirip dengan Papeda, cara menikmati Sinonggi sedikit berbeda. Sinonggi disantap dengan mencampurkan bubur sagu langsung dengan kuah ikan, sayur dan sambal dabu-dabu. Penikmat Sinonggi bisa melahapnya dengan sayur bening atau sayur santan. Ditambah pula dengan kuah ikan atau kuah daging yang dimasak tawooloho. Tawooloho berarti dimasak dengan daun belimbing asam. Nama sinonggi sendiri berasal dari kata Posonggi, yaitu bahasa Tokaki yang berarti alat mirip sumpit yang digunakan untuk mendulang sinonggi dari wadahnya. Untuk memindahkan sinonggi dari wadah ke dalam piring harus membuat buntalan sinonggi dengan menggunakan sumpit yang disediakan. Masyarakat Tolaki punya cara khas untuk menikmati sinonggi, yang disebut mosonggi, yaitu menyuap sinonggi dengan tangan, menyeruput kuah langsung dari piring atau mangkuk, sambil duduk di lantai. Tradisi mosonggi biasa d...
Masyarakat Tolaki punya cara khas untuk menikmati sinonggi, yang disebut mosonggi, yaitu menyuap sinonggi dengan tangan, menyeruput kuah langsung dari piring atau mangkuk, sambil duduk di lantai. Tradisi mosonggi biasa dilakukan pada saat makan bersama keluarga atau perayaan. Sumber: http://www.triptrus.com/news/menikmati-sagu-dari-barat-sampai-ke-timur
Tana wolio liwuto bau Bura satongka auwalina Iweitumo tana minaaku Lembokanaa moraaku Tula-tula morikana Kumalinguakamea Tabeana mancuana Bemo sau-saua Tula-tula morikana Kumalinguakamea Tabeana mancuana Bemo sau-saua Tana wolio lape-lapea Ingkita dadi mangura Source: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/lirik-lagu-daerah-sulawesi-tenggara.html
Diantara bentangan laut biru Terdapat desiran yang indah Bumi sulawesi tenggara dengan segala kekayaannya,,,,, Kini saatnya kita bersatu dalam barisan Mari semua bargandeng Tangan kita bangun kesejahtraan Masyarakatlah yang utama Menuju msa depan cemerlang kini saatnya kita kembangkan semua Potensi yang ada Tanah wolio terkenal aspalnya Wuteno muna cantik alamnya Tanah metongga berlimpah nikelnya Wonua konawe jadi lumbung beras Pulau hugo indah di wakatobi Bombana kaya dengan hasil laut Pesona budaya bumi kendari Kini saatnya kita berkarya untuk daerah kita Source: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/lirik-lagu-daerah-sulawesi-tenggara.html