Jenis sarung ini memiliki motif kotak kotak dengan warna dasar kuning yang di padukan dengan sedikit warna coklat dan putih, sarung ini sering di pakai oleh kaum laki laki. Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
sesuai dengan jenis namanya sarung ini memiliki motif kotak kotak dengan warna dasar merah muda yang dipadukan dengan sedikit warna putih dan biasanya dipakai oleh kaum laki laki Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
"Kampurui" adalah sejenis ikat kepala dari Buton yang dipakai pada saat acara kebudayaan dan keagamaan, kampurui dibuat dari kain batik, kain polos dan kain dua warna seperti merah dan kuning, hijau dan merah muda, dari kampurui juga menunjukkan strata seseorang Apakah dia Golongan "LALAKI"/ KAOMU (Bangsawan), golongan "Walaka" (Penasehat) dan golongan papara (rakyat) mempunyai bentuk berbeda" dan filosofi masing-masing bentuk yang dikenakan, bentuk kampurui / "Bewe" dalam bahasa buton tidak terdiri dari berbagai macam jenis dari beberapa golongan mempunyai peruntukkannya masing-masing apakah ia sedang memangku jabatan atau telah selesai, seperti "Bewe Poporoki"dan "Bewe Patawala" serta jenis" lainnya yang tersebar di daerah Ex kesultanan Buton yang terbagi 72 Kadie (Wilayah). Sumber: https://www.instagram.com/p/BVprQxeDkrB/
Banua tada merupakan rumah tempat tinggal suku Buton di Pulau Buton. Kata banua dalam bahasa setempat berarti rumah sedangkan kata tada berarti siku. Jadi, banua tada dapat diartikan sebagai rumah siku. Berdasarkan status sosial penghuninya, struktur bangunan rumah ini dibedakan menjadi tiga yaitu kamali, banua tada tare pata pale, dan banua tada tare talu pale. Kamali atau yang lebih dikenal dengan nama malige berarti mahligai atau istana, yaitu tempat tinggal raja atau sultan dan keluarganya. Sumber: http://tradisi-tradisional.blogspot.co.id/2015/09/kebudayaan-suku-buton.html
Kamali atau yang lebih dikenal dengan nama malige berarti mahligai atau istana, yaitu tempat tinggal raja atau sultan dan keluarganya. Rumah adat ini juga tahan gempa. Istana Sultan Buton (disebut Kamali atau Malige) meskipun didirikan hanya dengan saling mengait, tanpa tali pengikat ataupun paku, bangunan ini dapat berdiri dengan kokoh dan megah di atas sandi yang menjadi landasan dasarnya. Rumah adat Buton atau Buton merupakan bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Bangunannya terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya, tapi di lantai keempat sedikit lebih melebar. Seluruh bangunan tanpa memakai paku dalam pembuatannya, melainkan memakai pasak atau paku kayu. Tiang-tiang depan terdiri dari 5 buah yang berjajar ke belakang sampai delapan deret, hingga jumlah sel...
Tiang tengah menjulang ke atas dan merupakan tiang utama disebut Tutumbu yang artinya tumbuh terus. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu wala da semuanya bersegi empat. Untuk rumah rakyat biasa, tiangnya berbentuk bulat. Biasanya tiang-tiang ini puncaknya terpotong. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/2009/08/rumah-adat-buton-maligekamali.html
Ukiran naga merupakan lambang kebesaran kerajaan Buton. Naga dikenal sebagai binatang yang sakti serta cerdas. Ini melambangkan kerajaan Buton yang pernah berkuasa dan juga memiliki kecerdasan seperti naga. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/2009/08/rumah-adat-buton-maligekamali.html http://titiw.com/2014/10/30/makna-naga-dan-nanas-kota-bau-bau/
Sedangkan ukiran buah nenas, dalam tangkai nenas itu hanya tumbuh sebuah nenas saja, melambangkan bahwa hanya ada satu Sultan di dalam kerajaan Buton. Buah nanas dapat tumbuh di mana saja. Apakah itu di daerah berpasir, berbatu, ataupun dalam iklim yang bagaimanapun. Ini menyimbolkan masyarakat Buton dapat beradaptasi di mana saja. Nanas juga punya daun berduri yang berarti Buton punya kekuasaan yang tak dapat sembarangan diganggu. Meski demikian, nanas memiliki daging buah yang manis dan segar, pertanda bahwa orang-orang Buton walau punya kekuasaan, namun baik hatinya. Sumber: http://titiw.com/2014/10/30/makna-naga-dan-nanas-kota-bau-bau/ http://greatbuton.blogspot.co.id/2009/08/rumah-adat-buton-maligekamali.html
Bunga nenas bermahkota, berarti bahwa yang berhak untuk dipayungi dengan payung kerajaan hanya Sultan Buton saja. Nenas merupakan buah berbiji, tetapi bibit nenas tidak tumbuh dari bibit itu, melainkan dari rumpunya timbul tunas baru. ini berarti bahwa kesultanan Buton bukan sebagai pusaka anak beranak yang dapat diwariskan kepada anaknya sendiri. Falsafah nenas in dilambangakan sebagai kesultanan Buton, dan Malige Buton mirip rongga manusia. Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/2009/08/rumah-adat-buton-maligekamali.html