Rumah Adat Lobo Rumah tradisional Lobo merupakan rumah adat khas Kulawi, Sulawesi Tengah. Rumah adat ini berfungsi sebagai balai rapat tetua adat, sidang adat, upacara, perayaan panen, dan rapat penentuan kapan membuka ladang. Lobo juga berfungsi sebagai rumah singgah jika ada warga desa lain yang kemalaman di Porelea, bisa bermalam di Lobo. Satu desa punya satu Lobo. Lobo difungsikan sebagai pengadilan bagi masyarakat di daerah Kulawi. Jika sedang difungsikan sebagai pengadilan, si pesakitan duduk di tengah, dan tetua adat melingkar di tepi. Uniknya, jika yang disidang perempuan, maka penyidangnya adalah Tinangata, yakni lembaga perempuan adat. Pertimbangannya, agar dewan adat dapat terbuka bertanya, terdakwa pun tanpa sungkan menjawab. https://www.silontong.com/2018/08/04/rumah-adat-sulawesi-tengah/
Pasatimpo, Sulawesi Tengah Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Pasatimpo. Pasatimpo merupakan senjata sejenis pedang dengan bentuk hulu bengkok ke bawah dan sarungnya di beri tali. Dahulunya, senjata pasatimpo berfungsi sebagai alat untuk memotong hewan, untuk melindungi, atau untuk mencari kayu bakar. Namun sekarang pasatimpo berfungsi sebagai pajangan atau sebagai pelengkap pakaian adat Sulawesi Tengah. Selain pasatimpo, masyarakat Sulawesi Tengah juga mempunyai senjata yang lainnya. Senjata senjata tersebut adalah : tombak anjae atau surampa (merupakan tombak yang berbentuk trisula), parang (merupakan senjata yang biasa di gunakan untuk berladang, bertani, maupun untuk berperang), pisau, dan sumpit. https://moondoggiesmusic.com/senjata-tradisional/
Sumber : Dok Jajanan Sulawesi Tengah Makanan khas Palu yang satu ini dibuat dari jagung muda. Nama lain dari milu siram adalah binte biluhuta atau sup jagung. Makanan khas Palu binte berisikan beberapa campuran bahan makanan diantaranya jagung, ikan dan udang. Cita rasa makanan ini campuran antara rasa manis, pedas, dan asin. Seiring perkembangan jaman, milu siram saat ini sudah dimodifikasi dengan beberapa varian rasa. Selain enak, makanan ini juga mempunyai manfaat menghancurkan kolesterol jahat yang ada ditubuh anda. Sumber : http://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-palu/
Ganda atau juga disebut dengan nama “Kanda” adalah alat musik tradisional Sulawesi. Alat musik ini merupakan jenis jenis alat musik pukul seperti gendang namun berukuran lebih kecil dan lebih ramping dibanding dengan Gendang Jawa. Ganda ini juga memiliki bunyi yang hampir sama dengan gendang kecil yang berasal dari provinsi lainnya. Cara memainkannya cukup dengan memukul bagian kulit di ujung kayunya saja. sumber : https://ilmuseni.com/seni-budaya/alat-musik-tradisional-sulawesi-tengah
Geso-geso terbuat dari kayu dan tempurung kelapa yang diberi dawai. Cara membunyikannnya adalah dengan menggesek dawai dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu dan tali sehingga menimbulkan suara khas. Alat ini mengeluarkan nada sesuai dengan tekanan jari si pemain pada dawai. sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/alat-musik-tradisional-sulawesi-tengah
Gimba atau gendang berbentuk bulat dan panjang, alat musik ini terbuat dari kayu, kulit Anoa atau kulit sapi atau kulit kerbau dan rotan. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi tari-tarian pada upacara Balia, dan juga sering digunakan untuk pertandingan atau latihan pencak silat. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan, ada pula yang dipukul menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu atau rotan. Kedua tangan yang memukul Gimba saling berbalasan dan bervariasi sehingga menimbulkan suara yang berirama sesuai gerakan tarian. sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/alat-musik-tradisional-sulawesi-tengah
Paree adalah Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu berfungsi sebagai alat hiburan diwaktu senggang dan dapat pula digunakan sebagai alat perkenalan atau pergaulan antar anggota kelompok masyarakat. Alat musik ini biasanya berwarna kecoklatan sesuai dengan warna bambu yang sudah kering. Alat musik ini terbuat dari bahan buluh tui dan rotan. Alat ini dapat dimainkan dengan cara berdiri maupun duduk. Paree dimainkan dengan cara dipukul-pukulkan pada telapak tangan kanan ataupun kiri. sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/alat-musik-tradisional-sulawesi-tengah
Galara adalah orang yang pertama memelihara manusia yang bernama Intondari, sewaktu Galara pergi dari kampung Vobo menuju Korue. Ketika dalam perjalanan tiba-tiba ada suara didengarnya, bertanya kepadanya. "Siapakah ini? "Jawab Galara, "Saya ini Galara."" "Ambillah saya ini." Demikian suara itu sedang orangnya tidak kelihatan. "Kalau mengambil saya, ambillah lima ruas bambu, bambu yang kuning." Kemudian diambilnyalah oleh Galara. Lalu suara itu berkata lagi, "Ambillah lima ruas, di bawah diambil dua ruas di tengahnya satu ruas, diatasnya dua ruas juga, kemudian barulah; saya diambil." Sesudah diambil bambu itu oleh Galara dibawanyalah berjalan. Tiba di suatu tempat malam pun telah hampir siang. Ketika itu berkatalah suara dari bambu kuning itu; "Bawalah saya pulang." Maka dibawa pulanglah ia. Ketika mereka datang di rumah Kampung voba, maka direndamlah bambu tersebut; dan ditempatkan ditempat yang baik. Lalu bambu kuning itu dipindahkan tempatnya ke sebuah tempat...
Dopalak ditarikan oleh 7 orang penari wanita, seorang diantaranya berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Tari Dopalak mengambarkan bagaiman ketujuh orang tersbut dating membawa dulang, setelah itu palima maju terlebih dahulu untuk menyelidiki tempat yang mengandung emas, kemudian diikuti oleh yang lain. Kemudian mereka semua mulai mengambil pasir yang bercampur emas, selanjutnya pekerjaan mendulang dimulai, menggunakan selendang sebagai penyaring, emas yang diperoleh dimasukkan ke dalam dulang selanjutnya mereka pulang. Iringan music tari Dopalak adalah seperangkat kakula, pertunjukkan ini dilakukan kurang lebih 7 menit. sumber :http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-tari-tradisional-sulawesi-tengah.html