Tari tradisional Bima yang diciptakan Sultan Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1673 setelah mendapatkan inspirasi sejarah masuknya Islam ke Bima. Kanja berarti tantang, karena dalam tarian ini ada gambaran pertarungan dua orang panglima yang tangguh. Sumber: mbojonet.blogspot.com/2012/05/jenis-tarian-bima-dana-mbojo.html
Tari tradisional Bima diawali dengan sebuah lagu berbahasa Makassar yang bernama Karaengta. Penarinya anak kecil berusia sekitar 10 tahun, tidak memakai baju, kecuali hiasan yang dalam bahasa Bima disebut Kawari atau dokoh. Tari hiburan ini merupakan dasar untuk mempelajari tarian kerajaan Bima yang lain. Sumber: http://mbojonet.blogspot.com/2012/05/jenis-tarian-bima-dana-mbojo.html
Tari tradisional Bima yang dahulu dipertunjukkan dalam sidang eksekutif dan upacara Ndiha Molu (Maulid Nabi). Tari ini terakhir dipertunjukkan pada tahun 1963 dalam perkawinan keluarga raja, dan sekarang telah dihidupkan kembali. Sumber: http://mbojonet.blogspot.com/2012/05/jenis-tarian-bima-dana-mbojo.html
Umumnya, warga Sasak menganut agama Islam. Sehingga, ada tradisi agama Islam yang juga dilakukan oleh warga Sasak. Pertama kali yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia adalah memukul beduk dengan irama pukulan panjang agar masyarakat sekitar tahu ada yang meninggal. Tradisi ini disebut juga nepong tanaq atau nuyusur tanaq. Kemudian, masyarakat pun berdatangan baik dari desa tersebut maupun dari desa lainnya jika masih punya hubungan saudara atau pertemanan dengan almarhum. Kedatangan masyarakat tersebut disebut langgar (melayat). Dengan tujuan untuk menghibur mereka yang berduka cita. Biasanya, mereka juga membawa beras seadanya untuk memantu meringankan beban keluarga yang terkena musibah. Sumber: https://www.pegipegi.com/jelajahi-indonesiamu/nusa-tenggara/3-tradisi-suku-sasak-di-lombok-saat-kerabat-meninggal
Sebelum dilakukan betukaq (penguburan), ada beberapa persiapan yang dilakukan, yaitu: 1. Setelah seseorang dinyatakan meninggal, orang tersebut dihadapkan ke kiblat. Di ruangan tempat orang yang meninggal dibakar kemenyan dan dipasangi langit-langit (bebaq) dengan menggunakan kain putih (selempuri) dan kain tersebut baru boleh dibuka setelah hari kesembilan meninggalnya orang tersebut. Setelah dibungkus, jenazah disholatkan di rumah oleh keluarganya sebagai sholat pelepasan, lalu dibawa ke masjid atau musala. 2. Pada hari tersebut (jelo mate) diadakan unjuran sebagai penyusuran bumi (penghormatan bagi yang meninggal dan akan dimasukkan ke dlaam kubur). Untuk itu perlu penyembelihan hewan sebagai tumbal. 3. Nelungdan mituq, yaitu upacara yang dilakukan keluarga untuk doa dan keselamatan arwah yang meninggal dengan harapan dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Es. Juga dilakukan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Selanjutnya ada upacara nyiqaq dan beg...
Bahan-bahan 2 bh terong 4 bh cabe keriting 4 bh cabe kecil 2 ruas kencur 1/2 blok terasi Abc Garam 1 bh jeruk limau uk. kecil 1 sdm minyak panas 2 siung bawang putih Langkah Cuci bersih terong lalu potong sesuai selera. Rebus di air mendidih hingga matang lalu suit Siapkan semua...
Bahan-bahan 500 gr dada ayam 4 bh tomat uk. Kecil buang biji 20 bh cabe kecil 4 bh cabe besar (skip, karena lagi kosong) 7 siung bawang merah 4 siung bawang putih 1/2 blok terasi Abc Kaldu bubuk Gula pasir secukupnya Garam 3 bh jeruk sambal /purut 2 bh serai geprak Langkah Bersihkan ayam lalu tiriskan sambil menun...
Mbolo Weki merupakan ritual atau acara adat yang menjadi ciri khas dari suku Bima. Sebelum mengenal lebih jauh apa itu Mbolo Weki. Mari kita sedikit mengenal "Bima" sebagai suku, dimana Mbolo Weki itu berasal. Bima (dalam konteks ini) dapat merujuk pada dua hal. Yaitu; nama suku, dan nama kabupaten yang berada di Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat). Suku Bima secara dominan, utamanya menempati dua kabupaten di NTB, yaitu Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sebagai contoh, dimisalkan dalam sebuah dialog berikut, yang diawali dengan pertanyaan; "aslinya mana?". Lalu dijawab; "aslinya Bima". Maka dapat diartikan bahwa orang tersebut berasal dari Suku Bima. Namun, tidak serta-merta mengartikan orang tersebut berasal dari Kabupaten Bima. Maka, tanyalah lagi; "Bima-nya mana?". Jawabannya bisa saja seperti ini; "Bima-nya Kota Bima" atau "Bima-nya Kota Dompu". Contoh lain yang serupa adalah; A: "Aslinya mana?" B: "Aslinya Jawa" A: "oawalaaahhh, Jawa-nya mana...
Tradisi Khatam Al-qur an atau dalam bahasa Bima "Khata Karo a" sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Biasanya tradisi ini dilakukan bersamaan dengan acara Khitanan atau dalam bahasa Bima di sebut "Suna Ra Ndoso" dan sangat berbangga orang tua saat acara untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa anak-anak ini akan menjaga kelakukan mereka, karena sudah dikenal sebagai anak-anak yang telah tamat membaca Alquran. Saat acara Suna Ra Ndoso di mulai awal acara dibuka dengan pembacaan Al-qur an oleh yang khatam, biasa yang khatam Al-Qur an berumur 9 hingga 10 tahun dimana mereka sudah mengaji dari umur 7 tahun. Khatam Karo a dilakukan secara meriah dan banyak hadiah yang di dapat oleh anak tersebut supaya memotivasi anak-anak yang lain untuk mau belajar mengaji Al-Qur an. Acara tradisi khatam Al-qur`an ini biasanya dilakukan sejak siang hari sekitar pukul satu, dan ada juga yang dengan arak-arakan atau pawai dengan di selingi oleh pukulan rebana dan hadrah. Menggunakan pakaian...