Berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta tak akan lengkap jika tidak menelusuri jejak sejarah di Museum Keraton Surakarta Hadiningrat atau Museum Suaka Budaya. Dalam museum ini para pengunjung dapat menyaksikan benda-benda peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta dan beberapa fragmen candi yang ditemukan di Jawa Tengah. Museum Karaton Kasunanan Surakarta ini terdiri dari beberapa bangunan yang tiap-tiap bangunan sudah di atur ruangnya untuk memuat hasil kriya Karaton Surakarta. Adapun ruang-ruang dan seni kriya yang terdapat di dalamnya adalah sebagai berikut : a. Ruang I Museum Keraton Kasunanan Surakarta berisi gambar-gambar dan ukir-ukiran sebagai berikut : Gambar Ingkang Sinuhun Paku Buwana VII (1830-1858), Paku Buwana VII (1858-1861), Paku Buwana X dalam sebuah pigura yang besar. Gambar Paku Buwana X berdiri dengan mengenakan busana kebesaran. Dua buah gambar Kangjeng Ratu Emas, permaisuri Paku Buwana X. Beberapa kur...
Luas Museum Ranggawarsito mencapai 8.438 meter persegi, terdiri dari pendapa, gedung pertemuan, gedung pameran tetap, perpustakaan, laboratorium, perkantoran, gedung deposit koleksi, dan berdiri di atas lahan seluas dua hektar lebih. Sebagai museum provinsi terbesar dengan didukung kekayaan lebih dari 50.000 koleksi, Museum Jawa Tengah Ronggowarsito dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung. Fasilitas tersebut antara lain 4 gedung pameran tetap, masing-masing terdiri dari 2 lantai; dan satu ruang koleksi emas. Sembilan ruang pameran/galeri Museum Jawa Tengah Ronggowarsito sebagai berikut: 1. Gedung A: Galeri Geologi (Lantai I) Gunungan Blumbangan: tradisi Gunung Blumbangan dirancang oleh Raden Patah pada abad ke-15. Gunungan menggambarkan alam semesta, manusia, dan lingkungannya. Lukisan Alam Semesta Koleksi Kosmologika: berupa lukisan-lukisan galaksi, proses terbentuknya planet, atmosfer Bumi; se...
Tari Lengger Topeng, atau juga disebut Topeng Lengger, adalah kesenian khas dataran tinggi Dieng. tarian rakyat ini berkembang juga tak luput dari pengaruh kesenian banyumasan serta jawa sekitarnya. Tarian ini memiliki keunikan karena tarianya memawakan kisah-kisah, dari percintaan sampai kisah antara anak dan ibu bahkan kisah perkelahian. tarian rakyat ini biasanya ditampilkan saat ada hajatan seperti Pernikahan, Sunatan, maupun acara Ruatan Rambut Gimbal anak bajang Dieng. Kesenian ini memiliki fungsi awal sebagai penghormatan kepada dewi sri atau dewi kesuburan yang dipercayai oleh masyarakat Dieng sebagai penyubur perkebunan kentang masyarakat. tak hal nya karena Dieng juga merupakan wilayah peradaban Hindu tertua dan terbesar pada masanya, yang semua gerak dan turunya juga kembali pada penghormatan untuk Dewa dan Dewi yang menjaga tanah Dieng.
LELAGON CAMPURSASI Karya.Ki Narto Sabdo Jawa Tengah *** Sore sore ning latar akeh kancane... podo mrene... rame rame tetembangan sak karepe Konco..ayo konco (Ayo Co) Konco seng Prayetno... Ojo do sembrono... kene mubeng deso... lamon koe e e seng mara marai kene mlebu toko merek simplek teko nopo... minggir mas.... minggir mlipir mas... mlipir.. Lihatlah aku menari... Tari gembira Loka..... E.......ee Tape ketan (Tape Ketan) Tape Joli...... Ooo...ye.... E.....ee Tape Ketan (Tape Ketan) Tape Joli.....Ooo....ye.... Kene Nyawang Motorku.... bib...bib.... bib...bib...
Tari Blambangan Cakil Yang pertama adalah Tari Blambangan Cakil yaitu tarian yang diadopsi dari cerita pewayangan. Pesan dari budaya Hindu sangat kental pada tarian ini. Hal in terbukti dengan adegan yang disadur sebagai tarian adalah “Perang Kembang” dimana para ksatria dan raksasa saling berperang yang meggambarkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan. Tokoh ksatria, pada umumnya mengambil tokoh Arjuna sebagai pahlawan kebaikan dan Tokoh Raksasa, Cakil menggambarkan kejahatan dengan gestur tari kasar dan beringas. Pesan moral dari Tari Blambangan Cakil ini adalah bahwa kejahatan akan selalu dikalahkan oleh kebaikan, sekuat apapun kejahatan itu berkuasa. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-tradisional-daerah-jawa-tengah/
Tari Gambyong Yang kedua adalah Tari Gambyong berasal dari Surakarta Jawa Tengah dan merupakan tari perpaduan dari tari kraton dan tari rakyat. Berdasarkan sejarah, nama Gambyong diambil dari nama pencipta tarian ini, seorang Waranggana atau wanita yang ahli menari yakni “Mas Ajeng Gambyong”. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-tradisional-daerah-jawa-tengah/
Tari Sintren Kemudian adalah Tari Sintren yang berkembang di pesisir Pantau Utara Jawa yang meliputi pesisir utara Jawa Tengah hingga pesisir utara Jawa Barat seperti Majalengka, Indramayu, Berebes, Pemalang, Cirebon, Banyumas, dan Pekalongan. Tarian Sintren adalah salah satu tarian misterius yang dikaitkan dengan kerasukan arwah dan masih berkembang hingga saat ini. Saat pementasan, penari Sintren selalu menggunakan kacamata hitam. Muncul keyakinan di masyarakat bahwa saat menari bola mata penari Sintren menjadi putih dan demi estetika digunakanlah kacamata hitam untuk menutup mata penari tersebut agar tidak menakut nakuti penonton. Pementasan Tarian Sintren diiringi oleh seperangkat alat musik tradisional Indonesia yang bernama Gamelan. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-tradisional-daerah-jawa-tengah/
Tari Jlantur Yang ini adalah Tari Jlantur berasal dari daerah Boyolali provinsi Jawa Tengah. Tari ini dimainkan oleh sekitar 40-an penari pria. Ada pun properti yang digunakan dalam pementasan berupa kuda tiruan, dan ikat kepala pada setiap penari. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-tradisional-daerah-jawa-tengah/
Tari Prawiroguno Tari Prawiroguno yang berasal dari Jawa Tengah ini menggambarkan situasi kondisi peperangan di masa penjajahan. Aksi dan gerakan tari Prawiroguno sangat dinamis dengan penari yang berpakaian layaknya tengah dalam perang lengkap dengan properti alat perang tradisional seperti Tameng atau Tombak. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-tradisional-daerah-jawa-tengah/