Seni Gembyung merupakan salah satu kesenian peninggalan para wali di Cirebon. Seni ini merupakan pengembangan dari kesenian Terbang yang hidup di lingkungan pesantren. Konon seperti halnya kesenian terbang, gembyung digunakan oleh para wali yang dalam hal ini Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga sebagai media untuk menyebarkan agama Islam di Cirebon. Kesenian Gembyung ini biasa dipertunjukkan pada upacara-upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid Nabi, Rajaban dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah. Untuk pastinya kapan kesenian ini mulai berkembang di Cirebon tak ada yang tahu pasti. Yang jelas kesenian Gembyung muncul di daerah Cirebon setelah kesenian terbang hidup cukup lama di daerah tersebut.Gembyung merupakan jenis musik ensambel yang di dominasi oleh alat musik yang disebut waditra. Meskipun demikian, di lapangan ditemukan beberapa kesenian Gembyung yang tidak menggunakan waditra tarompet Setelah berkembang menjadi Gembyung, tidak hanya eksis...
Pupuh pertama Dangdanggula, 13 Bait. Pupuh ini diawali oleh kalimat Bismillahi ya rakhman nirakhim. Pupuh ini menceritakan lolosnya Walangsungsang—putra Prabu Siliwangi—yang berkeinginan mencari agama Nabi Muhammad. Walangsungsang –yang juga putra mahkota Kerajaan Pajajaran—berkeinginan untuk berguru agama Nabi Muhammad. Lalu, ia mengutarakan maksudnya kepada ayahandanya, Prabu Siliwngi. Namun, Prabu Siliwangi melarang bahkan mengusir Walangsungsang dari istana. Pada suatu malam, Walangsungsang melarikan diri meninggalkan istana Pakuan Pajajaran. Ia menuruti panggilan mimpi untuk berguru agama nabi (islam)kepada Syekh Nurjati, seorang pertapa asal Mekah di bukit Amparan Jati cirebon. Dalam perjalanan mencari Syekh Nurjati, Walangsungsang bertemu dengan seorang pendeta Budha bernama Sang Danuwarsi. Pupuh Kedua Kinanti, 24 bait. Pupuh ini menceritakan perjalanan Rarasantang –adik Walangsungsang yang juga berkeinginan untuk mempelajari agam...
ARIMBA Wayang Kulit Sunda Arimba adalah raja Pringgadani,berwujud raksasa yg sangat mengerikan.Ketika Pandawa diasingkan dan mengembara sampai kedekat hutan Pringgadani,prabu Arimba memerintahkan adiknya dewi Arimbi untuk mengusirnya.Akan tetapi setelah melihat Bima,Arimbi malah jatuh cinta dan ter-gila2 kepadanya.Mengetahui hal itu,Arimba marah dan langsung menyerang bima dan dalam peperangan itu akhirnya Arimba mati.Kemudian dewi Kunti meminta Bima menjadikan Arimbi sebagai istrinya yg kelak dikemudian hari melahirkan seorang ksatria terkenal bernama Gatotkaca
Setiap tanggal 27 Rajab, memperingati Isra' Mi'raj Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Keraton Kacirebonan Cirebon rutin melakukan tradisi rajaban. Bagian dari kegiatan rajaban ini, Macaan Kitab Rajab Bab Isra Mi'raj adalah tradisi yang masih tetap dilakukan tiap tahunnya di Bangsal Prabayaksa Keraton Kacirebonan. kitab yang dibaca ditulis tangan beraksara arab pegon dan berbahasa cirebon. Tradisi ini dihadiri oleh masyarakat umum, siapa pun boleh hadir. Pada 2013, kami sempat menghadiri tradisi ini berikut petikan videonya http://www.youtube.com/watch?v=taFommpRmyA http://www.youtube.com/watch?v=BHjdLw4zkl8 http://www.youtube.com/watch?v=4xi1P4eZ9no http://www.youtube.com/watch?v=Ruy0neZ1LEU
UPACARA ADAT BUDAYA SUNDA (NUSANTARA - SABUANA) "NGERTAKEUN BUMI LAMBA" -mapag sasih kapitu suryakala- Ngertakeun bumi lamba, artinya Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam, seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur sejak dulu. Upacara Ngertakeun Bumi Lamba adalah upacara untuk menjalankan pesan kasepuhan (orangtua adat) dari Kanekes, yang menitipkan 3 (tiga) Gunung, sebagai Pakualam (harus diperlakukan sebagai tempat suci yang penting bagi warga adat yang mengakui dirinya Urang Bandung), yaitu Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Wayang dan Gunung Gede sebagai tempat 'Kabuyutan' (sumber air, makanan atau juga leluhur). Inti upacar...
Manuk Dadali Mesatngapungluhur jauh di awang awang⨠Meberkeunjanjangna bangun taya karingrang⨠Kukuna ranggaos reujeungpamatukna ngeluk⨠Ngepak mega bari hiberna tarik nyuruwuk â¨Saha anu bisa nyusul kana tandangna⨠gadangjeungpartentang taya badingan nana⨠Dipikagimir dipikaserab ku sasama⨠Taya karempan ka sieun leber wawanenna⨠Manuk dadali manuk panggagahna â¨Perlambang sakti Indonesia jaya⨠Manuk dadali pang kakoncarana⨠Resep ngahiji rukun sakabehna â¨Hirup sauyunan tara pahirihiri⨠Silih pikanyaah teu inggis bela pati⨠Manuk dadali gadung siloka sinatria â¨Keur sukamna bangsa di nagara Indonesia
Tokecang tokecang bala gendir tosblong Angeun kacang sapependil kosong Aya listrik di masigit meuni caang katingalna Aya istri jangkung alit karangan dina pipina Tokecang tokecang bala gendir tosblong Angeun kacang angeun kacang sapependil kosong
Dengkleung dengdek buah kopi raranggeuyan Keun anu dewek ulah pati di heureuyan Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten Plos ka kolong bapak satar buleneng Kleung dengdek buah kopi rarang geuyan Keun anu dewek ulah pati di heureuyan Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten Plos ka kolong bapa satar buleneng
Bubuy bulan-bubuy bulan sangrai bentang panon poe-panon poe disasate unggal bulan-unggal bulan abdi teang unggal poe-unggal poe oge hade situ ciburuy laukna hese dipancing nyeredet hate ningali ngeplak caina tuh, itu saha nu ngalangkung unggal enjing nyeredet hate ningali sorot socana unggal bulan-unggal bulan abdi teang unggal poe-unggal poe oge hade situ ciburuy laukna hese dipancing nyeredet hate ningali ngeplak caina tuh, itu saha nu ngalangkung unggal enjing nyeredet hate ningali sorot socana