Gerebeg Selarong adalah agenda budaya rutin yang diselenggarakan oleh warga desa Guwosari, Pajangan, Bantul. Kegiatan budaya ini dilaksanakan setiap bulan Oktober untuk memeperingati Hari Jadi Desa Guwosari. Selain itu juga bertujuan untuk mengenalkan Destinasi Wisata Goa Selarong. Agenda budaya ini biasanya dimeriahkan dengan kirab barisan prajurid (bregada), gunungan, ingkung hingga ornamen unik. Juga dimeriahkan dengan kesenian yang ada di wilayah Desa Guwosari. Kirab Grebeg Selarong dimulai dari Balai Desa Guwosari menuju arah halaman parkiran Goa Selarong. Jarak tempuh yang harus dilalui peserta kirab kira-kira 3 kilometer. Acara Gerebeg Selarong Bantul ditutup dengan berebut gunungan yang dibawa oleh peserta kirab setelah didoakan terlebih dahulu. Masyarakat yang hadir langsung berebut gunungan yang ada dihadapapan mereka.
Upacara Melasti“ biasanya dilaksanakan pada Hari Minggu terakhir sebelum Hari Raya Nyepi di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Kretek. Ritual ini dilakukan untuk memupuk keharmonisan hubungan antar sesama dan dengan alam, menumbuhkan sikap mawas diri, dan meningkatkan pengamalan dharma agama dan Negara.
Upacara ini biasanya dilaksanakan pada Jumat atau Selasa Kliwon bulan Sura di kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri. Diawali dengan doa bersama oleh para juru kunci dilanjutkan dengan menguras / membersihkan enceh ( tempayan ) yang airnya biasanya dinikmati atau dibawa pulang oleh para pengunjung. Tempayan yang dibersihkan berjumlah 4 yaitu Nyai Danumurti, Kyai Danumaya, Kyai Mendung, dan Nyai Siyem.
Upacara adat Merti Bumi Nyadran Sumber Air Air Tuk Suracala“ ini biasanya dilaksanakan pada Rabu Kliwon mangsa kapat (Kalender Jawa) setiap tahunnya di Surocolo, Seloharjo, Pundong Bantul. Tujuannya adalah ungkapan terimakasih atas rejeki dan keselamatan yang diterima selama ini. Dimeriahkan dengan kirab dan pentas seni.
Untuk menolak penyakit / marabahaya dan untuk mensyukuri rejeki yang telah diterimanya, masyarakat Wonokromo, Plered, Bantul melaksanakan Upacara Adat Tradisi Rebo Pungkasan pada hari Selasa malam Rabu terakhir bulan Sapar. Masyarakat mengarak lemper raksasa dan jodhang dari masjid Al Huda menuju balai desa Wonokromo. Sesampai di balai desa, dilanjutkan dengan doa bersama. Acara dilanjutkan dengan pemotongan lemper raksasa dan perebutan lemper dan jodang hasil bumi.
Setiap tanggal 15 Sura dilaksanakan Upacara Adat Tradisi Labuhan Hondodento dengan prosesi dari Joglo Parangkusumo menuju Pantai Parangkusumo. Dalam ritual ini masyarakat mengagungkan nama Hyang Ilahi dan memohon rahmat karunia serta perlindunganNya, agar mereka mendapat kesejahteraan lahir dan batin.
Masyarakat Krebet mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas rejeki yang telah diterima, memohon untuk dijauhkan dari mara bahaya, dan rejeki untuk waktu yang akan datang, melalui Upacara Adat Tradisi Merti Dusun Krebet. Agenda ini biasanya dilaksanakan pada Bulan Jumadil akhir Kalerder Islam pada hari Sabtu legi.
Kirab Budaya Imogiri dilaksanakan dari Terminal Imogiri menuju Terminal Pajimatan. Agenda ini berupa pengarakan (gayung) untuk Upacara Nguras Enceh pada hari berikutnya. Kirab budaya ini diikuti berbagai kelompok seni-budaya. Dalam perjalanannya rombongan akan mampir di Kabupaten Juru Kunci Kraton Kasunanan Surakarta dan Kabupaten Puralaya Kasultanan Ngayogyakarta Kirab ini akan dilaksanakan pada hari Kamis atau Senin Wage pada bulan Sura.
Beksan Kuda Gadhingan merupakan Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono V (1823-1855). Diciptakan pada 29 September 1847, beksan ini terinspirasi dari karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, seperti Beksan Lawung, Guntur Segoro, dan Tugu Waseso . Beksan Kuda Gadhingan merupakan salah satu karya unggulan Sri Sultan Hamengku Buwono V selain Srimpi Renggawati. Berikut ini sepenggal bait dari kandha (narasi) yang dibawakan sebagai pembuka beksan dan menggambarkan awal mula penciptaan Beksan Kuda Gadhingan. Punika pemut amemukti kala awit sinerat Kagengan Dalem Serat Kandha, Klangenan Dalem Beksan Kuda Gadhingan, Yasan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana, Senapati Ing Ngalaga, Ngabdurahman Sayidin Panatagama Kalipatullah ingkang kaping V, saha kumendur sangking bintang leyo Nendrelan, ingkang angrenggani kadhaton nagari ing Ngayugyakarta Hadiningrat, marengi ing dinten Rebo Kliwon wanci jam 11. Tanggal kaping 18 wulan sawal taun Dal 1775, mongsa kasa lambang l...