Suling Balawung merupakan alat musik tradisional tiup yang asalnya dari Kalimantan Tengah. Terbuat dari bahan utama bambu yang memiliki ukuran kecil, memiliki 5 lubang di bagian bawah dan juga satu lubang pada bagian atas. Suling Balawung pada umumnya sering dimainkan oleh para kaum wanita dari Suku Dayak yang bertempat tinggal di sepanjang sungai Katingan. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-yang-ditiup/#forward
Suling bahalang dibuat dari bambu yang mempunyai 7 buah lubang. Penggunaan suling ini sedikit mirip dengan suling lain yang seringnya menggunakan kedua tangan untuk mengatur nada yang akan dikeluarkan, caranya menutup lubang di bagian atas. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-kalimantan-tengah/
Serupai merupakan alat musik tradisional Kalimantan Tengah yang kegunaannya untuk pelengkap alat musik di upacara belian, peran alat musik ini merupakan untuk ngawak (sebutan untuk klimaks dari upacara belian). Selain itu Serupai bisa dipakai sebagai hiburan pribadi. Untuk menggunakan Serupai anda harus tahu sedikit tentang harmonika dengan teknik meniup serta menarik udara dengan teratur, agar tak perlu berhenti untuk mengambil nafas. Pemain Serunai hanya pria dan jika dipakai di upacara, pemain alat musik ini hanya satu orang saja. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-kalimantan-tengah/
Salung adalah alat musik tradisional Kalimantan Tengah yang digunakan dengan cara dipukul layaknya Sarun, bedanya adalah Salung dibuat dari logam besi dan kayu sebagai penopang. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-kalimantan-tengah/
Sejarah kota ini bermula pada saat Kerajaan Kartasura mengalami keruntuhan, yang disebabkan oleh ada nya pemberontakan. Pemberontakan ini berawal dari penindasan yang dilakukan kompeni VOC Belanda kepada para orang orang Cina yang berada di Jakarta. Orang orang Cina ini kemudian melarikan diri ke Jawa Tengah. Kemarahan orang orang Cina ini di luapkan dengan pemberontakan orang orang Cina yang di pimpin oleh Sunan Kuning kepada Keraton Kartasura. Dan pemberontakan ini di dukung Raden Mas Said yang juga kecewa dan marah atas kebijakan Keraton Kartasura yang memangkas daerah Sukowati yang dulunya di berikan Keraton Kartasura kepada ayahandanya. solo kini Serangan dari para prajurit orang orang Cina berhasil menjebol benteng pertahanan Keraton Kartasura dan menyebabkan timbul banyak korban jiwa. Untuk menghadapi pemberontakan tersebut Baginda Sunan Pakubuana memerintahkan kerabat keraton dan para abdi dalem untuk mengungsi ke wilayah Jawa Timur yaitu Pacitan h...
Hantu ini juga berasal dari daerah Kalimantan. Perwujudan hantu ini banyak yang bilang sih mirip perpaduan manusia dengan kambing. Jadi, bisa saja berwujud setengah manusia dan setengah kambing tapi bukan sate kambing. Dan ada juga yang bilang kalau pun berbadan manusia, hantu ini berkaki layaknya kambing dan memiliki rambut yang panjang. Selain itu, ia memiliki surai seperti kambing dengan berukuran panjang juga. Sebenarnya, hantu ini tidak mengganggu manusia, melainkan hantu ini suka menyelinap di kumpulan kambing-kambing yang sedang menyusu pada induknya dan ikut meminum susu dari induk kambing tersebut loh. Ah elah, mungkin dia haus cuy.. Sumber: http://www.kejadiananeh.com/2016/03/legenda-hantu-mengerikan-indonesia.html
Tawur dalam masyarakat Dayak Ngaju merupakan sebuah laku spiritual yang dilakukan oleh pemimpin adat dalam bentuk permohonan kepada sang pencipta. Dan karena permohonan atau doa ini dengan harapan dapat terkabulkan maka bahasa yang digunakan dalam ritual ini pun harus dengan menggunakan bahasa yang baku dan yang diyakini memiliki kekuatan tertentu. Maka dari itu bahasa yang digunakan adalah sebuah bahasa Dayak kuno yakni bahasa Sangen yang diyakini masyarakat setempat sebagai bahasa kesanghyangan (bahasa langit). Dengan bahasa yang baku dan memiliki kesakralan tertentu itulah maka diharapkan akan ada pemaknaan yang sama antara sang pemohon dan sang termohon yakni Tuhan selaku pengabul doa. Laku ritual tawur sendiri seperti makna etimologisnya yang berarti tabur atau menabur sesuatu maka pelaksanaannya pun tak jauh berbeda dengan makna etimologisnya yakni sebuah proses menabur sesuatu yang biasanya dengan media beras kuning yang dilakukan bers...
Raden Patah ( Jawa : ꦫꦢꦺꦤê§ê¦¦ê¦ ê¦ ) alias Jin Bun ( Hanzi : 鳿- , Pinyin : Jìn Wén ) bergelar Senapati Jimbun [1] atau Panembahan Jimbun [2] (lahir: Palembang , 1455 ; wafat: Demak , 1518 ) adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518. Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong Semarang , ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya yang berdarah Tionghoa. Jin Bun artinya orang kuat. [3] Nama tersebut identik dengan nama Arabnya "Fatah (Patah)" yang berarti kemenangan. Pada masa pemerintahannya Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana. Me...
Dipercaya oleh masyarkat Kalimantan Tengah bahwa di tepi sungai Kahayan dahulu hidup seorang bernama Dandan Kahayan dan istrinya. Pada saat sang istri mengandung anak kedua, seperti juga pada kehamilan pertama, sang istri mengidam babi hutan. Untuk memenuhi permintaan istrinya Dandan Kahayan pergi ke hutan untuk berburu diikuti anjing-anjingnya. Ketika di sampai di tepi lading, anjing-anjingnya mendahuluinya. Tiba-tiba matanya bertatapan dengan “Katungau Rajan Bawui”, yaitu seekor babi hutan yang berukuran besar, yang terbirit-birit lari karena dikejar anjing buruannya. Ilustrasi Dandan Kahayan dan anjingnya ketika berburu Katungau Rajan Bawui Ketika melihatnya, Dandan Kahayan melemparkan tombaknya kea rah babi itu. Babi itu ternyata tidak mati tetapi berlari dengan darah mengucur dari lukanya. Babi yang terluka itu berlari selama satu hari satu malam tanpa istirahat menuju hulu Sungai Kahayan, Malahui, Mambaruh, Saruyan, Katingan, dan akhirnya ke hulu...