Pernah mendengar pakis ekor monyet? Tanaman ini bisa Anda temui di Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Pakis ekor monyet bertekstur halus dan berwarna cokelat muda seperti bulu monyet. Memang benar, rupanya seperti tubuh monyet. Meski bentuknya unik, tanaman ini memiliki khasiat untuk kesehatan. Terutama untuk menyembuhkan luka. "Iya, ini tanaman ini biasanya buat obati luka. Ambil saja bulunya dan bubuhkan. Tunggu lima menit, pasti sembuh," ujar Siliwana, warga Limapuluhkota, kepada Okezone di Lembah Harau, Sumatera Barat, Minggu (7/8/2016). Ia menjajakan pakis monyet ini di sebuah kios miliknya. Setiap tanaman dijual seharga Rp30 ribu. Bahkan, warga Bogor jauh-jauh ke Lembah Harau untuk membanderol tanaman ini. Satu kilogram dijual seharga Rp50 ribu. Siliwana menjelaskan, bahwa sangat mudah merawat tanaman ini. Hanya meletakkannya di atas piring dan diberikan sedikit air. "Tetapi tanaman ini mulai susah ditemukan karena banyak peminat," tutupnya....
Batu basurek terletak didesa kubu rajo nagari lima kaum berjarak 4 km dari batu sangkar.Batu basurek ini terletak di bagian atas makam raja Adityawarman.Prasasti batu basurek ini ditulis dengan tulisan jawa kuno berbahasa sanskerta.Batu basurek ini lebarnya 25 cm tingginya 80 cm dengan ketebalan 10 cm dan berat sekitar 50 kg . Batu basurek ini telah berumur 659 tahun.penemuan prasasti ini pertama kali ditulis pada 16 Desember 1880 oleh P.H. Van Hengst, Asisten Residen Tanah Datar. Prof. H Kern, seorang ahli dari Belanda,Ia orang yang pertama kali membahas prasasti dengan tulisan Jawa Kuno berbahasa Sanskerta itu. Pada 1917 dia menerjemahkan isinya adalah: :"Adityawarman maju perkasa, ia penguasa Kanakamedinindra atau Suwarnadwipa (Sumatera atau Tanah Emas). Ayahnya Adwayawarman. Dia keluarga Indra." Adityawarman lahir dari rahim Dara Jingga, putri raja Darmasraya yang terletak di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Ayahnya, Adwayawarman tadi, kerabat Keraton Singosari. Tersebut...
Prasasti ini berbahasa Sanskerta dan Melayu, yang ditulis dengan aksara Kawi. Prasasti ini dinamakan sesuai dengan nama raja yang disebut dalam prasasti ini, dan diperkirakan prasasti ini dibuat sebelum munculnya Adityawarman menjadi penguasa di kawasan tersebut. Aksara pada prasasti ini hampir tidak dapat dibaca dengan baik. Sekarang prasasti ini ditempatkan bersama dengan beberapa prasasti lainnya seperti Prasasti Bukit Gombak di kawasan Gudam, Pagaruyung, Tanah Datar. Isi Prasasti Akarendra Prasasti ini terdiri dari 16 baris, yang dipahat pada batu andesit, berukuran tinggi 82 cm, lebar 50 cm dan tebal 10 cm. Berikut ini teks dari manuskrip yang dipahatkan tersebut: ddha raja pra.. purnarapi jawat madana pra raja dhiraja srimat akarendra… rmma maha raja dhiraja lagi tida bata… nabatanna mwah banwa trampa tpuk da nagari pa mula(ka) tuhan naipi manganban Tuhan Prapatih sa… muliha tida ba… nta… tansu… tumba riba&h...
Alkisah, waktu dulu berlayarlah seorang Raja Hindustan bernama Maulana Kari dengan permaisurinya Sari Banun untuk merayakan pertunangan anaknya bernama Sari Banilai dengan Bujang Juaro. Puti Sari Banilai ikut bersama orang tuanya. Sebelum berlayar, kedua anak muda tersebut telah bersumpah, kalau Sari banilai mengingkari janji pertunangan tersebut, ia akan menjadi batu dan sebaliknya kalau Bujang Juaro yang ingkar, ia akan menjadi ular naga. Tanpa sadar kapal mereka terbawa arus dan hanyut terjepit di Lembah Harau di antara dua bukit batu terjal serta ditahan akar kayu yang melintang di antara kedua bukit tersebut. Agar kapal tidak hanyut, sang raja menambatkannya pada sebuah batu yang terdapat di sana. Batu tersebut sampai sekarang masih bernama Batu Tambatan Kapal/perahu. Dengan persetujuan Rajo Darah Putiah yang berkuasa pada waktu itu di Lembah Harau maka Raja Maulana Kari beserta keluarganya diizinkan untuk tinggal menetap. Karena sudah tidak mungkin lagi kembali ke neger...
Hantu ini biasanya menghuni bangunan tua yang sudah lama tidak dihuni dan pohon-pohon besar yang terlihat lebih mencolok dari pada pohon-pohon lain disekitarnya. Siampa ini bersosok hitam tinggi besar dan memiliki 2 mata yang berwarna merah. Menurut ceritanya, hantu ini suka mengganggu manusia dengan mencekik atau menindih pada saat sedang tidur. Banyak kejadian dimana ada orang-orang yang sedang tidur, lalu terbangun secara tiba-tiba tapi tidak bisa bicara apa-apa dan menatap dengan mata yang menggambarkan sedang kesakitan seperti sedang ditindih atau dicekik sesuatu sampai sesak napas. Pernah? Sumber: https://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/4-nama-hantu-di-minangkabau/
Hantu suluah adalah hantu yang tinggal atau bersemayam di perbukitan atau di rumpun-rumpun bambu. Hantu suluah ini berwujud seperti api dan biasanya jumlahnya banyak, dan muncul sesaat setelah adzan maghrib berkumandang. Hantu ini dikabarkan merupakan perwujudan dari santet yang dikirim oleh dukun-dukun yang punya niat jahat kepada orang lain dan katanya, api-api melayang ini akan hilang jika ada orang yang melihatnya. Sumber: https://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/4-nama-hantu-di-minangkabau/
Hantu Ngeak yaitu satu diantara legenda dari tanah Minang di Sumatera Barat di katakan Hantu Ngeak datang dari arwah anak bayi yang digugurkan, mungkin saja karna karena perbuatan zinah ke-2 orangtuanya atau semacamnya. Adalah sosok Hantu umumnya tidak memperlihatkan wujudnya pada beberapa orang, tetapi keluarkan nada seperti tangisan seseorang bayi. Nada tangisan yang mengganggu beberapa orang di sekelilingnya konon tuturnya tunjukkan tempat dimana bayi malang itu dibuang. Konon juga tuturnya bila ada orang yang mendengar tangisan bayi itu lantas mencari aslinya serta selesai di satu pohon bambu, pohon besar, atau di beberapa tempat yang tidak umum, jadi itu dipercaya adalah perbuatan dari hantu Ngeak. Di namakan Hantu Ngeak, karna dalam bhs minang kabau " Ngeak " bermakna sama dengan anak kecil yang menangis/mengeak. Hantu ngeak juga di yakini, bila anda mendengar suaranya jauh atau begitu perlahan tidaklah terlalu terang, bermakna dia dekat dengan anda, bahkan jug...
Situs Mejan Tinggi terletak di Jorong Talago Gunung, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat. Situs Mejan Tinggi Disekeliling lokasi situs juga dikelilingi oleh pebukitan lainnya yang berketinggian 400 hingga 590 mdpl. Bukit tersebut diantaranya adalah bukit Kandang Jano, Bukit Palano, Bukit Kayu Turah, Bukit panjang, bukit tujuh dan bukit Bariang. Bukit-bukit tersebut sudah diolah menjadi lahan pertanian oleh penduduk setempat. Sedangkan di kaki perbukitan terdapat sawah-sawah musiman yang jika pada musim kemarau banyak sawah yang tidak bisa ditanami. Diinventarisasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar dengan nomor 27/BCB-TB/A/12/2007. Nisan-nisan yang terdapat di Situs Mejan Tinggi merupakan nisan tunggal atau tidak berpasangan seperti halnya nisan Islam yang memiliki Penanda bagian kepala dan kaki. Secara sekilas akan sulit untuk menentukan apakah nisan-nisan tersebut sebenarnya dapat dikatakan sebagi nisan atau...
Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan di daerah sumatera barat. Dalam kerajaan itu, tinggal seorang putri bersama keluarganya.Putri itu bernama putri Julian. Ia mempunyai wajah yang cantik dan rupawan. Sayang, sang putri Julian belum memiliki pasangan. Para pria di sekitar kerajaan tersebut tidak berani untuk melamar putri Julian. Mereka takut karena putri Julian adalah keturunan raja. Tidak hanya itu, kakek dan nenek putri julian adalah saudagar kaya.Raja yang mengetahui kesedihan putrinya kemudian mengadakan jamuan makan dan mengundang semua orang dari berbagai tempat. Raja berharap adanya seorang pria dari para tamu yang datang untuk melamar putrinya.Namun, harapan itu sirna ketika tak ada jua yang melamar putri Julian. Saat malam hari tiba, putri Julian bermimpi tentang seorang pria bernama Sutan Rumandung yang datang dan melamar dirinya. Ia menceritakan mimpi ini kepada raja. Raja mencari pria yang bernama Sutan Rumandung di berbagai tempat, tetapi ia tidak m...