Pisang coklat cakra Pisang Cakra merupakan oleh-oleh khas Sukabumi yang terbilang dapat menggebrak sebutan Sukabumi sebagai kota Mochi. Ya, pisang cakra bisa menjadi oleh-oleh khas kota Sukabumi kedua setelah Mochi. Ketika orang-orang berkunjung ke Kota Sukabumi, mereka tidak lagi hanya mencari Mochi tetapi juga Pisang Cakra. Pisang Cakra terbuat dari pisang dan coklat yang dibalut oleh lumpia. Bentuk dari pisang Cakra ini cenderung pipih tidak seperti pisang yang dibalut lumpia pada umumnya. Keunikan dari pisang ini adalah ketika dimakan coklatnya meledak dilumut. Maka dari itu, tagline pisang cakra ini adalah PISANG COKLAT CAKRA BEDA: COKLATNYA MELEDAK DI MULUT. Pisang ini telah menjadi makanan favorit warga Sukabumi. Pisang Cakra Beda pun menyediakan mentahan dari pisang lumpia ini. Agar ketika para turis datang untuk membelinya, mereka dapat memasaknya di rumah. Sehingga, Pisang Cakra dapat dinikmati dalam keadaan hangat.
Ciuk Makanan ringan khas Sukabumi bernama ciuk ini banyak disajikan saat bulan Puasa. Berbahan dasar tepung sagu atau aci dan bawang menjadikan ciuk ini bercita rasa gurih. Disajikan dengan tambahan siraman bubur kacang tanah atau dikenal dengan sebutan suuk. Sepotong ciuk hanya diberi harga seribu rupiah saja. Biasanya ciuk dijual sepaket dengan dua buah gorengan kroket. Bahan dasar aci (tepung sagu) dicampur dengan berbagai bumbu lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, garam, penyedap rasa, dan bumbu lainnya. Sambil diaduk, masukkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam wadah di atas kompor berapi kecil. Setelah matang, tuangkan ke dalam wadah kemudian setelah dingin dipotong-potong sesuai keinginan. Kemudian taburi dengan goreng bawang dan irisan seledri dan diguyur dengan bumbu kacang.
kohkol Kohkol awalnya hanyalah alat komunikasi atau penyampai pesan, dibunyikan dengan cara dipukul, variasi dan keahlian memukul kentongan dapat menibulkan suara harmonis bahkan terkesan magis. Variasi dari suara Kohkol adalah renteng, yaitu beberapa buah Kohkol disusun hingga membuat tangga nada, dimainkan dengan dua tangan.
Goong tiup Meski bernama Goong (gong) suara yang dihasilkan Goong Tiup, tidak seperti gong dari logam, Goong Tiup mirip suara dengungan menggema atau terompet pemanggil hewan ternak milik bangsa Eropa. Alat musik ini terbuat dari batang bambu utuh berukuran sedang sepanjang kurang lebih 1.5 hingga dua meter. Goong Tiup dimainkan dengan menghembuskan nafas melalui ujung bambu yang lebih kecil, tidak memiliki nada namun dapat memberi efek suara berkesan magis. Alat serupa dimiliki Suku Aborigin di Australia, bedanya mereka membuatnya dari batang kayu yang dilubangi.
Bangbaraan Batang bambu sepanjang kurang lebih 50 cm yang dicoak pada kedua sisinya hingga menyerupai huruf "U". Dimainkan dengan dipukul, hingga getaran bambu akan berdengaung menyerupai dengungan sayap bangbara (kumbang hitam). Alat musik ini kerap digunakan dalam pertunjukan musik etnik atau musik pengiring pertunjukan drama karena keunikan efek suaranya
Suling sunda Suling adalah salah satu alat musik tiup yang terdapat di Jawa Barat, terbuat dari bambu jenis tamiang dengan panjang ukuran panjang 52 hingga 62 cm dan diameter 15 hingga 18 mm dengan beberapa lubang. Satu lubang diikat dengan rotan yang telah ditipiskan sebagai sumber suara, dan 6 hingga 9 lubang sebagai pangatur nada. Pada awalnya, suling di dalam karawitan sunda terdapat dua jenis; pertama adalah suling lubang enam (liang genep) biasanya digunakan dalam tembang Sunda cianjuran, gamelan degung kreasi, kedua adalah suling lubang empat (liang opat) biasanya digunakan dalam gamelan degung klasik dan tembang Sunda cianjuran. Tangga nada yang biasanya terdapat dalam suling lubang enam adalah tangga nada pentatonis Sunda; salendro, degung dan madenda, sedangkan tangga nada yang biasanya terdapat dalam suling lubang empat adalah tangga nada pentatonis Sunda; degung.
Tari Dogdog Lojor Tari Dogdog Lojor adalah tarian uintuk acara ritual padi, dan dilaksanakan setahun sekali setelah panen, tapi sekarang sudah bisa kita lihat di acara-aca pagelaran budaya Sukabumi. Karya tari ini mengambil dari akar tradisi upacara Seren Tahun Kampung Adat Ciptarasa, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, ditata ulang oleh Toto Sugiarto dan Rudi Kurniawan. Dengan penata gending Ujang Hendi dari Sanggar Anggitasari, Parungkuda, Sukabumi, binaan bidang Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, yang pernah meraih juara umum pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat di TMII tahun 2005 dan menjadi wakil Jawa Barat di Pareda Tari Nusantara tahun 2007, meraih tarian terbaik lima besar.
Tari Parebut Seeng Seni Pertunjukan Parebut Seeng merupakan pertunjukan yang bersifat presentasi estetis, ide garapannya dilatarbelakangi oleh upacara adat Parebut Seeng yang bersifat ritual bertempat di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Dulu pertunjukan seni Parebut Seeng bersifat sederhana lebih menekankan kepada ritual, dimana aspek-aspek pertunjukan kurang diperhatikan, pesilat yang berperan dalam Parebut Seeng hanya dua orang laki-laki, dan iringan musik pun menggunakan alat musik yang selalu diguna kan untuk pencak silat. Sangat berbeda dengan bentuk penyajian seni pertu njukan Parebut Seeng saat ini. Bentuk penyajian seni Pertunjukan Parebut Seeng dibawakan secara berkelompok oleh penari laki-laki dan penari perempuan, dengan membawa seeng. Dengan iringan musik gamelan salendro, dan musik nya lebih meriah. Ini berarti, penyajian seni Pertunjukan Parebut Seeng merupakan seni Pertunjukan yang tidak menghilangkan kekhasan dari kesenia...
Tarian Pudak Arum Tarian ini mengisahkan tentang tokoh putri yang berjuang dan yang pertama-tama membuka Sukabumi, digelar pertama kali di Taman Budaya Bandung Juli 2005. Tarian ini karya Toto Sugiarto, Sanggar Anggitasari, Parungkuda, Sukabumi.