 
            Buku ini membahas tentang salah satu budaya bangsa, untuk meningkatkan penyebarluasan informasi mengenai budaya bangsa melalui Album Seni Wayang Banjar kepada masyarakat, sebagai salah satu upaya memperluas cakrawala budaya. Dengan dipilihnya wayang Banjar sebagai objek tulisan dalam buku ini, diharapkan wayang yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas akan lebih memasyarakat sehingga orang yang selama ini lebih mengenal wayang sebagai produk budaya Jawa, Bali, dan Sunda akan mengetahui bahwa etnis Banjar juga memiliki wayang sebagai salah satu hasil budaya masyarakat tersebut. Sumber: Mujiyat, Mujiyat and Sondari, Koko (2002) Album wayang kulit Banjar. Direktorat Tradisi dan Kepercayaan, Jakarta. http://repositori.kemdikbud.go.id/8166/
 
                     
            Tradisi budaya tanglong adalah sebuah tradisi budaya dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan malam Lailatul Qadr. ‪Dalam masyarakat Kabupaten Balangan, Tanglong dikenal sebagai sebuah ornament atau replika atau miniatur atau lebih mirip dengan lampion, dengan berbagai bentuk dan model yang dikemas dalam nuansa Islami. Seperti dalam bentuk miniatur masjid, onta, manusia berbusana muslim, rumah adat Banjar, beduk, pohon kurma, gowa hira, hingga bentuk replika burung buraq. ‪Tradisi Tanglong kerap dilaksanakan pada malam ke 21 Ramadhan, atau dikenal dengan malam Nuzulul Quran, ataupun malam salikuran hingga menjelang lebaran. Dimana pada malam-malam tersebut dikenal pula sebagai malam Lailatul Qadar. Sebab di malam-malam itu pula Allah SWT menjanjikan akan menurunkan Lailatul Qadar, sebagai malam paling dinanti dan diimpikan umat muslim di segala semesta alam. Guna menyambut kemeriahan Ramadhan dan malam-malam Lailatul Qad...
 
                     
            Suku Abal atau Dayak Abal adalah sub-suku Dayak yang berdiam di Desa Kupang Nunding, kecamatan Muara Uya, Tabalong dahulu juga terdapat di Desa Halong Dalam, Desa Aong, dan Desa Suput. Ketiga desa ini merupakan bagian wilayah administratif Kecamatan Haruai, Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Haruai yang luasnya 861,27 km2 pada tahun 1990 berpenduduk 21.948 jiwa (mayoritas suku Banjar), tetapi tidak tersedia data jumlah orang Dayak Abal di antara jumlah tersebut. Orang Abal ini mempunyai bahasa sendiri yakni bahasa Abal. Antara sesamanya mereka menggunakan bahasa Abal sebagai bahasa ibu, tetapi dengan orang luar misalnya dengan orang Banjar, atau Dayak Maanyan, Dayak Dusun Deyah yang penduduk asal di kabupaten ini, mereka menggunakan bahasa Banjar sebagai bahasa pengantar. Pengaruh orang Banjar menyebabkan mereka telah lama memeluk agama Islam, dan asimilasi dengan orang Banjar ini terjadi sedemikian rupa sehingga budaya lama mereka sendiri sudah hampir-hampir punah. Sepe...
 
                     
            Melestarikan Kain Batik Sasirangan di Era Millenial Menjadikannya sebagai Outfit Formal Jalan-jalan ke mall atau tempat nongkrong memang kurang percaya diri tanpa memakai pakaian sesuai tren. Namun, kamu bisa mencoba cara melestarikan budaya lokal dengan memakai kain batik khas kalimantan selatan, Sasirangan untuk dijadikan outfit bareng si doi. Beli kain bisa pula dijahit menjadi seragam keluarga yang terkesan resmi. Saat pergi ke kondangan atau menghadiri acara yang bersifat formal, Anda bisa merasa percaya diri. Bisakah kain motif sasirangan ini dijadikan pakaian harian? Bisa saja sebab Anda bisa memadukan dengan pakaian yang lain. Misalnya kain sasirangan dijadikan atasan berupa blus atau kemeja, maka bisa dipadukan dengan celana jeans atau rok untuk bepergian ke mana saja seperti kampus atau mall. Aksesoris pendukung yang bisa membuat kain tenun tidak terlihat tradisional, kenapa tidak? Dijamin banyak orang yang akan mengedarkan pandangan ke arah Anda sete...
