masyarakat adat
379 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Nggempe
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Nggempe merupakan salah satu prosesi pernikahan adat Bima dan merupakan rangkaian ke-6. Setelah hari pernikahan diputuskan bersama, maka calon penganten putri harus melakukan ketentuan adat yang disebut “nggempe”. Pada tahapan ini calon penganten perempuan tidak leluasa lagi meninggalkan rumah untuk bergaul dengan teman – teman sebaya. Ia harus berada di pamoka (loteng) didampingi oleh seorang tokoh adat perempuan sebagai “Ina ruka” (inang pengasuh) bertugas untuk membimbing dan menasehati calon penganten. Selama nggempe calon penganten akan ditemani oleh beberapa teman gadis sehingga tidak merasa kesepian.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Wa’a Masa Nika
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Wa’a Masa Nika merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima dan merupakan rangkaian ke-7. Sesuai keputusan dalam Mbolo ro dampa , maka beberapa hari menjelang lafa (akad nikah), akan dilangsungkan upacara wa’a masa nika (pengantaran emas nikah) atau wa’a co’I (pengantaran mahar). Upacara dilaksakan sore hari sesudah sholat ashar, diikuti oleh keluarga, ompu panati,  ulama, tokoh adat dan para kerabat. Para peserta akan berangkat dari rumah orang tua penganten laki – laki, berbusana adat yang sesuai dengan status sosial masing – masing. Rombongan pengantar mahar (dende wa’a co’i) akan dimeriahkan dengan atrasi kesenian Jiki Hadra (jikir hadrah) diiringi musik Arubana (rebana). Setibanya di rumah calon penganten putri akan disambut dengan tarian wura bongi monca (tari menabur beras kuning) dan atrasi mpa’a sila, gantao dan buja kadanda.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Kalondo Wei
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Kalondo Wei merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima dan merupakan rangkaian ke-8. Kalondo Wei merupakan upacara pengantaran calon penganten putri dari rumah orang tuanya menuju uma ruka (rumah untuk penganten). Dilaksakan pada bulan purnama sesuai sholat Isya. Calon penganten putri diturunkan ( kalondo ) dari atas rumah orang tuanya dan diusung ke uma ruka ( rumah penganten). Diantar oleh sanak keluarga dan kerabat dengan berbusana adat yang beraneka ragam sesuai dengan status sosial dan usia pemakai. Dimeriahkan dengan atrasi jiki hadra (jikir hadra) diiringi musik rebana.Pada waktu yang bersamaan di uma ruka sedang berlangsung “Ngaji kapanca” (tadarusan pada upacara kapanca). Ngaji kapanca akan berakhir bersamaan dengan setibanya rombongan calon penganten putri di uma ruka. Setibanya di uma ruka, rombongan penganten disambut dengan tari wura bongi monca dan dimeriahkan dengan atraksi mpa’a sila, gantao dan buja kadanda.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Upacara Kapanca
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Upacara Kapanca merupakan salah satu prosesi pernikahan adat Sumba dan merupakan rangkaian upacara ke-9. Setelah calon penganten putri bersama rombongan tiba di Uma Ruka, maka akan dilanjutkan dengan upacara kapanca (penempelan inai). Upacara kapanca atau penenpelan inai di atas telapak tangan calon penganten putri dilakukan oleh para tokoh adat perempuan. Dilakukan secara bergilir diiringi dengan lantunan jiki kapanca (jikir kapanca) tanpa iringan musik. Syair jikir berisi pujian atas kebesaran dan kemuuliaan Allah dan Rasul.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Weha Nggahi
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Weha Nggahi merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima. Sebelum prosesi Akad Nikah, calon penganten puteri meminta ijin kepada orang tuanya untuk menikah. Prosesi ini berlangsung di Uma Ruka, atau di tempat tidur yang sudah dirias. Inilah proses Weha Nggahi atau meminta restu ayah bunda sebelum menikah. Didampingi oleh penghulu, calon penganten puteri bersujud dan mencium tangan ayah bundayanya. Lalu memohon ijin kepada ayahnya. “ Ayah, ijinkan saya menikah dengan Si Fulan. Maafkan atas segala kesalahan dan khilaf selama ini.” “ Baiklah anakku, Aku ijinkan engkau menjadi istri Si Fulan. Semoga kalian mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. “ Terkadang prosesi ini mengharukan. Banyak orang-orang yang sempat menyaksikannya berurai air mata. Karena prosesi ini tidak sekedar meminta ijin orang tua, tapi memiliki makna yang luas, karena nikah adalah perjalanan mengarungi bahtera yang terbentang penuh tantangan.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Lafa
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Lada merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima. Lafa atau Akad nikah merupakan acara kunci dalam pernikahan. Pada intinya akad nikah adalah upacara keagamaan untuk pernikahan antara dua insan manusia. Melalui akad nikah, maka hubungan antara dua insan yang saling bersepakat untuk berumah tangga diresmikan di hadapan manusia dan Tuhan.

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Hengga Dindi Dan Kelambu
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Hengga Dindi Dan Kelambu merupakan salah prosesi dalam pernikahan adat Bima. Penganten pria bersama sara hukum didampingi ompu tua(Orang Yang Dituakan) dan ompu panati akan melaksnakan satu upacara adat yang dilaksanakan setelah upacara lafa yaitu Hengga Dindi dan Hengga Kelambu. Secara harfiah “hengga dindi” berari “buka tabir”, atau hengga kalambu berarti “buka kelambuSebelum masuk ke kamar bunti siwe, bunti mone (penganten laki – laki) bersama pendamping berdiri di luar “dinding satampa” (tabir pemisah). Di bagian dalam dindi satampa ada Ina ruka (inang pengasuh) bersama istri lebe, istri galara dan tokoh adat perempuan. Upacara di mulai oleh pihak bunti mone diwakili oleh ompu panati. Diawali dengan shalawat dan salam, ompu panati penyampaikan syair dan pantun.Sambil melemparkan beberapa keping uang perak ke dalam tabir. Setelah lemparan ketiga, akhirnya ina ruka membuka dindi satampa( Tabir pembatas). Dengan mempersembahkan puji s...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Nenggu atau Persembahan kesetiaan
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Nenggu atau Persembahan kesetiaan merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima. Nenggu atau Persembahan kesetiaan merupakan saat bunti mone untuk melangkah mendekati bunti siwe guna melaksanakan upacara nenggu, yaitu mempersembahkan jungge ke sanggul sang bunti siwe tercinta. Upacara ini kadang – kadang disebut upacara cepe jenggu.Bunti mone mengawali upacara dengan mempersembahkan sekuntum jungge kala( Sanggul Merah) sebagai isyarat bahwa bunti mone seorang gagah berani, namun jungge kala lambang keberanian dibantik oleh bunti siwe. Kini bunti mone mempersembahkan jungge monca (Sanggul Kuning) kepada sang istri tercinta bunti siwe. Namun apa hendak dikata, jungge monca lambang kejayaan juga ditolak oleh bunti siwe. Bunti mone tidak putus asa, di tangan masih ada sekuntum jungge bura(Sanggul Putih) sebagai lambang keikhlasan hati dalam membina mahligai rumah tangga. Penyerahan jungge bura(Sanggul Putih) disambut gembira oleh bunti siwe. Jungge bura sebagai simbul ke...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Boho Oi Ndeu
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Boho Oi Ndeu merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Bima. Acara Boho Oi Ndeu (Siraman) disebut juga Elo Rawi. Elo Rawi  terdiri dari kata “elo” dan “rawi”. Elo berarti ekor atau akhir, sedangkan “rawi” berarti pekerjaan, dalam hal ini berarti “upacara”. Pengertian Elo Rawi dalam upacara adat Bima-Dompu adalah upacara adat yang mengakhiri seluruh rangkain upacara adat tersebut. Boho oi ndeu adalah upacara memandikan penganten, dilakukan oleh ina ruka dan disaksikan oleh kaum ibu. Berlangsung pagi hari jam 09.00. karena itu upacara ini di namakan “boho oi ndeu” atau menyiram air mandi. Pada upacara boho oi ndeu, kedua penganten berdiri di atas “tampe dan lihu” (dua jenis alat tenun tradisional), kedauanya berdiri menghadap kiblat. Badan mereka disatukan dengan ikatan “ero lanta” (benang putih). Kemudian di sekitar penganten dinyalakan lampu lilin.

avatar
Arum Tunjung