BAHAN: 150 gram rebung rebus, iris-iris 500 gram daging sapi 1 ½ liter air 3 sdm minyak untuk menumis Haluskan 8 butir bawang merah 5 siung bawang putih 3 buah cabai merah keriting 3 buah cabai merah 1 sdt terasi, goreng 2 cm kencur 3 cm kunyit sangrai 1 cm jahe 5 butir kemiri, sangrai 2 sdt garam 50 gram kacang merah kering, rendam 2 jam, tiriskan, rebus empuk 1 sdt gula merah 1 mata asam jawa CARA MEMBUAT: rebus daging dalam air di api sedang sampai daging empuk. Tiriskan daging, potong-potong dadu 2 cm. saring dan takar kaldunya sejumlah 1 ¼ liter. Panaskan kembali kaldunya. panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum., angkat, tuangkan e dalam rebusan daging. Masukkan rebung, kacang merah, kacang panjang, gula merah, dan asam. Masak sampai semua bahan matang. Angkat, sajikan
Ayam seraki pedas merupakan masakan tradisional khas Banten yang berbahan dasar ayam dan biasa dihidangkan dalam acara pernikahan. Berikut dibawah ini merupakan bahan-bahan, bumbu beserta cara membuatnya. Bahan-bahan: 1 ekor ayam kampung 1 liter air 3 batang serai, ambil bagian putih, memarkan 3 cm lengkuas, memarkan 1 mata asam jawa Bumbu halus: 5 siung bawang merah 5 siung bawang putih 4 buah cabai merah keriting 5 buah cabai merah rawit 2 buah cabai merah 5 butir kemiri, sangrai 1 sdt garam 1 sdt gula pasir Cuci bersih ayam, tiriskan, potong menjadi 8 bagian. Masak ayam bersama serai, lengkuas, asam kandis serta bumbu halus. Bila ayam sudah mendidih, kecilkan api. Lanjutkan memasak sampai ayam empuk dan matang. Angkat, sajikan.
Bahan-bahannya: 1 ekor bandeng, ukuran sedang, 4 sdm minyak untuk menumis Bumbu yang dihaluskan: 7 butir bawang merah, 4 siung bawang putih, 4 buah cabai merah kriting, 1 ½ sdt ketumbar, ½ sdt jintan, 2 cm lengkuas, 2 cm kunyit 50 gram kelapa sedang, parut, sangrai, 1 sdm gula pasir, 30 ml air asam jawa, 2 butir telur, kocok lepas, 100 ml santan kental, Daun pisang untuk membungkus, batang bambu untuk menjepit Cara membuat : bersihkan bandeng, kemudian patahkan tulang ekornya. Tarik keluar tulang punggung bandeng melalui lubang insang. Pukul-pukul badannya supaya daging terlepas dari kulitnya, kemudian keluarkan dagingnya dengan bantuan sendok kecil. Cincang daging bandeng, kemudian sangrai dengan api kecil sampai agak kecil. Sisihkan dan haluskan. panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum dan matang. Masukkan ikan sangrai, kelapa sangrai, garam, gula pasir, dan air asam jawa. Aduk rata, angkat, biarkan uapnya menghilang. Masukkan telur dan sant...
Dahulu, perairan Ujung Kulon di sekitar Selat Sunda dikuasai oleh para bajak laut yang menjadi ancaman bagi para nelayan di daerah itu. Kaum perompak itu sering merampas ikan hasil tangkapan para nelayan. Pada masa pemerintahan Raja Purnawarman, terdapat suatu gerombolan bajak laut yang beranggotakan 80 orang. Kelompok bajak laut yang sering beraksi di perairan wilayah Kerajaan Tarumanegara itu dipimpin oleh seorang yang sakti, ia bisa berubah wujud sesuai kehendaknya. Pada suatu hari, gerombolan bajak laut itu sedang merampok perahu yang ditumpangi oleh tiga orang nelayan. Namun, baru saja para perompak itu memindahkan ikan hasil rampasan ke kapal mereka, tiba-tiba dari kejauhan terlihat sebuah kapal besar berbendera naga sedang menuju ke arah mereka. Kapal besar itu ternyata adalah kapal milik Kerajaan Tarumanegara. Pemimpin bajak laut justru merasa senang karena akan memperoleh harta rampasan yang banyak. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera m...
Bumi Nusantara ini kaya akan budaya, juga kaya akan benda pusaka yang legendaris dan tak tergerus zaman, salah satunya adalah Golok Ciomas. Golok Ciomas adalah salah satu benda pusaka legendaris, khususnya di kalangan masyarakat Banten karena merupakan salah satu senjata andalan para pendekar Banten. Berbeda dengan golok pada umumnya, Golok Ciomas masuk dalam kategori benda pusaka karena bukan sekedar senjata tajam tetapi juga memiliki daya magis yang melekat di balik keindahan dan ketajamannya. Salah satu keunikan Golok Ciomas adalah waktu pembuatannya. Golok Ciomas hanya dibuat pada bulan mulud menurut kalender Jawa atau bulan Rabi’ul Awal dalam kalender Hijriyah. Melihat sejarahnya, tradisi pembuatan yang diturunkan secara turun-temurun ini demi menjaga kelestarian kearifan lokal warga Pondokkaharu Banten sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi yang telah membawa ajaran islam yang lahir pada tanggal 12 bulan Rabi’ul Awwal. Golok Ciomas memang sangat ind...
Pantung Bambu adalah alat musik tradisional khas masyarakat cilegon yang terbuat dari bambu berdiameter rata-rata 10cm, panjang 80cm, beruas dua dengan lubang di tengah dan berlidah disayat dengan tiga buah senar bernada empat tangga nada. Dalam satu grup pantun bambu dibutuhkan paling sedikit tiga pantun yang terdiri dari pantun melodi gendang tapak, pantun bas gendang dan pantun ritme patingtung. Pada awalnya musik pantun di mainkan disaat-saat melepas lelah setelah para petani berkerja disawah, dengan peralatan bambu sederhana dapat menimbulkan irama yang menghibur. Dalam perkembangannya saat alat musik "Pantun" telah di kolaborasi dengan alat musik lainnya seperti musik patingtung, rudat, terbang gede dan sebagainya. Pantun sekarang ini juga digunakan untuk mengiringi lagu dan tarian.
Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid. Kesenian ini disebut terbang gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah terbang besar (gede). Pada awalnya kesenian terbang gede berfungsi sebagai sarana penyebaran agama islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti : ngarak panganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan juga hiburan. Terbang gede dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri atas Penabuh terbang gede (besar) , penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh kempul, penabuh koneng, yang diiringi dengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab ataupun jawa.
Istilah ubrug diambil dari bahasa Sunda yaitu saubrug-ubrug yang artinya bercampur baur. Dalam pelaksanannya, kesenian ubrug ini kegiatannya memang bercampur yaitu antara pemain/pelaku dengan nayaga yang berada dalam satu tempat atau arena. Namun ada pendapat bahwa ubrug diambil dari kata sagebrug yang artinya apa yang ada atau seadanya dicampurkan, maksudnya yaitu antara nayaga dan pemain lainnya bercampur dalam satu lokasi atau tempat pertunjukan. Waditra yang digunakan dalam ubrug yaitu kendang besar, kendang kecil, goong kecil, goong angkeb (dulu disebut katung angkub atau betutut), bonang, rebab, kecrek dan ketuk. Alat-alat ini dibawa oleh satu orang yang disebut tukang kanco karena alat pemikulnya bernama kanco yaitu tempat menggantungkan alat-alat tersebut. Busana yang dipakai yaitu: juru nandung mengenakan pakain tari lengkap dengan kipas untuk digunakan pada waktu nandung. Pelawak atau bodor pakaiannya disesuaikan dengan fungsinya sebagai pelawak y...
Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid. Kesenian ini disebut terbang gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah terbang besar (gede). Pada awalnya kesenian terbang gede berfungsi sebagai sarana penyebaran agama islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti : ngarak panganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan juga hiburan. Terbang gede dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri atas Penabuh terbang gede (besar) , penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh kempul, penabuh koneng, yang diiringi dengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab ataupun jawa.