Cerita Rakyat Aceh Si Parkit Raja Parakeet : Nanggro Aceh Darussalam merupakan propinsi di Indonesia yang kaya, subur dan makmur. Sejauh mata memandang, hamparan hutan belantara terbentang hijau bagai permadani. Di tengah hutan belantara tersebut hidup beraneka jenis binatang seperti orang utan, trenggiling, bluok, kuntul, alap-alap putih, burung dara laut, burung raja udang, dan termasuk burung parakeet. Dalam hutan itu, lahirlah sebuah cerita fabel di kalangan masyarakat Aceh yang mengisahkan tentang kecerdikan seorang raja burung parakeet bernama si Parkit, yang mampu menyelamatkan diri dari seorang Pemburu yang berniat membunuhnya. Konon, di tengah hutan belantara itu, hiduplah sekawanan burung parakeet yang hidup damai, tenteram, dan makmur. Setiap hari mereka bernyanyi riang dengan suara merdu bersahut-sahutan dan saling membantu mencari makanan. Kawanan burung tersebut dipimpin oleh seorang raja parakeet yang bernama si Parkit. Namun, di tengah suasana bahagia itu, k...
Cerita Rakyat Aceh Tujuh Anak Lelaki : Tujuh anak lelaki dalam cerita ini adalah tujuh orang bersaudara yang dilahirkan oleh sepasang suami-istri di sebuah kampung di daerah Nanggro Aceh Darussalam, Indonesia. Ketujuh anak lelaki tersebut sungguh bernasib malang. Ketika masih kecil, mereka dibuang oleh kedua orangtua mereka ke tengah hutan jauh dari perkampungan. Mengapa ketujuh anak lelaki itu dibuang oleh kedua orangtua mereka? Lalu, bagaimana nasib mereka selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Tujuh Anak Lelaki berikut ini! * * * Alkisah, di sebuah kampung di daerah Nanggro Aceh Darussalam, ada sepasang suami-istri yang mempunyai tujuh orang anak laki-laki yang masih kecil. Anak yang paling tua berumur sepuluh tahun, sedangkan yang paling bungsu berumur dua tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sepasang suami-istri itu menanam sayur-sayuran untuk dimakan sehari-hari dan sisanya dijual ke pasar. Meskipun serba pas-pasan, kehidupan mereka senantiasa rukun, damai...
Timphan yang merupakan makanan lembek berbalut daun pisang muda ini yang paling terkenal adalah Timphan rasa srikaya. Bahan Srikaya : Telur ayam 1 gelas duralex panjang Gula pasir 1 gelas duralex panjang Santan kelapa kental 1 gelas duralex panjang (1/4 nya pati daun pandan) Jintan manis (halus) 1 sendok teh Vanili ½ sendok teh Kayu manis 1 cm Adonan : Tepung ketan 1 kantong Pisang matang 8 buah Santan kental 1 gelas Bahan lain : Daun pisang muda Garam secukupnya Mentega secukupnya Cara membuat : Srikaya Gula dan telur dicampur dan dikocok dengan mixer, setelah rata masukkan santan kelapa lalu kocok lagi sampai merata. Masukkan jintan manis, vanili, dan kayu manis dan kocok lagi. Sesudah rata kemudian dikukus sampai matang. Adonan Pisang ayam ditambah gula 2 sendok makan dan garam 1 sendok teh dimasak dengan santan sampai matang, angkat dan dinginkan. Campur pisang tadi dengan tepung menjadi adonan (banyaknya t...
Mie aceh adalah sebuah masakan yang berbahan dasar mie kuning (basah) yang dicampur dengan irisan daging atau juga makanan laut (udang atau cumi) dan disajikan dalam sejenis kuah sup yang gurih dan juga pedas. Bahan : 1 ons daging kambing 2 ons gram mie basah besar, diseduh air panas 3 siung bawang putih, diiris tipis 2 butir bawang merah, diiris tipis 1 buah tomat, dipotong-potong ½ l air ¼ l kaldu sapi ¼ ons taoge ¼ ons kol, diiris 1 sendok makan kecap manis Garam secukupnya gula pasir secukupnya 3 sendok makan minyak goreng 1/2 sendok teh cuka 1 batang daun bawang, dipotong-potong 1 lembar daun salam Bumbu halus : 5 butir bawang merah 1 butir kapulaga 3 siung bawang putih 3 buah cabai merah besar, dibuang biji 2 cm kunyit, dibakar ¼ sdt jintan ½ sdt merica Bahan Acar :...
Banta Berensyah adalah seorang anak laki-laki yatim dan miskin. Ia sangat rajin bekerja dan selalu bersabar dalam menghadapi berbagai hinaan dari pamannya yang bernama Jakub. Berkat kerja keras dan kesabarannya menerima hinaan tersebut, ia berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik jelita dan dinobatkan menjadi raja. Bagaimana kisahnya? Ikuti cerita Banta Berensyah berikut ini! * * * Alkisah, di sebuah dusun terpencil di daerah Nanggro Aceh Darussalam , hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Banta Berensyah. Banta Berensyah seorang anak yang rajin dan mahir bermain suling. Kedua ibu dan anak itu tinggal di sebuah gubuk bambu yang beratapkan ilalang dan beralaskan dedaunan kering dengan kondisi hampir roboh. Kala hujan turun, air dengan leluasa masuk ke dalamnya. Bangunan gubuk itu benar-benar tidak layak huni lagi. Namun apa hendak dibuat, jangankan biaya untuk memperbaiki gubuk itu, untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan....
Ini adalah cara yang khas dari masyarakat Aceh dalam menyimpan makanan. Kegunaan menyimpan ini adalah sebagai persiapan kalau kebetulan ada tamu mendadak yang dirasa perlu disuguhi makan. Makanan (masakan) dalam periuk atau belanga dengan beralaskan reungkan diletakkan dalam salang lalu digantung di atas dapur. Salang ada dua macam kalau dilihat dari bentuknya. Salang yang agak besar dibuat dari anyaman rotan atau daun iboh yang berbentuk seperti keranjang yang bagian atasnya terbuka dan ditambah tali, sebagai gantungan hingga bentuknya bersusun. Salang yang sederhana dibuat dari anyaman daun Iboh (sejenis palm) atau rotan, bentuknya sederhana sekali, hanya satu lapis saja.
Manisan Pala ini berasal dari Tapak Tuan, Aceh Selatan. Hampir 50 persen perkebunan di daerah ini di isi dengan tanaman yang terkenal sejak berabad silam. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari buah Pala ini, diantaranya dapat mengatasi rasa mual, sakit maag, dan mengatasi penyakit pencernaan, karena buah pala mengandung minyak atsiri yang mampu mencerna bahan kimia beracun di dalam tubuh.Tak heran dengan kehebatan buah ini, banyak masyarakat Tapak Tuan Aceh, memanfaatkannya menjadi makanan dan cemilan. Sekarang kita ulas cara membuatnya yuk, Buah pala yang akan di jadikan manisan adalah buah pala yang sudah matang dengan cirri daging buah besar dan empuk. Belah buah pala dan pisahkan dari bijinya, lalu kupas kulitnya serta potong daging buah dengan pola memanjang. Buah Pala mengandung getah, untuk menghilangkan getahnya rendam buah pala selama tiga hari dan cuci hingga bersih untuk siap diolah menjadi manisan. Untuk menghilangkan pahitnya, Pala di rebus di air mendidih...
Martabak Aceh adalah makanan Aceh yang dibuat seperti bentuk martabak. Makanan ini sekilas terlihat mirip dengan telur dadar biasa. Pembuatannya sedikit berbeda dari martabak telur pada umumnya, karena kocokan telur membungkus kulit martabaknya. Pembuatan martabak ini diawali dengan menggoreng kulit martabaknya terlebih dahulu dan dibentuk segi empat, mirip dengan pembuatan roti canai. Kemudian kulit martabak dilumuri dengan kocokan telur yang telah dicampur dengan rajangan bawang merah dan daun bawang. Tahap berikutnya, kulit martabak digoreng seperti layaknya membuat dadar atau omelet , dengan kulit martabak yang berbentuk roti canai segi empat tadi sebagai intinya. Sebagai pelengkap rasa, martabak Aceh disajikan dengan acar bawang dan cabe rawit . Martabak Aceh cukup terkenal di luar Aceh bahkan di luar daerah Aceh martabak ini dimodifikasikan dengan menggunakan gulai daging yang berbumbu kari. sumber: wikipedia ...
Pisang sale merupakan makanan ringan masyarakat Aceh sejak zaman indatu dulu, yang sudah menjadi buah tangan dari Aceh. Pisang sale bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu. Pisang sale khas Aceh, proses pembuatannya adalah pisang yang sudah matang di kupas kulitnya lalu dijemur dipanas matahari, Kembang Loyang setelah itu dilakukan penyaleaan/pengasapan sehingga pisang sale lebih tahan lama, seterusnya dioleskan/dilumuri gula tebu (bukan gula pasir),pisang sale mempunyai aroma dan rasa yang khas. Warnanya kecoklat-coklatan, agak berkilat sedikit membuat kita ingin mencicipinya. Pisang sale khas Aceh banyak dikawasan Kabupaten Aceh Timur yang merupakan sentra pisang sale untuk daerah Aceh.