Bahan 500 gram daging iga sapi 1.300 ml air Haluskan 6 siung bawang putih 1 ½ sdt ketumbar 2 cm kunyit sangrai 2 cm kencur 1 sdt terasi, goreng 1 sdt garam 4 butri kemiri sangrai 1 mata asam jawa 50 ml minyak goreng 4 buah cabai merah, iris serong Cara membuat Siapkan daging iga sapi. Campur dengan air dan bumbu yang dihaluskan. Masak sampai daging matang dan air kaldu meyusut. Beri asam jawa dan minyak goreng, teruskan memasak sambil sesekali diaduk. Tambahkan cabai merah, aduk kembali sampai cabai layu dan kuah mengering. Angkat.
Bahan: 500 gr daging sapi yang agak berlemak 1.5 liter air untuk merebus daging 5 lenjar kacang panjang / buncis muda 2 cm lengkuas, dimemarkan atau diiris tipis 1 batang serai, ambil bagian putih, memarkan 3 sdm air asam ( 1 sdt asam dilarutkan dalam 3 sdm air) 5 buah cabe hijau utuh garam secukupnya gula putih sucukupnya Bumbu Halus: 2 bh cabe merah 5 bh bawang merah 2 cm kunyit 1 sdt terasi goreng Cara Membuat: Panaskan air sampai mendidih. Masukkan daging dan rebus sampai empuk dengan api sedang untuk mendapatkan kaldu yang jernih. ( Jika perlu buang lemak yang muncul di permukaan air ). Angkat daging dari panci. Potong2 bentuk dadu ukuran 2X2 2 cm. Masukkan kembali ke dalam kaldu. Potong2 kacang panjang atau buncis muda sepanjang 3 cm. Haluskan bahan bumbu halus dengan cobek atau blender. Tambahkan sedikit minyak dlm blender jika perlu....
Bahan: 175 gr beras ketan 1 btr muda kupas parut 250 gr gula pasir ¼ sdt vanili 125 gr gula merah 4 btr telur 500 ml santan cair 250 ml santan kental 1 sdm tepung beras 1/4 sdt garam Cara Membuatnya: Rendam beras ketan selama 30 menit atau sampai beras mekar. Angkat, tiriskan. Tumbuk beras ketan sampai menjadi meniran, campurkan dengan kelapa muda parut dan santan cair, aduk rata. Masukkan setengah bagian adonan ke dalam loyang ukuran 18x18x4 cm, kukus sampai matang. Kocok gula pasir, vanili, gula merah, dan telur sampai rata. Kemudian saring. Tuang setengah bagian di atas adonan ketan, kukus kembali selama 30 menit dengan api kecil sampai adonan keras. Tuang sisa adonan ketan, kukus kembali selama 15 menit. terakhir tuang sisa adonan santan, kukus kembali selama 15 menit sampai adonan keras. Campur santan kental dengan t...
Wayang Kulit Banjar adalah wayang kulit yang berkembang dalam budaya suku Banjar di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di Indragiri Hilir . Sejarah Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan , telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, dimana Kerajaan Majapahit telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan ( Tjilik Riwut , 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan jalan pertunjukan wayang kulit . Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Andayaningrat membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama Raden Sakar Sungsang lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar...
Apam Barabai bentuknya bulat dan tipis, berwarna merah kecoklatan atau putih. Teksturnya sangat lembut, lanyap istilah kota ini, sehingga terasa enak dan empuk dilidah. Yang berwarna merah kecoklatan, gula yang digunakan adalah gula merah, sehingga rasanya sangat khas, gurih dan manis, aromanya pun memiliki aroma yang kuat dari gula aren. Yang warna putih pun tak kalah enak, rasanya manisnya menggunakan gula putih, orang yang kurang suka aroma dan rasa gula merah bisa memilih Apam yang warna putih ini. Kue basah ini berbahan dasar dari tepung beras, santan, dan gula merah alami diambil langsung dari pohon Hanau (enau/nira) selain itu juga ditambah tape singkong yang difermentasi dengan ragi, semua bahan yang ada dicampur sampai rata, kemudiaan ditempa agar adonan kue Apam ini mengental setelah itu didiamkan selama satu malam agar adonan mengembang setelah satu malam lalu kue ini dibuat tipis lalu di tuangan dalam cetakan yang di buat dari daun dadap. Ma...
Tari Baksa Kipas adalah sebuah tarian klasik yang hidup di masyarakat Banjar yaitu di daerah Sungai Asam Kecamatan Karang Intan Kabupaten banjar. Namun beberapa tahun silam tarian ini terlupakan dan akhirnya tenggelam. Pada tahun 1985 Arsyad Indradi bersama seniman tari Kota Banjarbaru mengadakan riset dan menghidupkan kembali Tari Baksa Kipas ini. Tarian ini dikemas kembali karena yang mewarisi tarian ini sudah manula. Tarian ini menggambarkan gadis-gadis Banjar sedang bermain-main dan bergembira ria disuatu pertamanan. Hand propertis yang digunakan adalah kipas. Kipas ini merupakan hasil kerajinan masyarakat Banjar yang menjadi cendra mata bagi wisatawan yang datang ke Tanah Banjar.
Alat musik ini dibuat dari jenis bambu yang tipis (Paring Tamiang). Kalang kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing dipotong setengahnya dan meruncing di bagian ujung. Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak berperan sebagai pembawa melodi, dimainkan bersama alat musik agung (gong), babun (gendang), lumba (gendang), dan kecapi untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari Gintor. Kalang Kumpak merupakan alat musik tradisional Suku Bukit. Masyarakat Dayak Maanyan menyebut kalang kumpak dengan nama "salung" yang berfungsi untuk menghibur petani di ladang dan untuk mengusir binatang buas.
Kalampat adalah alat musik tradisioanl sejenis gendang berkepala tunggal. Badan gendang batang batung atau bambu tebal berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan bersama dengan agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara pengobatan yang bersifat magis) dan upacara lainnya pada masyarakat Suku Dayak di daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Dahulu di pedalaman Kalimantan ada sebuah kerajaan. Rakyat kerajaan itu hidup dengan kemakmuran yang melimpah, tentram dan damai karena kerajaan itu diperintah oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja mempunyai 7 orang putri, Semuanya belum bersuami. Lalu raja mengadakan sayembara. Barang siapa dapat membangun istana megah di seberang sungai maka merekalah yang akan beroleh kesempatan menjadi menantunya. Pengumuman pun disebar ke pelosok negeri. Hasilnya luar biasa. Ada enam orang pemuda yang menyanggupi permintaan raja. Keenam pemuda itu bekerja keras siang dan malam, hasilnya luar biasa. Dalam tempo yang tidak terlalu lama berdirilah sebuah istana yang megah di seberang sungai, lengkap dengan isinya dan tanah lapang yang mengelilinginya. Karena istana tersebut letaknya berada di seberang sungai. Raja mengadakan sayembara kembali untuk dibuatkan jembatan agar orang yang hendak ke sana tidak usah naik perahu cukup berjalan kaki saja. Namun s...