Putri Papu sedang merana, sedih dan berduka. Putri tunggal raja di Kerajaan Bajau yang berwajah hitam manis itu sedang kesal dan tidak mau makan. Pelayan dan dayang-dayang kebingungan, tak tahu apa yang harus dilakukan. Bagaimana hatinya tidak sedih? Baginda raja, ayahandanya, marah besar saat mengetahui hubungannya dengan Maruni. Padahal mereka sudah mengikat janji setia, sehidup semati. “Nelayan miskin sepertimu tidak pantas mendampingi putriku! Aku sudah menjodohkannya dengan saudagar kaya dari negeri seberang!” Kata-kata ayahandanya itulah yang membuat hati Putri Papu sedih dan pilu, bagai disayat sembilu. Dikawal para punggawa dan prajuritnya, dengan bertolak pinggang Raja Bajau meng...
Batapung tawar adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, yang sampai saat ini tetap dilestarikan. Apa itu batapung tawar? Batapung tawar bersal dari kata “tapung” (bahasa Indonesia: tepung) dan “tawar”. Kata “tapung” diambil dari bahan yang digunakan dalam tradisi batapung tawar, yakni tepung beras yang dicampur dengan air, sedangkan “tawar” diambil dari nama daun setawar. “Tawar” dalam bahasa Banjar bisa juga diartikan sebagai proses pengobatan. Contohnya dalam bahasa Banjar, “Sudah ditawari apa sakit gigitnya?” Maksudnya, “Sudah diobati apa sakit giginya?” Ternyata istilah “tepung tawar” ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lho. Alat dan bahan batapung tawar adalah air yang dicampur dengan minyak likat baboreh. Minyak ini punya wangi yang khas. Alat lainnya adalah potongan daun pisang, daun kelapa, atau daun pandan, yang gunanya untuk memercikkan air ke...
Bahan-bahan 4 porsi 4 bj telor 3 siung bwng merah 3 siung bwng putih 5 buah cabe merah besar buang bijina 2 buah tomat ukuran sedang sedikit jahe sedikit kencur 3 bj kemiri 3 sdm kecap manis(aq pakai cap ikan) 1 sdt masako 1 sdm gula pasir 1/4 sdt garam Langkah 35 menit Goreng telur sprti gambar di bawah...
Buku ini membahas tentang salah satu budaya bangsa, untuk meningkatkan penyebarluasan informasi mengenai budaya bangsa melalui Album Seni Wayang Banjar kepada masyarakat, sebagai salah satu upaya memperluas cakrawala budaya. Dengan dipilihnya wayang Banjar sebagai objek tulisan dalam buku ini, diharapkan wayang yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas akan lebih memasyarakat sehingga orang yang selama ini lebih mengenal wayang sebagai produk budaya Jawa, Bali, dan Sunda akan mengetahui bahwa etnis Banjar juga memiliki wayang sebagai salah satu hasil budaya masyarakat tersebut. Sumber: Mujiyat, Mujiyat and Sondari, Koko (2002) Album wayang kulit Banjar. Direktorat Tradisi dan Kepercayaan, Jakarta. http://repositori.kemdikbud.go.id/8166/