tahun baru
369 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Serat Wasitadarma
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Naskah ini berisi piwulang untuk para putri dalam menempuh hidup berumahtangga. Diberikan contoh waktu Kanjeng Nabi Muhammad memberikan nasehat kepada putrinya bernama Siti Fatimah. Teks ini merupakan hasil alihaksara dari koleksi Museum Sonobudoyo, nomor MSB/P70. Alih aksara dibuat oleh Yacobus Mulyadi, BA, tahun 1983, dibawah naungan proyek pembangunan  Permuseuman Daerah Istimewa Yogyakarta.    Sumber:  http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1664

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Niticuriga
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Berisi bermacam macam catatan tentang keris, meliputi : 1.       Daftar nama keris menurut abjad jawa, dengan penjelasan jumlah luknya, dan beberapa disertai ricikannya (h.1-9) 2.       Dftar nama keris menurut jumlah luknya, sampai luk 13 (h.9-18) 3.       Nama pamor yang terdapat pada keris dan watak serta asalnya (h. 18-23) Diambil dari Serat Primbon  Tarekat, Karangan Kyai Kasan Abutara dari Sembuyan pada tahun 1799 AJ (=1870 AD). 4.       Nama pamor dengan wataknya yang terdapat pada keris (h. 24-25), Karangan Mangunprawira dari Surakarta pada tahun 1796 AJ (=1768 AD). 5.       Makna dan arti racikan keris, menurut tafsiran Empu Supa Mandrengi (h. 25-28), dilanjutkan dengan penjelasan tentang makna dan arti dari perabot keris seperti warangka, pendhok, dll. Begitu juga makna keselu...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Lokapala
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Serat Lokapala (157-285). Silsilah dari Nabi Adam sampai Brawijaya IV. Diteruskan sejarah Lokapala, Ngalengka dengan Dasamuka. Akhirnya dewa wisnu menjelma pada Dasarata raja Ayodya. Melihat kalimat pertama tiap pupuh, maka teks naskah ini sama dengan edisi yang diuraikan pada Pretelan I:475-478, Pupuh 1-21, yaitu karangan R.Ng. Sindusastra, Surakarta atas prakarsa K.P.A. Purubaya. Tentang Serat Lokapala ini lihat keterangan korpusnya MSB/L32. Tahun penyalinan kedua teks ini tidak disebut sebut. Namun dengan melihat jenis kertasnya dapat diperkirakan naskah disalin sekitar permulaan abad ke-20. Tempat penyalinan tidak diketahui.   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1656

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Panji Suryawisesa
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sastra roman siklus Panji menceritakan Raden Panji di Jenggala yang telah menganti nama menjadi Suryawisesa, mempunyai kegemaran mencari ikan dengan tuba ( sejenis tumbuhan yang dapat memabukkan ikan ). Suryawisesa berhasil mendapatkan ikan bermahkita yang ternyata adalah besannya. Cerita selanjutnya tentang ikan bermahkota yang kemudian mati setelah dibawa ke istana. Ringkasan lebih lengkap dapat dibaca pada keterangan bibliografis MSB/L330. Teks naskah ini sama dengan teks naskah tersebut, pupiuh 1-10, kemudian putus. Naskah dilengkapi dengan ringkasan yang dibuat pada jaman Panti Boedja oleh M. Sinoe Moendisoera, sebanyak 6 halaman tulisan tangan. Pupuh 1, pada tiap bait baru memuat sandiasma :” Rahadyan Panji Ranawarsita pun sutanira Rahadyan Hangabei Ranggawarsita, pujangga ing Surakarta”. Informasi yang sama diulangi dalam kolofon depan (h.1), yang menyatakan teks asli ditulis oleh R. Panji Ranawarsita atas perintah ayahnya R.Ng. Ranggawarsita pada tahun 1791,...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Tatacaranipun Tiyang Ngluwari Punangi
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Teks membagahs tatacara pakaulan yang berlaku di kampung kampungdalam keraton Surakarta. Dilengkapi contoh dengan suatu cerita yang jelas. Naskah dilengkapi dengan ringkasan yang dibuat pada jaman Panti Boedja oleh R. Tanojo sebanyak 1 halam ketikan. Teks ini ditulis/digubah oleh Ki Hajar Panitra, Panumping, Surakarat, tahun 1853 (1922).  Pemrakarasa penyalinan tidak disebutkan didalam teks, tetapi melihat kertas yang digunakan rupanya masih semasa dengan penulisnya.   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1655

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Asmaradanam
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Menceritakan kehidupan sepasang burung kemladeyan, dari mencari makan, membuat sarang,sengsara, bertelur, mengerami telurnya, menetas, mencari bahan makanan untuk persediaan hidup kluwarganya pada masa yang akan datang, persahabatan yang akrab dengan burung yang lain, dsb. Cerita ini semula berbentuk lisan dan diceritakan oleh seorang “ juru gotek ing jaman kina “ yang bernama Kaki Asmarandanm. Cerita kemudian dibangun oleh Ki Hajar Panitra, diklaten tahun 1930. Naskah ini dibeli oleh Panti Boedja dari Raden Mas Mangunprawira, juga di Klaten   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1650

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Mangunharja
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Buki ini melaporkan tentang R.T. Sastradiningrat, bupati carik dari Surakarta, yang memerintahkan kepada M.Ng. Jayapranata supaya mengadakan penelitian terhadap kali-kali yang kemungkinan dapat dibendung untuk pengairan sawan-ladang. Mulai h.68r sampai tamat ada beberapa catatan tambahan dari seseorang yang bernama Marsana, anak M. Jayataruna di timuran, Solo. Nama penyalin teks pokok ( h.1-67) tidak disebutkan,tetapi mungkin juga di Solo, pada awal abad ke-20. Menurut keterangan pada h. Xv, teks dikarang di Palur pada tahun 1838 (=1908). Pengarang bernama M.Ng. Jayapranata (yaitu sperti yang dijelaskan dalam jalan cerita teks sendiri), Yng menyusun laporan mengenai keadaan kali-kali di daerah Surakarta atas permintaan dari R.T. Sastradiningrat, abdidalem carik Kraton Surakarta.   Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1647

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Nitisruti
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Serat Nitisruti adalah sebuah naskah kuno karangangan Pangeran Karanggayam dari Pajang, yang selesai ditulis pada tahun 1612 dan berisi petuah-petuah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kitab ini segala hal yang menyangkut tata karma orang Jawa dibahas.    Dibawah ini di kutipkan salah satu pupuh yakni pupuh pucung yang terdapat dalam serat Nitisruti yang khusus mengajarkan tentang cinta kasih terhadap sesama dan terjemahan dibawahnya dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan pembaca di luar Jawa memahami isinya. 1 Kang sinebut ing gesang ambeg linuhung, kang wus tanpa sama, iku wong kang bangkit, amenaki manahe sasama-sama. 2 Saminipun kawuleng Hyang kang tumuwuh, kabeh ywa binada, anancepna welas asih, mring wong tuwa kang ajompo tanpa daya. 3 Malihipun rare lola kawlas ayun, myang pekir kasiyan, para papa anak yatim, openana pancinen sakwasanira. 4 Mring wong luput d...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Wayang Thithi
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wayang kulit Cina - Jawa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Wayang Thithi mulai dikenal di Yogyakarta pada tahun 1925 hingga sekitar tahun 1967. Istilah thithi sendiri didapat dari suara alat musik yang terbuat dari kayu berlubang yang biasa mengiringi setiap pertunjukan wayang kulit China yang jika dipukul akan mengeluarkan suara thek…thek…thek.. Suatu bunyi yang terdengar di telinga orang Jawa sebagai thi… thi… thi… Untuk lakon sendiri, berbeda dengan wayang kulit Jawa yang selalu mengangkat lakon dari dua epos terkenal yakni Ramayana dan Mahabarata maka untuk wayang thithi ini lakon atau cerita yang dimainkan adalah mitos dan legenda negeri Tiongkok seperti San Pek Eng Tay, Sam Kok, Thig Jing Nga Ha Ping She, dan sebagainya.    Dan karena wayang thithi merupakan sebuah kesenian budaya hasil akulturasi dari kebudayaan China dan Jawa maka tokoh-tokoh yang terdapat dalam lakon wayng thithi inipun perpaduan dari dua kebudayaan...

avatar
Arum Tunjung