Bahan Cobek Belut : 500 gram belut, potong dua, bersihkan 3 sdm minyak, untuk menumis 400 ml air Bumbu Rendaman Cobek Belut : 3 siung bawang putih, haluskan 1 sdm garam 200 ml air Bumbu Cobek Belut : 5 siung bawang putih 4 cm kencur 12 buah cabai rawit merah ¾ sdt garam 1 sdt gula pasir ¼ sdt kaldu bubuk (jika suka) Cara Membuat Cobek Belut : Rendam belut dengan bumbu rendaman, biarkan 30 menit. Bakar diatas bara api hingga matang. Angkat, sisihkan. Haluskan bawang putih, kencur, dan cabai rawit. Tumis hingga harum. Tambahkan air, garam, gula, dan kaldu bubuk. Biarkan mendidih. Masukkan belut bakar. Masak hingga bumbu meresap dan air tinggal sedikit. Angkat, sajikan selagi hangat.
Konon sejak abad ke 17 Masehi, Lukisan Kaca telah dikenal di Cirebon, bersamaan dengan berkembanganya Agama Islam di Pula Jawa.Pada jamannya pemerintahan Panembahan Ratu di Cirebon, Lukisan Kaca sangat terkenal sebagai media dakwah Islam yang berupa Lukisan Kaca Kaligrafi dan berupa Lukisan Kaca Wayang. Pengaruh Islam yang disebarkan oleh para wali juga menjadi ciri khas dari lukisan kaca Cirebon. “Bahkan setelah pengaruh China, gambar-gambar yang dihasilkan seniman tradisional selalu berhubungan dengan Islam seperti gambar kabah, masjid dan kaligrafi berisi ayat-ayat Alquran atau Hadis,” Adapun pengaruh cerita wayang berasal dari pertunjukan wayang yang diperagakan para wali untuk menyebarkan agama Islam. Kuatnya kepercayaan tokoh wayang yang baik, membuat para pengrajin lukisan kaca selalu menampilkan tokoh seperti Kresna, Arjuna, Rama, Lesmana, dan lain-lain. Sejalan dengan perkembangan waktu, maka perkembangan Lukis...
Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Pandangan hidup tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam. Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional sebagai berikut: "Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna." Artinya: Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya. Ungkapan tradisional tersebut tidak jauh dengan amanat...
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung , Bogor , dan Tanggerang, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda. Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah: Dialek Barat ( Bahasa Sunda Banten ) Dialek Utara Dialek Selatan (Priangan) Dialek Tengah Timur Dialek Timur Laut ( Bahasa Sunda Cirebon ) Dialek Tenggara Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah Pantura. Lalu dialek Selatan adalah d...
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda : Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok 1. Calung Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). 2. Angklung Angk...
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah. Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah...
Kecamatan Singajaya memiliki beberapa legenda, salah satunya menceritakan tentang sejarah nama ‘Singajaya’ itu sendiri. Nama ‘Singajaya’ diambil dari nama orang pertama yang datang ke Singajaya yang konon menurut cerita, badannya terdiri dari setengah manusia dan setengahnya lagi singa, selain itu ia juga sangat terkenal dengan ilmunya yang tinggi. Eyang Singajaya sebetulnya bernama Eyang Yaya Syarif Hidayatullah, tetapi karena ia adalah orang pertama yang tinggal di Singajaya sehingga anak cucunya menyebutnya dengan sebutan Eyang Singajaya. Selain cerita itu, menurut sebagian masyarakat, nama Singajaya ada kaitannya dengan nama kecamatan Singaparna yang ada di kabupaten Tasikmalaya, konon katanya ada dua singa yang bertarung, kemudian yang menang diberi nama Singajaya dan yang kalah diberi nama Singaparna. Dibalik cerita tersebut, pada dasarnya masyarakat Singajaya masih memegang teguh sejarah daerahnya sendiri, terbukti dengan adanya pengajian yang dilaksa...
Penganan yang satu ini berbahan utama dari oncom. Oncom dipotong pipih seperi keripik lalu digoreng. Sebagai pelengkap oncom ditaburi bawang merah goreng yang renyah. Rasa manis dan gurih melekat dilidah kala menyantap penganan ini. Cijati dan Kadipaten merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai produsen Penganan ini.
Salam senja kepada seluruh insan budaya, penebar semangat kebaikan, penabur benih citra adi manusia. Semoga gerak yang tercurah, menjadi akumulasi dimensi kebaikan luhur nan agung. Semoga kita senantiasa selaras dengan segala “iradah-Nya”. Perkembangan gerak Nusantara selalu ternaungi dengan nilai seni dan budaya, padanya terlahir masyarakat yang berbudi dan sarat akan nilai-nilai arif. Hadir karena keniscayaan, seni dan budaya yang terlahir di negeri ini semakin teruji keberadaannya, keadaan ini semakin kompleks ketika nilai budaya Nusantara tak mampu membendung gelombang budaya populer yang masih cenderung mengikis nilai-nilai lokal. Diantara ragam budaya yang ada, batik menjadi ungkapan yang tercurah dari segala nilai arif di tengah masyarakat kita. Dalam berbagai corak batik tertanam semangat serta nilai ajaran yang tetap terjaga luhur, dan didalamnya pula terkandung harapan yang menyuarakan bahwa “Nusantara kan tetap luhur abadi d...