Gasing sendiri merupakan salah satu khasanah permainan tradisional anak-anak Nusantara yang layak untuk dilestarikan, namun sangat disayangkan permainan gasing tradisional ini pada masa sekarang cenderung terlupakan dan tergantikan oleh beragam jenis permainan produk asing. Padahal permainan gasing tradisional pada masa lalu tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Sunda, Jawa, Bali, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Kalimantan hingga Papua. Gasing sendiri adalah benda yang dibuat sedemikian rupa dari bahan kayu atau bambu dengan cara memainkannya yang harus diputar menggunakan seutas tali. Bentuk gasing sendiri cukup banyak dan setiap daerah juga memiliki beberapa bentuk Gasing, jika di Jawa memiliki gasing dengan delapan bentuk, sedangkan di Toraja, Sulawesi Selatan mengenal gasing dalam 32 bentuk. Sementara di Kalimantan khususnya Kalteng dalam permainan gasing tradisional atau Bagasing mengenal Gasing dalam dua varian bentuk yakni Gasing Pantau dan Gasing...
Suku Tunjung merupakan satu dari 28 anak suku Dayak yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mereka sebagian besar mendiami tepian Sungai Mahakam dan Sungai Bengkalang. Pada zaman dahulu, suku ini dipimpin oleh raja secara turun-temurun. Siapakah raja pertama suku Tunjung yang kemudian menurunkan raja-raja berikutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Usul Raja-Raja Suku Tunjung Dayak berikut ini! * * * Di daerah Kalimantan Timur, ada dua orang bersaudara yang bernama Gah Bogan dan Suman. Gah Bogan tinggal di Negeri Linggang yang terletak tidak jauh dari Sungai Bengkalang. Sementara itu, Suma menetap di Negeri Londong, sebelah kanan mudik Sungai Mahakam. Suatu hari, istri Gah Bogan yang bernama Gah Bongek melahirkan anak kembar delapan. Barangkali karena alasan tidak sanggup menghidupi kedelapan anak tersebut sehingga pasangan suami istri itu memutuskan untuk membuang anak-anak mereka ke Sungai Mahakam....
Alkisah, di daerah Kalimantan Timur, terdapat sebuah sungai yang bermuara di Sungai Kahayan. Muara sungai itu bernama muara Sungai Sian. Di muara sungai itu terdapat sebuah kampung yang makmur, tenteram, dan damai. Penduduknya senantiasa hidup rukun dan saling membantu satu sama lain. Di tengah-tengah kedamaian itu, tiba-tiba mereka diserang oleh kawanan perampok dengan persenjataan lengkap. Mereka memporak-porandakan seluruh isi kampung. Rumah-rumah penduduk hancur berantakan. Tangga dan tiang penyangga berserakan di mana-mana. Melihat keberingasan perampok tersebut, penduduk kampung tidak tinggal diam. Para kaum laki-laki, baik muda maupun tua, berusaha untuk melakukan perlawanan. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan lagi. Alhasil, mereka dapat menghalau perampok tersebut, meskipun banyak warga yang harus menjadi korban. Setelah musuh itu pergi, mereka segera menguburkan warga yang tewas dan membersihkan serpihan-serpihan rumah yang masih ber...
Burung enggang si burung wali Apa kabar datang ke sini Singgah di ranting puhun wanyi Merana hidup terangguk-angguk Burung enggang si burung tari Bulu ditata disusun rapi Hilang bulu menderita bathin Di dalam hati urang ha’ marah Burung enggang enda’ nya mati Ranca’ merista di dalam hati Namun hilang jangan ha’ hilang si burung enggang Burung enggang enda’nya mati Ranca’ merista di dalam hati Namun hilang jangan ha’ hilang si burung enggang Oh burung enggang Mandi’ sampai hati melihat Namun punah mandi’lah jua Merista diri seumur hidup Burung enggang si burung tari Bulu ditata disusun rapi Hilang bulu menderita bathin Di dalam hati urang ha’ marah Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/lirik-lagu-daerah-kalimantan-timur.html
Agama Buddha di Balikpapan mulai berkembang sejak tahun 1970-an, ketika itu seorang Upasaka Sogatta datang dari Samarinda mengenalkan tradisi puja (sembahyang) secara Agama Buddha, di Balikpapan. Pertama-tama kegiatan berlangsung dari rumah ke rumah. Bp. Simon & Ibu Simon sebagai salah satu yang tertarik dengan Agama Buddha, kemudian menyediakan rumahnya sebagai tempat Puja Bhakti pada waktu itu. Pada kelanjutannya, berdirilah sebuah vihara yang diberi nama: Dhammavihara (1970-an) yang terletak di Gunung Malang. Perkembangan Agama Buddha di Balikpapan terus berlanjut, hal ini ditandai dengan berdirinya beberapa vihara lain. Salah satunya adalah Vihara Buddha Manggala Jaya (1997). Vihara ini bernaung di bawah Yayasan Buddha Manggala Jaya dalam binaan Sangha Theravada Indonesia. Nama Vihara Buddha Manggala Jaya merupakan sebuah nama pemberian dari YM.Bhikkhu Jotidhammo Thera. Vihara ini berlokasi disebuah Ruko di Komplek Balikpapan Baru, dimana ruko pinjaman tersebut merupa...
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu negara bagian Sabah dan Serawak. Selain dikenal dengan keindahan alam, kebudayaan serta adat istiadatnya, wilayah yang mayoritas dihuni oleh suku Dayak dan Kutai sebagai penduduk asli Kalimantan Timur juga memiliki kekayaan lain berupa pakaian adat tradisional. Bergantung fungsi dan penggunaannya masyarakat Kalimantan Timur biasa mengenakan pakaian khas daerah mereka untuk keperluan tertentu seperti saat upacara perkawinan, pertunjukan tarian, dan untuk acara lainnya. Barangkali sebagian dari kita sudah sering melihat pakaian adat suku Dayak yang dikenal identik dengan hiasan berupa susunan manik-manik beraneka warna sebagai penghias kain hitam yang digunakan sebagai bahan dasar pakaian adat Dayak. Pakaian adat yang dikenakan oleh wanita dikenal dengan nama Ta a dan sementara pakaian adat yang dikenakan oleh pria disebut dengan sapei sapaq. Dilihat dari cara berb...
Gemer adalah alat musik tradisional Kalimantan Timur yang digunakan dengan cara dipukul. Layaknya gendang lainnya, Gemer dibuat dari batang kayu yang pada bagian sisinya dilubangi dan kemudian ditutupi dengan kulit binatang untuk dijadikan tempat pukulannya. Meskipun orang Indonesia kebanyakan memandang semua alat musik pukul merupakan gendang, Gemer mempunyai 4 jenis yang bisa dibedakan berdasarkan bentu ukurannya yaitu: Prahi Gimar Tuuking tuat Pampong Gemer digunakan dengan cara dipukul menggunakan tangan dengan teknik tertentu agar dapat mengeluarkan pola irama tertentu. Alat musik tradisional Gemer biasa digunakan sebagai alat musik pengiring upacara adat atau tarian lokal. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur/
Jatung Utang adalah alat musik tradisional khas Kalimantan Timur. J atung utang digunakan dengan cara dipukul namun bisa dipukul pada 1 bagian saja karena alat musik ini mempunyai panjang yang bisa mencapai 3 meter dan diameternya 50 cm. Selain sama dengan gendang pada umumnya, Jatung utang mempunyai kemiripan seperti gambang dibuat dari kayu yang dirangkai dan diikat dengan tali dan pada setiap kayu yang disusun rapi tersebut mempunyai nada masing-masing dan bisa dimainkan dengan 2 tangan karena tangan memegang pemukul di tiap-tiap tangan. Alat musik tradisional ini menggunakan tanda atau isyarat pada penyelenggaraan acara seperti upacara-upacara dan tarian daerah. Cara menggunakan alat musik Jatung Utang ada 2 macam. Pertama alat musik ini di topang dengan kaki, di mana pemain duduk dengan kaki yang dibentangkan lurus dan Jatung diletakkan di atas kaki. Kedua dengan menggunakan cara duduk santai sambil menghadap alat musik tersebut. &n...
Salah satu pernak-pernik tradisi unik yang dapat ditemukan dalam penyelenggaraan Erau adalah penggunaan tambak karang. Tambak karang adalah lukisan atau gambar berwarna-warni yang berfungsi sebagai alas dari area pelaksanaan suatu ritual sakral tertentu dalam Erau. Gambar atau lukisan ini terbuat dari beras yang diberi berbagai macam warna. Beras-beras ini disusun sedemikian rupa sehingga membentuk motif khusus yang masing-masing memiliki makna dan fungsi yang spesifik. Tambak karang dapat ditemukan di sejumlah ritual sakral yang berlangsung dalam Festival Erau. Salah satu di antaranya adalah ritual mendirikan tiang ayu yang menjadi penanda dimulainya Erau. Dalam ritual ini, tambak karang yang digunakan bermotif empat naga dan seluang emas berwarna warni sebagai alas dari kasur kuning yang menjadi tempat bersemayamnya Sangkoh Piatu. Pada bagian moncong dari setiap naga, diletakkan dua buah pisang yang menyimbolkan taring. Di antara kedua pisang, diletakkan...