Ma Poh-Pohan : (sumber: E-book Permainan Rakyat Daerah Bali. B. Suwondo. 2013. Bali.)
Penyu Mataluh : (sumber: E-book Permainan Rakyat Daerah Bali. B. Suwondo. 2013. Bali.)
Naga Besukih adalah naga yang diceritakan dalam asal-usul selat Bali. Dalam cerita, Naga ini dapat dipanggil menggunakan genta pemujaan milik Begawan Sidi Mantra. Juga diceritakan bahwa ia dapat mengeluarkan emas dan permata dari dalam sisiknya. Sumber: http://tentoinfo.blogspot.com/2011/12/10-profil-mahluk-mitologi-yang-populer.html
Ayam suir buncis sambel matah endeus 12 Suka Kemaren ibu negara makan-makan di rumah. Trus banyak ayam goreng sisa. ... selengkapnya Laily Gunawan Bahan-bahan 4 potong ayam goreng Buncis 7 siung bawang merah 5 buah cabe rawit Gula Garam Pecin Langkah Suir ayam dan potong-potong buncis. &nb...
sumber: Taro, Made. Cerita Rakyat dari Bali 3. Grasindo
sumber: Danandjaja, James. Cerita Rakyat dari Bali . Grasindo
sumber: Danandjaja, James. Cerita Rakyat dari Bali . Grasindo
Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, terletak sekitar 67 km dari Denpasar, Bali. Desa Tenganan Pegringsingan diyakini hadiah Dewa Indra, dewa perang dalam mitologi Hindu. Alkisah, Dewa Indra memerangi kediktatoran Raja Maya Denawa yang melarang masyarakat melakukan persembahyangan. Setelah Dewa Indra dapat mengalahkan Raja Maya Denawa, dilakukan upacara menyucikan kembali tempat peperangan. Upacara ini menggunakan Oncesrawa, kuda putih milik Dewa Indra sebagai korban persembahan. Ketika mengetahui dirinya akan dijadikan korban, kuda Oncesrawa melarikan diri dan menghilang. Dewa Indra kemudian mengutus wong peneges, prajurit Bedahuluuntuk mencari kuda tersebut. Mereka membagi diri menjadi dua, satu kelompok ke arah Singaraja (Bali Utara) dan kelompok yang lain ke arah Karangasem (Bali Timur). Singkat cerita, kelompok Bali Timur yang menemukan kuda ini dalam keadaan mati. Disebutkan Bhatara Indra mengetahui keadaan ini dan bersabda“ Hai.. orang Peneges janganlah...
Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Pulau Bali. Kerajaan itu bernama Kerajaan Soma Kencana. Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Suliawana. Baginda Raja membawa rakyatnya dalam kemakmuran. Namun, suasana tenteram ini terusik, ketika dikabarkan seekor burung Garuda merusak tanaman serta memburu sapi dan babi. Bahkan Garuda ini sungguh berbahaya, karena juga membunuh anak-anak penggembala. Rakyat melaporkan kejadian ini pada Baginda Raja, termasuk kerusakan yang ditimbulkannya. Maka, Baginda Raja bermusyawarah dengan semua Patih dan Punggawa mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan peralatan yang ada, seperti jerat, jaring, atau getah tidak mungkin dapat menangkap apalagi membunuh Garuda si pembuat onar. Akhirnya diputuskan, siapa saja yang mampu menyingkirkan burung Garuda raksasa, ia akan diberi jabatan penting di istana Raja. Dalam sekejap, pengumuman itu tersiar ke mana-mana. Orang-orang ramai membicarakannya. Tikus pun mendengarnya. Bersama kawan-kawannya, ia...