Rumah Pewaris atau disebut juga Walewangko merupakan rumah adat daerah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Rumah adat ini berdiri di atas tiang dan balok-balok yang mendukung lantai, dua di antaranya tidak boleh disambung. Kolong Rumah (Sangkor), digunakan untuk menyimpan hasil bumi (godong). Pintu rumah terletak di depan, tetapi tangga naik terdapat di kiri dan kanan serta bagian tengah belakang rumah. Ruang paling depan, disebut lesar, tak berdinding, tempat kepala suku atau kepala adat memberikan maklumat kepada rakyat. Ruang kedua, adalah sekey merupakan serambi depan, berdinding, terletak setelah pintu masuk. Ruang ini berfungsi untuk menerima tamu dan menyelenggarkan upacara adat, serta tempat menjamu undangan. Ruang tengah, disebut Setup Emperan, tempat untuk menerima tamu yang masih ada ikatan keluarga serta tempat menerima tamu wanita. Di ruang tengah ini terdapat kamar-kamar tidur orang tua dan anak perempuan, disebut pores. Ruang makan keluarga serta te...
Nama Bolaang berasal dari kata “bolango” atau “balangon” yang berarti laut. Bolaang atau golaang dapat pula berarti menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap, sedangkan Mongondow dari kata ‘momondow’ yang berarti berseru tanda kemenangan. Rumah yang satu ini memiliki atap yang melintang dengan bubungan yang sedikit curam. Bagian tangganya ada di depan rumah dengan serambi tanpa dinding. Adapun ruang dalam terdiri atas ruang induk dan ruang tidur. Ruang induk ini terdiri atas ruang depa, tempat makan juga tempat tidur serta dapur yang ada di bagian belakang rumah. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/11/rumah-adat-sulawesi-utara/
Ganda merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul, seperti Gendang alat musik ini juga memiliki 2 buah sisi yang dilapisi dengan kulit binatang. Hampir semua orang yang ingin mempelajari alat musik ini akan mudah, karena tidak perlu teknik khusus dalam memainkannya. Cukup dengan kelihaian seorang bermain, dan naluri kita untuk memukul akan keluar dengan sendirinya. Jika dibandingkan dengan gendang Jawa, ukuran kanda lebih kecil dan lebih ramping. Sumber : https://alatmusikindonesia.com/alat-musik-tradisional-gorontalo/
Wahulo adalah nama alat musik tradisional Gorontalo yang berbentuk rebana, Wahulo dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan sedangkan tangan yang lain memegang alat musik tersebut. Seperti memainkan rebana lainnya, Wahulo juga memiliki teknik tersendiri tiap-tiap permainan dan lagu yang diiringi. Alat musik tradisional Wahulo dapat dibedakan jika anda lihat dari segi pengikat kulit yang digunakan. Anyaman rapat dengan menggunakan rotan menjadi ciri khas dari Wahulo. Sangat disayangkan karena sangat sulit untuk saya menemukan dimanakah sebenarnya pengrajin dari alat musik tradisional ini. Sumber : https://alatmusikindonesia.com/alat-musik-tradisional-gorontalo/
Marwas adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul / ditepuk pada bagian membran yang terbuat dari kulit hewan. Alat musik tradisional Gorontalo ini juga termasuk kedalam golongan alat musik perkusi karena kurang enak didengar jika hanya dimainkan sendiri / 1 buah / solo. Lirik lagu yang sering diiringi dengan Marwas umumnya berupa puja-puji kepada Sang Pencipta. Marwas sendiri diyakini merupakan alat musik tradisional yang diadopsi dari kebudayaan timur yang datang bersamaan dengan para pedagang di masa lalu. Meskipun begitu, Marwas juga merupakan salah satu alat musik tradisional yang harus kita lestarikan keberadaannya. Sumber : https://alatmusikindonesia.com/alat-musik-tradisional-gorontalo/
Paiya lo hungo lo poli merupakan salah satu kesenian tradisional gorontalo. Kesenian tradisional yang tergolong seni vokal. Kata paiya lo hungo lo poli berasal dari tiga buah kata dalam bahasa gorontalo yaitu kata paiya yang berarti melempar, Hungo berarti buah atau bunga dan poli yaitu nama sejenis bunga yang tumbuh di gorontalo yang daunnya kasar dan biasa dijadikan bahan lulur gadis remaja gorontalo. Sedangkan kata lo dalam kalimat tersebut merupakan awalan kata dalam bahasa gorontalo yang artinya saling. Sehingga jika diartikan maka paiya lo hungo lo poli yaitu saling melempar bunga poli. Observasi yang dilaksanakan di desa wonggahu kecamatan paguyaman kabupaten boalemo menunjukan bahwa keberadaan seni musik tradisional paiya lo hungo lo poli semakin tidak diperhatikan lagi terutama sebagai media hiburan pada masyarakat. Padahal kesenian tradisional ini, merupakan salah satu kesenian tradisional daerah gorontalo yang keberadaannya perlu diperhatikan oleh masyarakat. ...
Bagi masyarakat modern, pernikahan adalah sebuah institusi yang sakral. Ada beberapa batasan yang harus dihormati, salah satunya pernikahan sedarah atau antar saudara sendiri. Namun hal tersebut bukan sesuatu yang aneh bagi Suku Polahi, yang mendiami pedalaman hutan Humohulo di Gorontalo. Bagi suku ini, perkawinan sedarah sudah menjadi sesuatu yang lazim. Bahkan keturunan yang dihasilkan dari tradisi aneh ini tidak mengalami kecacatan seperti yang diyakini kebanyakan ahli. Kebiasaan itu konon dilakukan untuk mencegah suku Polahi dari kepunahan. Jadi pernikahan antara ayah dan anak maupun kakak dengan adik bukan sesuatu yang luar biasa bagi mereka. Sumber : https://travelingyuk.com/tradisi-aneh-suku-indonesia/86951/
Bahan-bahan 4 Terong, potong seruas-ruas lalu belah 2, goreng, sisihkan 65 ml santal kental 2 daun jeruk 2 daun salam 1 sereh geprek 750 ml air Bumbu halus 2 ruas kunyit 7 bawang merah 6 bapur Garam, gula, penyedap rasa Langkah Tumis bumbu halus hingga harum M...
Bahan-bahan Untuk 1porsi 2 buah sayur Terong ukuran sedang 3 ekor Ikan roa (banyak di jual online) 5 buah bawang merah 1 siung bawang putih,, 1 buah tomat 5-15 cabe rawit boleh di kurangi tergantung selera Minyak goreng Sedikit penyedap ro***ko garam Langkah Sayur Terong di cuci kemudian belah menjadi 4 potong menjadi 2 lg atau sesuai selera selanjutnya di goreng Ikan roa di ambil kulitnya dan di pi...