Alternatif sajian musik yang dapat Anda nikmati di Sumedang adalah Stek Orkes, yang pertunjukannya sama dengan pertunjukan musik Keroncong yang terdapat di daerah lain di Tatar Sund. Waditranya terdiri dari Gitar, Biola, Cuk, Bass, Selo, Markis, Bangsing (semacam suling bambu), Tamborin dan Hordeon (Argot). Selain itu, dihadirkan pula beberapa orang penyanyi wanita (biduanita) dan beberapa orang penyanyi pria. Dalam perkembangan selanjutnya, selain waditra di atas ditambah pula dengan Bongo atau Tomtam atau Kulanter, menjadikannya alunan musik yang khas. - See more at: http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=562&lang=id#sthash.bTr4zkiJ.dpuf
Pesona pertunjukan Kemprongan yang berasal dari pesisir pantai utara ini selalu diadakan setelah selesai panen. Pada malam harinya, pertunjukan Kemprongan digelar sampai tengah malam atau menjelang shubuh. Pelaksanaan pertunjukkan dilakukan di lapangan atau arena terbuka yang dikelilingi pohon. Biasanya, cahaya yang digunakan untuk menerangi pertunjukkan berasal dari Oncor yang disimpan di tengah-tengah lapangan. Hal menarik yang dapat Anda coba dari pertunjukan kesenian ini, terutama bila Anda masih sendiri, adalah ajang untuk mencari jodoh. Kebanyakan Ronggeng yang menari masih gadis atau janda. Oleh karena itu, para Ronggeng dituntut untuk menari dengan bagus supaya dapat memikat calon pasangan menarinya. Di lain pihak, para penari pria dari kalangan penonton selain harus pandai menari juga harus memiliki ilmu beladiri dan ilmu kebatinan (magis) untuk membela dirinya ketika terjadi keributan di arena pertunjukkan, selain harus bisa memikat hati sang Ronggeng dan berani bertanggun...
Pagelaran Wayang Babad merupakan terobosan unik seorang dalang wayang kulit ternama asal Desa Cangkring, Kabupaten Cirebon, Askadi Sastrasuganda yang dijuluki Mamae Titin. Wayang Babad akana menuturkan pada Anda kisah pemisahan Kerajaan Cirebon dari Kerajaan Pajajaran yang ditandai dengan penancapan payung agung di Pakungwati (Kasepuhan), dengan kata lain merupakan kisah penegasan berdirinya Kerajaan Islam Cirebon. Wayang Babad ini dimaksud Askadi sebagai seni adiluhung untuk mengembalikan wayang sebagai media dakwah seperti dilakukan para wali pada masanya. Untuk mengembalikan posisi wayang sebagai sarana dakwah kepada masyarakat, nayaga mengenakan kostum ala santri, dan sinden mengenakan jilbab. Pertunjukkannya pun disisipi syair-syair islami seperti salawat dan do'a. Waditra yang digunakan adalah gamelan salendro dan pelog, genjring santri/rebanan, solawatan, serta lagu-lagu kemandu lakon. - See more at: http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=305&lang=id#...
Ajen berasal dari kata ngajenan yang dalam bahasa Sunda berarti menghargai atau memberi penghormatan. Pertunjukan seni Wayang ajen dibuat Wawan S. Gunawan dan Arthur S Nalan, mereke adalah mantan Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia di Bandung, tahun 1998. Wayang ajen merupakan bentuk pengembangan wayang golek sebagai tradisi Sunda yang digabungkan dengan ide kreatif kaum muda. Dalam wayang ajen, tradisi golek Sunda tetap menjadi peran utama. Bentuk dan bahan pembuatannya sama dengan wayang golek kayu. Naskah yang diambil pun berpatokan dari Wiracarita Ramayana dan Mahabarata, namun mengikuti mengikuti perkembangan zaman. Sekarang ini, penyampaiannya sering kali dimeriahkan dengan format teater. Lokasi: Kota Bekasi - See more at: http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=355&lang=id#sthash.B6wOBkNv.dpuf
Ajen berasal dari kata ngajenan yang dalam bahasa Sunda berarti menghargai atau memberi penghormatan. Pertunjukan seni Wayang ajen dibuat Wawan S. Gunawan dan Arthur S Nalan, mereke adalah mantan Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia di Bandung, tahun 1998. Wayang ajen merupakan bentuk pengembangan wayang golek sebagai tradisi Sunda yang digabungkan dengan ide kreatif kaum muda. Dalam wayang ajen, tradisi golek Sunda tetap menjadi peran utama. Bentuk dan bahan pembuatannya sama dengan wayang golek kayu. Naskah yang diambil pun berpatokan dari Wiracarita Ramayana dan Mahabarata, namun mengikuti mengikuti perkembangan zaman. Sekarang ini, penyampaiannya sering kali dimeriahkan dengan format teater. Lokasi: Kota Bekasi - See more at: http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=355&lang=id#sthash.B6wOBkNv.dpuf
Jenis kesenian bernama cukup unik ini pada awalnya dilakukan sebagai bagian dari upacara ruwatan dalam menanggulangi Pageblug (epidemi penyakit), menempati rumah baru, dan lain sebagainya. Namun demikian, dewasa ini pertunjukan Burokan lebih banyak dipakai dalam memeriahkan pesta khitanan atau perkawinan. Bengberokan merupakan kedok yang dibuat dari kayu. Bentuknya mirip dengan buaya. Anda akan mendapatkan warna kedoknya yang merah dengan mata besar yang menyala, dengan mulut dapat digerakan (dibuka-tutup) sehingga menghasilkan bunyi "plak-plok". Tubuhnya terbuat dari bekas karung beras yang dijahit sedemikian rupa sehingga mampu menutupi pemainnya, dan mengesankan tubuh binatang yang besar dan berbulu (ditambahi ijuk dan serpihan tambang), kemudian disambung kayu yang dibuat mirip seperti ekor dengan warna belang-belang merah putih, runcing sehingga ujungnya mirip ekor ikan cucut. Pelajari makna yang dapat disimpulkan dari pertunjukan Berokan ini. Pertama, makna mistis yang b...
Luangkan waktu Anda dan nikmati salah satu kesenian khas Cirebon ini. Genjring Akrobat merupakan gabungan dari kesenian genjring ketiping dengan kesenian debus. Pada awalnya, kesenian ini merupakan media untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Syairan shalawat menjadi tema utama yang dilantunkan secara rampak dengan diiringi tabuhan rebana tanpa tarian dalam kesenian ini. Oleh masyarakat lokal, tabuhan rebana ini disebut genjring. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk mendekati bunyi rebana yang mirip bunyi “jring”, orang bilang “genjringan” – sebuah fakta yang menarik. Seperti halnya kesenian Islam lain, kesenian ini menggunakan dasar dari kitab Al-Berjanji, yang berisi puji-pujian kepada Nabi Muhammad. Anda akan dihibur melalui iringan musik yang berasal dari instrumen genjring, dogdog, dan gong. Selain itu juga ditampilkan tarian-tarian serta pertunjukan ketangkasan dan akrobat yang sarat dengan unsur magis dan hiburan untuk melengkapi paket hi...
Terbang Buhun merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang sebagian besar tersebar di beberapa tempat di Jawa Barat, dengan beberapa sebutan seperti Terbang Gede, Terbang Gebes, dan Terbang Ageung. Pada masa lalu, seni terbang digunakan sebagai media dakwah Islam, melalui puji-pujian yang dilantunkan sepanjang pertunjukan berlangsung. Terbang Buhun dianggap pula memiliki kekuatan-kekuatan spiritual dan mitis, karena itu seringkali dipakai dalam upacara Ngaruwat, misalnya ngaruwat anak, ngaruwat rumah, dan lain-lain. Dalam upacara ruwatan biasa diadakan acara Ngahurip dengan menebarkan air suci serta membuat sesajen dan sambung layang, yakni rangkaian hasil bumi yang disusun tiga lingkaran. Biasanya dibuat sepasang. - See more at: http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=324&lang=id#sthash.V1t9ybZo.dpuf
Pada awalnya Seni Rudat hanya berkembang di pesantren-pesantren, namun kemudian seni yang bernafaskan Islam ini berkembang pula di masyarakat umum. Menurut Enoch Atmabrata, rudat tarian merupakan tarian di iringi oleh musik terbangan di mana unsur tarian nya banyak kental dengan nuansa agama, seni bela diri, dan seni suara. Munculnya kesenian Rudat berawal dari tumbuhnya semangat perjuangan masyarakat dalam upayanya melawan penjajah yang dipimpin oleh seorang pangeran dari Kesultanan Kanoman Cirebon. Bersama pimpinan-pimpinan pesantren ia menyusun kekuatan dengan mengajarkan ilmu beladiri pada para santri. Kegiatan tersebut kemudian disamarkan dengan membentuk gerakan-gerakan berbentuk tarian. Adapun alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Rudat adalah perangkat genjring, trebang dan bedug. Maka dalam tarian Rudat, Anda akan melihat perpaduan gerak silat, dzikir dan gerakan sholat, kemudian diiringi dengan lantunan puji-pujian yang mengagungkan asma Allah dan Rasulnya – su...