masyarakat adat
237 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Upacara Adat Siala Palak Asu Dayak Tamambalo
Ritual Ritual
Kalimantan Barat

Subsuku Dayak Tamambaloh adalah komunitas masyarakat adat yang tinggal di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Secara berkelompok mereka mendiami beberapa wilayah di aliran Kecamatan Batang Lupar dan Kecamatan Embaloh Hulu, Sungai Palin di Kecamatan Embaloh Hilir, dan Sungai Peniung Kecamatan Kalis.        Sama dengan subsuku Dayak lainnya, Komunitas Dayak Tamambaloh juga memiliki adat dan tradisi yang mengatur tata krama, pergaulan, dan segala persoalan kehidupan. Bagi mereka, tradisi dan adat hidup adalah ciri dan identitas untuk terus dilaksanakan yang beberapa diantaranya masih dapat ditemui hingga hari ini. Salah satunya adalah Adat Siala Palak Asu.         Dalam bahasa setempat, adat ini mengatur soal perkawinan yang salah, dalam arti bahwa pasangan yang melaksanakan perkawinan tersebut sebenarnya dilarang/tidak boleh. Karena perkawinan bagi masyarakat Dayak Tamambaloh adalah suatu peristiwa yang...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
1_Dohong Kalimantan Barat #DaftarSB19
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Kalimantan Barat

Masyarakat Dayak Ngaju di daerah Kalimantan Barat mempunyai senjata khas yang bernama  Dohong . Senjata ini berbentuk sebuah mata tombak yang juga dapat dialih fungsikan sebagai pisau.  Dulunya Dohong berfungsi sebagai senjata perang, namun saat ini Dohong digunakan masyarkat setempat untuk berburu, bercocok tanam, memotong tali pusar dan menyembelih hewan kurban. Maka dari itu, orang yang memilik dohong hanya ketua adat dayak atau seorang pisur. Senjata tradisional tersebut dipercaya oleh banyak masyarakat Dayak sebagai senjata tertua yang dimiliki oleh mereka. Dalam perkembangannya, saat ini sudah jarang digunakan sebagai senjata melainkan disimpan sebagai benda pusaka.   Sumber: https://suka-suka.web.id/35-senjata-tradisional-indonesia/ https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/spesialisasi/persenjataan/senjata-tradisional/dohong/

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Tarian Ngajat Iban
Tarian Tarian
Kalimantan Barat

Asal usul tarian ngajat ini tidak diketahui dengan jelas tetapi diyakini telah ada bersama dengan suku Iban sejak abad ke-16. Tarian ngajat diyakini telah dilakukan oleh prajurit mereka setelah kembali dari pertempuran / perburuan. Tarian ini sekarang dilakukan untuk merayakan festival panen paling penting yang disebut ‘ Gawai ‘  dan untuk menyambut tamu penting bagi rumah panjang. Dulu ngajat ditarikan setelah para prajurit Iban kembali dari berperang dan pada masa dahulu pemburu kepala dari suku Iban ini, adalah yang paling bengis di Sarawak. Keindahan tarian ngajat yang terdapat dalam suku Iban merupakan satu indentitas komunitas Iban yang penuh dengan dunia mistik dan keajaiban serta membedakan kaum Iban dari suku-suku kaum pribumi lain di Sarawak.     Penari pria akan memakai pakaian tradisional seperti ‘sirat’, ‘gagung’ atau baju burung, juga memakai topi yang dihias dengan bulu-bulu burung. Gagung merupakan se...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
7_ Legenda Sungai Landak
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Barat

Dahulu, di sebuah desa yang terletak di pinggir hutan di pedalaman Kalimantan Barat, hiduplah sepasang suami istri. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sehari-hari sang Suami bercocok tanam dengan menanam palawija di ladang. Meskipun hidupnya serba pas-pasan, pasangan suami istri tersebut selalu ingin membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Suatu malam, ketika sang Istri sudah tidur dengan nyenyaknya, sang Suami masih terlihat gelisah. Sesekali ia miring ke kanan, sesaat kemudian miring lagi ke kiri. Malam semakin larut, namun lelaki itu tetap tidak bisa memejamkan mata. Ia pun bangkit dari tidurnya lalu duduk di samping istrinya. “Huh, kenapa mataku sulit sekali kupejamkan?” keluh petani itu. Sesekali petani itu memandangi istrinya yang sudah terlelap. Suatu ketika, saat menoleh ke arah istrinya, ia dikejutkan oleh sebuah peristiwa aneh pada istrinya. Kepala sang Istri mengeluarkan asap. Selang beberapa saat kemudian, tiba-tiba seekor kelabang...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
7_ Kisah Putung Kempat
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Barat

Alkisah, di atas Gunung Kujau yang hijau dan sejuk di daerah Kalimantan Barat, hiduplah sepasang suami-istri dengan keenam anaknya. Sang suami bernama Sabung Mengulur, sedang istrinya bernama Pukat Mengawang. Keenam anaknya yaitu berturut-turut dari yang sulung ke yang paling bungsu adalah Belang Pinggang, Suluh Duik, Buku Labuk, Terentang Temanai, Putung keempat, dan Bui Nasi. Dari keenam bersaudara tersebut, hanya Putung Kempat yang perempuan. Sebenarnya, Sabung Mengulur dan istrinya mempunyai seorang lagi anak laki-laki yang bernama Pulung Gana, namun anak itu meninggal ketika masih kecil. Untuk menghidupi keenam putra-putrinya, Sabung Mengulur dan istrinya bercocok tanam di ladang. Suatu ketika, Sabung Mengulur mendapat firasat buruk bahwa hidupnya di dunia akan lebih lama lagi. Namun, ia tidak memberitahukan hal itu kepada istri dan anak-anaknya. Suatu hari, ia hanya berpesan kepada keenam anaknya ketika akan masuk ke dalam kepok agar keenam anaknya membuka lahan baru unt...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
4_Duhung
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Kalimantan Barat

Selama ini, mungkin masyarakat lebih mengenal mandau dan parang sebagai senjata tradisional yang dimiliki suku Dayak. Padahal, suku yang mendiami daerah pesisir Pulau Kalimantan ini memiliki satu lagi senjata tradisional, yaitu duhung. Konon, senjata tradisional ini diyakini sebagai senjata tertua suku Dayak. Masyarakat Dayak meyakini duhung sudah tercipta ketika manusia belum ada di dunia. Duhung merupakan senjata yang diciptakan oleh leluhur suku Dayak di alam atas, kayangan. Manusia pertama yang memiliki duhung adalah mereka yang dipercaya sebagai leluhur suku Dayak. Pada awalnya, hanya tiga orang yang memiliki duhung, yaitu Raja Sangen, Raja Sangiang, dan Raja Bunu. Menurut legenda, ketiga raja tersebut memiliki duhung yang berbeda. Duhung milik Raja Sangen dan Raja Sangiang terbuat dari besi yang bisa mengapung. Sementara, duhung milik Raja Bunu terbuat dari besi yang tidak bisa mengapung. Duhung jenis ini biasa disebut sanaman leteng. Raja Bunu inilah yang diyakini...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Rumah Betang Kalimantan Barat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan. Suku Dayak hidupnya berkelompok, membentuk koloni dari anggota keluarga mereka. Dengan gaya hidup berkelompok tersebut sangat mempengaruhi bentuk dan besar dari rumah mereka. Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi, itu tergantung seberapa besar dan banyak keluarga mereka. Keluarga besar suku Dayak biasanya tinggal dalam satu atap atau satu rumah, oleh karena itu ada rumah Betang yang bisa mempunyai panjang mencapai 150 meter dan lebar hingga 30 meter bahkan ada yang lebih. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari permukaan tanah. Tujuan dari rumah panggung tersebut untuk mengantisipasi datangnya banjir pada musim penghujan karena sering sungai meluap dan terjadi di daerah-daerah hulu sungai di Kalimantan. Mereka hidup bersama dan berkelompok dalam satu rumah secara turun menurun. Setiap rumah tangga (keluarga) menemp...

avatar
Oase
Gambar Entri
Betang Radakng
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Rumah  Radakng  dalam bahasa Indonesia disebut  rumah panjang  atau  rumah betang yang diambil dari bahasa Dayak Kanayatn. Rumah Radakng ini dibangun sebagai upaya pengembangan dan pelestarian adat istiadat. Rumah Radakng didesain untuk menampung sekitar 600 orang di ruang utama. Sementara itu,area halaman yang luas juga dapat digunakan untuk aktivitas budaya. Rumah panjang yang panjangnya sekitar 138 meter dan tingginya 7 meter itu dipastikan paling mewah di Kalimantan yang berada di daerah perkotaan. Setelah diresmikan ada serah terima dari Dinas Pekerjaan Umum ke Gubernur dan diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/04/rumah-adat-kalimantan-barat/  

avatar
Oase
Gambar Entri
Baluk
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Barat

Baluk merupakan rumah adat suku dayak Bidayuh yang sangat berbeda bentuknya dari rumah adat suku-suku dayak lainnya khususnya yang berada di Kalimantan Barat dan umumya suku-suku dayak yang berada di Pulau Kalimantan. Rumah Adat Baluk ini terletak di Kecamatan Siding desa Hli Buei dusun Sebujit, jarak dari Ibukota Bengkayang ± 134 KM, dapat ditempuh dengan menggunakan motor air selama ± 2 jam. Rumah Adat ini gunakan oleh masyakat Suku Dayak Bidayuh dalam acara ritual tahunan (nibak’ng) yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Juni, setelah usai musim menuai padi dan untuk menghadapi musim penggarapan ladang tahun berikutnya. Berbentuk bundar, berdiameter kurang lebih 10 meter dengan ketinggian kurang lebih 12 meter dan disanggah sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang lainnya serta sebatang tiang digunakan sebagai tangga yang menyerupai titian. Ketinggian ini menggambarkan kedudukan atau tempat Kamang Triyuh yang harus dihormati. Nyobeng adalah ke...

avatar
Oase