Bahan-bahan Sate Lilit Ayam :Daging ayam giling 300 gram Kelapa parut muda 6 sendok makanGaram 1 sendok tehSerai 12 batang ( digunakan untuk tangkai sate lilit ) caranya potong sedikit pangkal serai dan potong ujungnya ukuran kira-kira 17 centi meter , cuci bersih dan tiriskan agar tangkai agak kering. Bumbu Halus Sate Lilit Ayam : Bawang merah 6 butir Bawang putih 3 siung Cabai merah 3 buah Kencur 1 ruas Jahe 1 ruas Lengkuas 1 ruas Kunyit 1 ruas Kemiri sangrai 3 butir Merica butiran 1/2 sendok teh Ketumbar sangrai 1/2 sendok tehSerai 1 batang ( diambil bagian putihnya ) Cara Membuat Sate Lilit Ayam : Langkah awal haluskan bumbu halus , anda dapat menggunakan blender dengan sedikit air . (usahakan sesedikit mungkin menggunakan airnya) Selanjutnya dimangkuk ukuran sedang , campur daging ayam giling , kelapa parut dan bumbu halus serta garam , aduk hingga rata . Siapkan pan datar , beri sedikit minyak , lalu panaskan . Untuk mengetes rasa , ambil sedikit adonan , lalu masak sebentar hin...
Poh bikul yang sudah dikupas (kiri) dan belum dikupas (kanan) Sumber : http://manjidharsana.blogspot.com/2016/10/poh-bikul.html?m=1 Masyarakat setempat menamai mangga ini berdasarkan bentuknya yang kecil dan lonjong mengkerucut seperti celurut. Berbeda dengan mangga-mangga jenis lainnya (yang berubah warna menjadi merah jingga atau kuning ketika sudah masak), mangga tikus tetap berwarna hijau hingga masak. Mangga tikus memiliki rasa manis dan legit serta tekstur yang lembut dan berair. Menurut masyarakat setempat, tanaman mangga tikus sulit dibudidayakan; tanaman mangga tikus hanya dapat tumbuh di Desa Menyali dan tidak dapat dikembangbiakan melalui biji. #OSKMITB2018
Upacara Otonan Kata Otonan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang telah menjadi kosa kata bahasa Bali yang berasal dari kata “wetu” atau “metu” yang artinya keluar, lahir atau menjelma.Hari kelahiran umat Hindu di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali diperingati berdasarkan kalender Bali-Jawa yang disebut pasaran. Kalender ini mempergunakan perhitungan “Wuku” yang jumlahnya 30 Wuku (210 hari) dalam satu tahun Jawa-Bali, Sapta Wara (Pasaran Tujuh) dan Panca Wara (Pasaran Lima). Jadi hari kelahiran seseorang diperingati setiap enam bulan sekali menurut perhitungan 35 hari sekali) atau “Pitu Wulanan” di Jawa dengan perhitunga setiap bulannya 30 hari. Misalnya seorang yang lahir pada hari Rabu Wage Wuku Klawu atau Buda Cemeng Klawu, maka setiap hari tersebut datang dalam jangka waktu 210 hari disebut hari “Otonan” atau hari ulang tahun bagi yang bersangkutan. Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan “Otonan&rdq...
Desa Terunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali ini memang terbilang terpencil. Untuk mencapai kesana harus melewati medan terjal, jalanan dengan tanjakan dan turunan curam yang diapit pegunungan, lalu menyebrangi Danau Batur. Ada sekitar 3.000 penduduk yang bermukim di Desa Terunyan, pada umumnya mereka bekerja di sektor pertanian. Tradisi masyarakatnya yang unik menjadi daya tarik wisatawan untuk datang kesini, karenanya sebagian pendudukpun mengelola sektor pariwisata seadanya dengan menyediakan perahu untuk menyebrangi Danau Batur dan memandu para wisatawan. Berbeda dengan umat Hindu umumnya, masyarakat Terunyan tidak menyembah Dewa Wisnu, Siwa, dan Brahmana. Ada satu pura yang sangat mereka hormati, yakni Pura Pancering Jagat yang di dalamnya terdapat patung Ratu Sakti Pancering Jagat. Tak hanya itu, penduduk Desa Terunyan pun tak membakar mayat dalam upacara ngaben seperti lazimnya masyarakat Bali. Mereka meletakkan jenazah di atas tanah dan h...
Dupa merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam peribadatan Agama Hindu di Bali. Cara menggunakannya adalah dengan membakar ujung dupa dengan korek api dan menancapkannya ke dalam tanah ketika dalam persembahyangan. Dupa pun digunakan untuk melengkapi persembahan umat Hindu dalam bentuk sesajen (canang dan daksina). Karena upacara dalam agama Hindu penuh makna dan simbol, dupa memiliki fungsi yang bermakna. Pertama, kita menggunakan dupa sebagai simbol untuk menghantarkan doa-doa kita atau persembahan kita kepada Tuhan. Asap dupa akan menuju ke atas yang bermakna doa dan persembahan kita akan disampaikan kepada Tuhan yang disimbolkan berada di tempat yang lebih tinggi dari kita atau di atas kita. Kedua, dupa digunakan saat sembahyang agar memberikan bau yang harum untuk membantu kita lebih konsentrasi dan khusyuk dalam menjalankan ibadah persembahyangan. #OSKMITB2018
Atraksi menengankan dan menyeramkan ini berasal dari desa Tenganan, Bali dan merupakan simbol bahwa seorang perempuan sudah dewasa. Kenapa menegangkan dan serem? Ayunan ini tidak hanya mengayun dari kiri ke kanan, tapi berputar 360 derajat!!!! Ngeri kan! Apalagi berputarnya kencang sekali. Ini merupakan suatu tradisi bagi perempuan yang sudah menginjak usia dewasa. Dengan menaiki ayunan ini, maka mereka sudah dianggap sebagai perempuan dewasa. Inilah salah satu contoh kebudayaan Indonesia yang tidak banyak orang tau namun sangat unik dan wajib untuk di lestarikan.
Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar nama Kabupaten Klungkung? Keeksotisan pemandangan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, keelokan budaya Desa Kamasan, atau keunikan Goa Jepang? Namun siapa sangka, kabupaten yang menawarkan berbagai destinasi wisata mulai dari alam, budaya hingga sejarah ini juga menawarkan kuliner khas yang tak kalah menarik untuk dicoba. Tipat srosob merupakan salah satu kuliner khas dari kabupaten terkecil di Bali ini. Bagi orang awam, mungkin hidangan ini sepintas terlihat seperti hidangan lontong kare, namun percayalah cita rasa hidangan yang satu ini berbeda. Penggunaan base genep, campuran rempah khas bali yang telah dihaluskan, pada kuah santannya memberikan sentuhan ‘Bali’ sehingga berbeda dengan kare pada umumnya. Bukan hanya orang awam, sebagian besar masyarakat Bali pun salah mengira makanan ini, tak sedikit dari mereka yang mengira makanan ini adalah tipat blayag, makanan khas Kabupaten Buleleng. Walaupun keduanya sama-...
PRASASTI BEBETIN Prasasti Bebetin adalah sebuah prasasti yang ditemukan di Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Prasasti ini tidak disebutkan siapa raja yang membuatnya tetapi terdapat nama keratonnya. Pr asasti ini berisi keterangan tentang suatu desa (banwa) bharu, atau secara lengkapnya kuta di banwa bharu, yang bermakna desa bharu yang berbenteng dan berbahasa Bali Kuno. ISI PRASASTI BEBETIN Dalam prasasti diceritakan tentang desa itu yang diserang atau dirusak oleh perampokdan banyak penduduk mati terbunuh atau terluka, serta banyak pula yang mengungsi ke desa-desa tetangga. Setelah keadaan aman, penduduk lalu kembali ke desa bharu. Kemudian raja menyuruh pejabat nayakan pradhana, yaitu kumpi ugra dan bhiksu Widya Ruwana untuk memimpin pembangunan kuil Hyang Api, dengan tujuan untuk melengkapi desa tersebut dalam bidang spiritual, pada batas-batas wilayah yang telah ditentukan. Desa bharu diperkirakan terletak di pesisir pantai u...
Lawar Nyawan merupakan Lawar yang terbuat dari sarang lebah (nyawan) yang biasanya berisi bakal lebah masih muda berwarna putih. Makanan ini termasuk sangat langka di Bali mengingat harga perkilo nyawan mencapai Rp 80.000 . Biasanya Lawar Nyawan diolah dengan sambal atau dicampur dengan parutan kelapa dan bumbu (base) kuning. Rasanya pun tak kalah dengan ayam. Berikut adalah resep dan cara pembuatannya : Bahan-bahan : 1. 100 gr sarang lebah muda 2. 100 gram kelapa parut (pilih yang setengah tua) 3. 150 gram daging ayam rebus, disuwir 4. 100 garam kacang panjang, potong 2 cm 5. 100 gram kecambah 6. 2 sdm gula merah, disisir 7. 2 sdm minyak untuk menumis 8. 1 buah mentimun, potong dadu kecil 9. 3 sdm bawang goreng 10. 1 buah jeruk nipis 11. 1 sdt garam Bahan Bumbu Halus : 1. 3 buah cabai merah, buang bijinya 2. 10 buah cabai rawit (atau sesuai selera) 3. 6 butir bawang merah...