Bicara soal kuliner lokal Mandar, maka orang - orang Majene menyebutnya dengan nama Bua Rangas khususnya di Rangas (kampung nelayan di utara Majene), entah mengapa diberi nama bua Rangas, nama Rangas yang disematkan di belakang penganan ini menjadi hal yang menarik untuk diketahui, namun tak banyak informasi soal ini. Hal yang menarik adalah kuliner lokal Majene ini punya rasa tersendiri. Jika ingin menikmati kuliner bua Rangas tak perlu jauh, cukup arahkan kendaraan menuju kampung Rangas, di kecamatan Banggae. Kuliner ini hanya dapat ditemui saat subuh hari menjelang terbitnya sang fajar. Lalu cukup dengan mengantongi uang Rp. 1000 maka Anda akan mendapatkan empat buah kue bua Rangas. Orang-orang banyak menikmati kuliner ini saat pagi hari, ditemani dengan sajian segelas kopi atau teh. Keluarga nelayan di Rangas banyak menjadikan kue ini sebagai bahan makanan untuk sarapan pagi. Selain membeli Anda juga bisa membuat sendiri penganan ini, karena pembuatannya tida...
Masih di Rangas, kampung nelayan Mandar di kabupaten Majene, di daerah ini Anda dapat menemukan Apang Mandar, nyaris sama dengan penganan/kue Apem yang dikenal di Indonesia, di Majene disebut Apang, terbuat dari bahan tepung beras dan lagi-lagi gula aren. Gula aren adalah bahan utama pembuat kuliner/penganan lokal yang sangat muah ditemukan di Majene, karena itu bahan makanan di daerah ini banyak menggunakan bahan utama gula aren. Penganan Apang dibuat oleh para pedagang kecil di lingkungan Rangas Tammalassu, kelurahan Rangas, kecamatan Banggae. Masalah harga, sangat terjangkau cukup siapkan uang bergambar Kapitan Pattimura di kantong Anda maka penjaja kuliner ini juga siap menyerahkan empat buah Apang yang masih hangat diangkat dari panci, ditemani dengan parutan kelapa setengah tua, sebagai pasangannya. Bisa dibeli dan dipesan ke: Ibu Hamasiah Jalan Trans Sulawesi, 200 meter sebelah barat dari jembatan Sungai Mandar, desa Sepa Batu, ke...
Selamat datang di lingkungan Labuang Kec. Sendana, dengan jarak 28 km dari ibu kota Kabupaten Majene dan 1 Km dari ibu kota Kecamatan, daerah ini terkenal dengan kuliner lokal ikan terbangnya ( tui-tuing ) yang diolah dengan cara diasap. Bagi Anda yang melalui jalur poros Majene-Mamuju jangan lupa mampir di kedai ikan terbang yang jadi salah satu makanan khas Mandar yang sudah terkenal. Kata para pendatang, belum sempurna wisata kuliner di Majene, kalau belum mencicipi ikan terbang. Saat menyantapnya Anda bisa menyandingkannya dengan jepa (pizza Mandar) dan buras. Selain itu juga te rsedia beberapa cemilan, kue khas Mandar seperti baruas , bolu paranggi, kasippiq, golla kambu dll. Ini semua dapat Anda nikmati langsung di kedai, dibawa dalam perjalanan maupun oleh-oleh buat sanak keluarga di tempat tujuan. Mengenai harga tak usah takut, dijamin terjangkau. Untuk tiap porsinya, ikan terbang hanya dihargai Rp 10.000, saat musimny...
Sokkol Bunga, makanan khas Mandar yang dulu sering dikonsumsi namun mulai tergeser dengan makanan yang lain. Kuliner lokal ini disajikan di warung "Sederhana" atau orang Sendana sering memberinya nama "Warung Sokkol Bunga". Anda dapat menemukan warung kecil ini buka di tepi jalan poros Majene-Mamuju, tepatnya di desa Leppangan Kec. Sendana Kab. Majene. Soal rasa tak perlu diragukan, hampir sebagian orang Sendana tahu betul dengan warung ini, konon resepnya diwariskan secara turun menurun dari nenek moyang dan oleh pemiliknya saat disajikan Sokkol ini ditambah dengan teman gorengan ikan layang dan sambalnya yang cukup pedas, dan mengigit. Lokasi warungnya cukup strategis, sambil menikmati sokkol bunga Anda juga dapat menikmati keindahan laut Desa Leppangan dan sunset disore hari. Soal harga jangan takut Anda hanya akan mengeluarkan uang Rp. 10.000 untuk tiap porsinya. Bisa dibeli di: Warung sederhana (Warung Sokkol Bunga), Desa Leppangang,...
Bahan-bahan: 1. pisang kapok masak benar 1 ssr. 2. kelapa 112 btr. 3. telur ajam 1 btr. 4. gula pasir 1 gls. 5. daun pisang muda dan daun pisang agak tua Cara membuatnya: 1. Pisang dikupas dihaluskan, dikocok dengan telur. 2. Kelapa diparut menjadi 1 gelas santan kental, dimasukkan dalam pisang tadi, diberi gula, dikocok. 3. Dibungkusi daun pisang. 4. Dikukus sampai masak. Bisa dibeli di: Desa Koe Delima Kawasan Plaza Festival, Kompleks Epicentrum, Jalan Haji R. Rasuna Said Kav. C No. 22, RT. 2 / RW. 5, Karet Kuningan, Setiabudi, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940 Sumber: Buku Mustika Rasa Soekarno http://kampung-mandar.web.id/artikel/jajanan-tradisional-mandar.html
Tenggang-tenggang lopi Lopinna i anak kodra Anak kodra di panja’ja’ Di panja’ja, uluanna Uluanna lepa-lepa Lepa-lepa lambang liwang Lambang liwang di lallute’ Mapparotton tinja’na. Polea’, polea’ liwang natoana ma’ dro’mai tedrong lotong tammettandu’ apa’ mokadra ma’ande.’ Polea’, polea’ liwang natoana ma’ dro’mai tedrong lotong tammettandu’ apa’ mokadra ma’ande.
Sejak dahulu kala, menelisik keunikan tradisi mandar, salah satunya tercermin pada kegemaran penduduknya yang bila berinteraksi dengan sesama, senang menggunakan perumpamaan ketika hendak menyampaikan keinginannya dan bahkan sering juga di lantunkan dalam acara kegiatan mappatammaq/to messawe. Yang dimana berupa sindiran – sindiran yang bisa membuat para setiap to messawe tersipu malu dengan mendengar lantunan kalindaqdaq. Kalindaqdaq ini terkadang bernuansa sebuah puisi, rayuan kepada wanita, dan bahkan terkadang juga berisikan motivasi atau semangat kepada pejuang ketika dalam masa masa perjuangan di jaman perebutan kekuasaan atau wilayah kerajaan para raja – raja di mandar. Sumber:https://orauros.blogspot.co.id/2016/05/tradisi-yang-ada-di-suku-mandar.html
Tradisi Sayyang Pattu'du atau "kuda menari" adalah tradisi syukuran terhadap anak-anak yang berhasil mengkhatamkan Alquran sebanyak 30 juz. Syukuran itu dilakukan dalam bentuk arakan keliling kampung dengan menggunakan seekor kuda yang menari di bawah lantunan irama para pengiringnya. Tradisi ini selain dipakai dalam rangkah khataman Alquran, juga bisa dijumpai pada acara pernikahan ( tokaweng ). Masyarakat Mandar meyakini khataman Alquran dan prosesi adat Sayyang Pattu’du punya pertalian erat. Bahkan, tidak sedikit orang Mandar yang berdiam di luar Sulawesi Barat rela datang kembali ke kampung halamannya demi mengikuti tradisi Sayyang Pattu'du . Sumber: https://news.okezone.com/read/2016/02/18/340/1315004/mengenal-lima-tradisi-unik-suku-mandar-di-sulawesi-barat?page=1
Perahu Sandeq merupakan simbol kehebatan maritim orang Mandar. Kehebatan para pelaut ulung tanah Mandar dibuktikan melalui pelayaran yang menggunakan perahu bercadik tersebut. Sandeq kerap digunakan untuk mencari nafkah sehari-hari di tengah luasnya lautan, bahkan laut terdalam sekalipun. Sejarah mencatat, Perahu Sandeq sanggup berlayar hingga ke Malaysia, Singapura, Jepang, Australia, Amerika Serikat bahkan hingga ke Madagaskar, Afrika Selatan. Sumber: https://news.okezone.com/read/2016/02/18/340/1315004/mengenal-lima-tradisi-unik-suku-mandar-di-sulawesi-barat?page=1