Bahan-bahan 1 gelas belimbing gula batok (gula aren besar disisir) 1 gelas air Bahan yang dihaluskan : 10 butir cabe hijau kecil (cabe gorengan) (pedas bisa disesuikan selera) 6 butir Bawang putih 3 Sdm Udang Rebon Bahan Tambahan: Asam jawa, gula, garam secukup nya sesuai selera Langkah Masukan, gu...
Bahan-bahan Tahu pong (tahu kosong yg warna coklat) Kol Wortel Telur 3 siung Bawang merah 6 siung Bawang putih 4 siung untuk bahan cuko Terigu Merica bubuk Gula merah Asem Jawa Cabe Rawit Kecap manis Gula putih Air Langkah (sooo kita bikin tahunya dulu yah) berhu...
Bahan-bahan 50 buah 1/2 kg daging sapi cincang (bisa diganti dengan kornet/ bakso sapi cincang) 1 sdt garam 1 sdt gula 1/2 sdt lada bubuk 3 buah kentang 2 buah wortel 1 genggam tauge secukupnya daun seldri dan daun bawang 3 sdm margarine kulit lumpia siap pakai Bumbu Halus 10 siung bawang merah 10 siung bawah putih 1 buah kemiri 3 l...
Bahan-bahan 1/2 buah nanas masak, cincang kasar aj 5 buah cabe merah ditambah cabe rawit untuk yg suka pedas 3 siung bawang merah 3 siung bawang putih 1/2 ons teri palembang Minyak untuk menumis 1 buah santan instan 65 ml Secukupnya gula dan garam sesuai selera secukupnya Air Penyedap rasa Langkah Kupas nanas setelah itu rendam dengan air garam sebentar lalu dicincang, haluskan cabe, bawang putih d...
Tarian ini memperlihatkan aktifitas muda-mudi masyarakat Sumatera Selatan yang sedang menyadap karet. Sambil melakukan hal tersebut, ditunjukkan bagaimana seorang perempuan bertemu laki-laki yang kemudian menuju jenjang pernikahan. Tarian ini menunjukkan keadaan suka ria. Selain tentang pertemuan laki-laki dan perempuan, tarian ini juga mengandung filosofi tentang kekayaan alam Sumatera Selatan berupa usaha penyadapan karet yang sangat tersohor. https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-sumatera-selatan
Bahan-bahan: 22 butir telur bebek 4,2 ons gula pasir 2 butir telur ayam 2 sdm tepung terigu 1 kaleng susu kental manis ½ ons margarin, dicairkan ½ sdt vanili Cara Membuat: Kocok telur bersama gula pasir sampai larut, saring dan letakkan dalam wadah. Tuangi susu kental manis, aduk sambil menambahkan terigu dan vanili. Masukkan margarin cair sambil aduk. Tuang adonan ke dalam loyang ukuran 20×20 cm yang telah diolesi margarin tipis-tipis. Didihkan air dalam kukusan. Kukus adonan selama delapan jam menggunakan api kecil sampai matang. Tutup dandang dengan kain agar uapnya tidak menetes pada kue. Angkat dan keluarkan loyang dari kukusan. Dinginkan, potong-potong sesuai selera, sajikan. https://resepnusantara.id/resep-kue-bolu-8-jam-khas-sumatra-selatan/
Bahan-bahan yang dibutuhkan Terasi bakar 1/2 sendok teh Nanas 1/2 potong Cabai rawit 3 buah Cabai merah 4 buah Garam 1 sendok the Gula merah 1 1/2 Cara Membuat Terlebih dahulu nanas kupas lalu cincang kasar, setelah itu cuci hingga nanas bersih. Setelah itu haluskan cabai merah, garam, terasi, cabai rawit dan gula hingga semuanya tercampur merata. Kemudian masukkan cincangan nanas tadi kedalam sambal, aduk merata bumbu dan nanas hingga tercampur. Jika sudah tercampur dan rasanya mantap, Sambal Nanas Khas Prabumulih siap untuk disajikan dengan ikan goreng atau dengan bahan lainnya. https://resepnusantara.id/sambal-nanas-khas-prabumulih/
Alquran yang dinamai Al Akbar ini disebut-sebut sebagai ukiran kayu terbesar dan pertama di dunia dalam bentuk Al Quran 30 juz. Alqur-an raksasa yang terbuat dari kayu jenis tembesu, yang diukir ala khas Palembang dipamerkan. Alquran dibuat dari ukiran khas Palembang, terdiri dari lembaran kayu setinggi 2 meter dengan lebar tak kurang 1,5 meter. Warna dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna kuning. Tiap lembar ada ukiran motif kembang di bagian tepi. Warnanya juga kuning. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan. Bagi yang mau melihat, Al Akbar ini dapat dilihat setiap hari pada pukul 09.00-17.00 bertempat dilantai tiga Mesjid Agung Palembang.
Dul Muluk merupakan salah satu seni tradisional di Sumatera Selatan. Teater Abdul Muluk pertama kali terinspirasi dari seorang pedagang keturunan arab yang bernama Wan Bakar. Dia datang ke Palembang pada abad ke-20 lalu menggelar pembacaan kisah petualangan Abdul Muluk Jauhari, anak Sultan Abdul Hamid Syah yang bertakhta di negeri Berbari di sekitar rumahnya di Tangga Takat, 16 Ulu. Acara itu menarik minat masyarakat sehingga datang berkerumun. Sejak itu Wan Bakar sering diundang untuk membacakan kisah-kisah tentang Abdul Muluk pada berbagai perhelatan, seperti acara perkawinan, khitanan atau syukuran saat pertama mencukur rambut bayi. Bersama murid-muridnya, antara lain Kamaludin dan Pasirah Nuhasan, Wan Bakar lalu memasukkan unsur musik gambus dan terbangan (sejenis musik rebana) sebagai pengiring. Bentuk pertunjukan pun diperkaya. Jika semula Wan Bakar menjadi wakil semua tokoh, kemudian para muridnya dilibatkan membaca sesuai tokoh perannya. Pada tahun 1919, t...