Dagongan adalah permainan olahraga tradisional Jawa Barat, dagong dalam bahasa sunda artinya dorong, yang mempergunakan bambu dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kekuatan untuk saling mendorong antara regu yang satu dengan regu yang lain. Permainan Olahraga tradisional dagongan ini merupakan kebalikan dari permainan tarik tambang. Untuk tarik tambang dalam cara bermain dengan saling manarik, sedangkan untuk permainan dagongan, kedua regu saling mendorong sekuat tenaga untuk mencari kemenangan. Dagongan dimainkan secara beregu, baik putera maupun puteri. Jumlah anggota regu sebanyak 7 orang, terdiri dari 5 pemain dan 2 cadangan. Kedua regu diwajibkan memakai kostum seragam dengan nomor dada atau punggung dimulai dari angka 1 s.d 7. Sebagaimana permainan tradisional lainnya, permainan dagongan ini sangat dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dan sering dilombakan selain pada acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus, permainan ini juga s...
Di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, ada domba yang tak bisa diam. Kepalanya manggut-manggut digotong oleh empat orang serta diikuti oleh para pengiring yang menari dan memainkan musik. Inilah seni tradisi gotong domba yang berasal dari Kampung Kiara Beres, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Awalnya saya mengenal gotong domba dari Luthfi Adam, seorang teman yang juga dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Pada 17 Agustus 2009 ia menayangkan film dokumenter tentang pertunjukan seni gotong domba di tempat lahirnya seni ini: Kampung Kiara Beres. Warga Kiara Beres umumnya menggantungkan hidupnya sebagai petani dan peternak domba. Baik domba pedaging maupun domba aduan dipelihara warga Kiara Beres. Sawah dan ladang terhampar di sini. Inilah ciri masyarakat agraris. Inspirasi seni gotong domba lahir dari keseharian mereka memelihara dan menggembala domba. Media penting seni gotong domba adalah dua pasang arca domba (berwarna hitam dan putih) yan...
Sebagian masyarakat Cirebon percaya pada bulan Safar ini berusaha untuk menghindari perjalanan jauh, pekerjaan berbahaya dan pernikahan. Dianjurkan pada bulan ini banyak membantu orang lain dan memperbanyak sedekah khususnya untuk anak-anak yatim, para janda tua, panti jompo, dan mempererat tali silahturahmi di antara sesama. Berkaitan dengan ini, masyarakat Cirebon selama bulan ini melakukan tiga macam kegiatan yang dikenal dengan "ngapem, ngirab dan rebo wekasan". "Ngapem" berasal dari kata apem, yaitu kue yang terbuat dari tepung beras yang dipermentasi. Apem dimakan disertai dengan pemanis (kinca) yang terbuat dari "gula jawa" (gula merah) dan santan. Umumnya masyarakat masih melakukan ini dengan membagi-bagikan ke tetangga yang intinya adalah bersyukur (slametan) di bulan Safar. Yang maknanya terhindar dari malapetaka. Di Keraton Kacirebonan tradisi "Rebo Wekasan" dilakukan dengan membangun kue apem dalam bentuk gunungan, curak receh dan doa. Sumber: https://www.lyceum.id/n...
Informasi Budaya Jawa - budayajawa.id Tradisi Ngunjung di Kabupaten Indramayu Tradisi Ngunjung di Kabupaten Indramayu By Bambang S on Februari 12, 2018 Adat istiadat, tradisi atau kebiasaan masyarakat sejak dulu hingga sekarang ada yang masih lestari ada juga yang sudah punah. Begitu juga dengan tradisi-tradisi yang ada di Indramayu. Sebagian sudah punah tetapi ada juga yang masih tetap bertahan hingga kini. Dari sekian banyak tradisi-tradisi yang sering dilakukan oleh leluhur kita dulu, sampai sekarang masih ada yang tetap terjaga dan dilestarikan. Ada yang masih sejalan dengan maksud dan tujuan leluhur kita dulu. Tradisi ini merupakan syukuran sekaligus prosesi berdoa, dengan mengunjungi makam keramat, leluhur, serta tokoh agama. Tujuannya dengan maksud memohon keselamatan. Biasanya tradisi Ngunjung ini dilaksanakan pada bulan Syuro atau Maulud. Ngunjung atau ziarah kubur ini sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh-tokoh yang terdahulu, dengan segala jasa yang telah diberikan...
Banyak masyarakat Nusantara memandang Bulan Safar atau bulan setelah Muharram dalam kalender hijriah ini sebagai bulan Bala. Dalam bahasa Jawa dan Kamus Besar Bahasa Indonesia Bala berarti kemalangan atau malapetaka. Salah satu masyarakat yang masih beriktikad dengan fenomena ini adalah masyarakat Indramayu terutama masyarakat yang bermukim di pedesaan. Masyarakat percaya: jualan-jualan pedagang akan sepi pengunjung dan adanya penyakit dan petaka lainnya yang akan melanda. Untuk menolak bala tersebut, masyarakat Indramayu membuat kue cimplo. Kue cimplo pun sebagai symbol rasa syukur masyarakat akan datangnya musim menanam padi. Kue Cimplo Indramayu ini sudah menjadi makanan khas dan pembuatannya secara turun-temurun dibuat setiap Bulan Safar. Kue cimplo pun tidak dijual namun tujuan pembuatannya hanyalah untuk dikonsumsi. Para Ibu-Ibu yang membuat kue ini dari kalangan masyarakat yang perekonomiannya meneng...
Tari umbul merupakan tari khas Situraja, Kabupaten Sumedang. Pada awalnya Tari Umbul dikenal sebagai tarian dalam pertunjukan Reog, tarian tersebut mengandung unsur erotik dan humoris yang menjadi ciri khasnya. ada juga yang berpendapat bahwa Tari Umbul berasal dari daerah Indramayu, yang dibawa oleh salah seorang seniman bernama Kalsip, kemudian berkembang di daerah Sumedang. Menurut Bapak Dadi (Seniman dan Budayawan Desa Cijeler) Tari Umbul diperkirakan muncul pada tahun 1940 , Tari Umbul berkembang di Desa Pasireungit, Kecamatan Paseh melalui sebuah perkumpulan seni yang dinamakan Seni Umbul Pangreka Budi. Selain di Kecamatan Paseh, Tari Umbul juga tumbuh di Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang. Ciri khas Tari Umbul yaitu gerakan pinggulnya yang erotis, hal tersebut mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat, karena dianggap terlalu vulgar sehingga timbul permasalahan yang tidak diinginkan, oleh karena itu, pada tahun 1994 Tari Umbul mengalami kevakuman. Namun dalam w...
Setiap daerah pasti memiliki motif batik khas tersendiri. Lain daerah pasti lain lagi mode batik yang ditawarkan. Sejak dikukuhkanya batik menjadi harta kekayaan dunia dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, sebagai warisan asli Indonesia, banyak orang memburu batik untuk keperluan pribadinya. Hal ini merupakan sebuah peluang usaha yang sangat baik, mengingat batik tidak hanya disukai oleh masyarakat dalam negeri saja. Kini masyarakat luar negeripun menyukai batik untuk dikenakan, tentu hal ini membuat bangaa sebagai warga Indonesia pemilik hak paten dari batik. Salah satu batik yang seringkali dicari orang adalah batik khas dari Garut. Ai Hendrayani wanita asgar (asli Garut) ini merupakan pengusaha baju batik khas Garut. Ia menjajakan aneka baju dengan motif batik khas Garut. "Saya memilih batik khas Garut karena memang motifnya unik dan layak dibanggakan oleh masyarakat Sunda," katanya. Bagi Ai, menggunakan batik sebagai motif utama produknya merupakan kebanggan tersendiri. Hal itu...
Ani-ani atau Etem, Pisau Kecil untuk Panen Padi Ani-ani atau ketam adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi. Memotong padi dengan ani-ani sebenarnya memakan banyak pekerjaan dan waktu. Namun demikian, keuntungannya cukup banyal. Bila menggunakan clurit atau arit misalnya, semua batang padi ikur terpotong, tapi tidak dengan mengguna ani-ani. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong. Pada saat memanen padi, masyarakat tradisional Sunda dan Jawa tidak boleh menggunakan arit atau golok untuk memanen padi, mereka harus menggunakan ani-ani, pisau kecil yang dapat disembunyikan di telapak tangan. Masyarakat Sunda percaya bahwa dewi padi Nyai Pohaci Sanghyang Sri yang berjiwa halus dan lemah lembut, akan ketakutan melihat senjata tajam besar seperti arit atau golok. Selain itu ada kepercayaan bahwa padi yang akan dipanen, yang juga perwujudan sang dewi, harus diperlakukan dengan hormat dan lembut dipotong satu persatu, tidak boleh dibabat secara kasar begi...
Untuk menyambut datangnya musim hujan dan tandur (menanam padi) serta ungkapan syukur atas melimpahnya hasil pertanian, masyarakat Lelea menyelenggarakan pesta adat Ngarot . Upacara ngarot telah berlangsung sejak abad ke-16. Pelaksanaannya pada bulan-bulan penghujan yaitu Desember pada hari rabu, sedangkan penentuan tanggal pelaksanaannya bergantug hasil musyawarah pemangku adat dan para tokoh masyarakat setempat. Pesta adat ini dihadiri ribuan orang mulai dari masyarakat Lelea hingga masyarakat dari luar desa, para mahasiswa pun ikut memeriahkan. Sepanjang jalan desa lelea akan dipenuhi para penjual jajanan hingga bahan sandang pada pelaksanaannya. Pesta adat ditandai dengan sejumlah gadis yang dirias bak pengantin dengan busana kebaya, kepalanya dihiasi mahkota bunga sebagai lambang kesucian sedangkan para bujang menggunakan baju hitam dan blankon (topi jawa khas ). Masyarakat beriktikad bahwa...