1.841 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pusaka Kesenian Joko Bodo
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pusaka Kesenian Joko Bodo:   (sumber: E-book Bentuk-Bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Moertjipto. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.)

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Tari Beksan Srikandi Suradewati #DaftarSB19
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan ini merupakan salah satu tari klasik asal Yogyakarta yang ditarikan berpasangan yang mengambil fragmen kisah Mahabharata. Kisah diawali dengan Prabu Dasalengka yang memerintahkan Suradewati untuk melamar Siti Sedari. Siti Sedari masih memiliki hubungan kerabat dengan Srikandi. Namun, lamaran ini ditolak karena Siti Sedari sudah dijodohkan dengan Abimanyu. Suradewati tetap memaksa untuk melamar, kemudian berakhir dengan pertempuran antara Suradewati dan Srikandi. Srikandi berhasil memenangkan pertarungan dan Suradewati dibawa untuk diasuh bersama Srikandi.   Sumber: http://hotelthecube.com/tari-beksan-srikandi-suradewati-yogyakarta-dengan-keanggunan-yang-selalu-lestari/

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Coklat Monggo
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Ngomongin cokelat lokal, maka kita gak boleh ngelewatin Cokelat Monggo yang sudah mulai masuk ke pasar internasional. Dikemas secara premium, cokelat yang berproduksi di Yogyakarta ini memiliki varian rasa cabai, durian, jeruk, jahe, hingga pala. Pokoknya rasanya khas Nusantara banget. Sumber: https://www.idntimes.com/food/dining-guide/andi-aris/10-cokelat-asli-indonesia-gak-kalah-dari-impor-1/full

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Soklate Jogja
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Setelah Bali, Kota Gudeg adalah lokasi strategis berikutnya untuk merasakan sensasi cokelat khas Indonesia. Soklate Jogja ini dikenal dengan varian rasanya yang unik. Misalnya perbaduan cokelat dan tempe yang menyajikan cita rasa terbaik. Sumber: https://www.idntimes.com/food/dining-guide/andi-aris/10-cokelat-asli-indonesia-gak-kalah-dari-impor-1/full

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Lowok
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dolanan lowok adalah sebuah permainan tradisional yang juga pernah hidup di masyarakat Jawa dan dialami oleh anak-anak di era sebelum tahun 1980-an. Biar pun untuk saat ini, dolanan tersebut sudah asing bagi sebagian besar anak-anak Jawa di masa sekarang, tetapi tidak ada jeleknya jika kita berusaha mengenal kembali sepintas dolanan lowok. Di daerah DIY, setidaknya dolanan ini pernah dijumpai di daerah Kulon Progo, tepatnya di Kelurahan Jatimulyo dan Giripurwo, Kecamatan Girimulyo (Ahmad Yunus, 1980/1981: hlm. 21-22). Dolanan ini juga sering disebut dengan istilah wok, lowokan, wokan, atau legokan. Istilah-istilah tersebut mengacu pada pengertian lubang. Memang dalam permainan ini, salah satunya adalah menggunakan sebuah media tanah yang digali sehingga terbentuklah lubang atau cekungan kecil. Hampir mirip dalam olahraga golf. Namun begitu, istilah lowok juga mempunyai arti lain, seperti dalam kamus Bahasa Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminta (1939) halaman 283 berarti kosong ata...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Satria Wibawa
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dahulu para lelaki juga memakai  batik  yang memiliki pesan dan filosofi yang bersifat ksatria.  Motif dari Yogyakarta, yaitu motif Satria Wibawa. Dari namanya saja kita sudah bisa menyimpulkan bahwa batik tersebut memiliki karakter yang menggambarkan seseorang yang gagah perkasa dan memiliki perawakan dan perwatakan yang baik dan mulia.  Ditambah lagi, motif Satria Wibawa memiliki pewarnaan khas Yogyakarta yang menunjukkan bagaimana kekuatan yang besar yang tersimpan di dalam batik tersebut. Motif belah ketupat dengan empat sudut geometris ini memang terlihat gagah dan elegan untuk dipakai. Memiliki warna gelap dengan sgan yang tidak terlalu kekuningan semakin menambah energi yang ada pada batik tulis tersebut, dan sekarang mungkin semakin langka untuk didapatkan.   Sumber:  https://infobatik.id/batik-yogyakarta-motif-batik-klasik-satria-wibawa/

avatar
Roro
Gambar Entri
Parang Klithik
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

  Dalam berbagai motif  batik , motif parang adalah salah satu motif yang sangat tua. Dengan berbagai macam klasifikasi tersendiri motif parang merupakan motif yang elegan dan mewah. Disamping itu motif ini merupakan salah satu motif klasik yang bisa dipadukan dengan motif batik lain.  Kata Parang berasal dari Pereng atau lereng atau tebing yang memiliki bentuk garis diagonal sebagaimana yang ada dalam motif batik ini. Motif parang tetapi memiliki ukuran yang lebih ringkas dan rapi, terlihat lebih kecil daripada motif parang lainnya Banyak digunakan oleh ksatria yang memiliki perawakan halus dan bijaksana, salah satunya adalah kembar Nakula dan Sadewa dalam tokoh pewayangan memakai motif batik jenis ini   Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-motif-batik-parang-klithik-ringkas/

avatar
Roro
Gambar Entri
Parang Centung
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

  Motif Parang Centong atau juga disebut Centung merupakan ragam hias Parang yang memiliki bentuk seperti centong (alat mengambil nasi). Ada juga yang berpendapat bahwa parang  centong (centung)  artinya  “wis ceta macak”  (sudah pandai merias diri), sehingga sangat cocok dikenakan oleh wanita dewasa.  Jika ditilik dari arti kata sudah pandai merias diri, maka motif  batik  ini sangat cocok untuk wanita yang sudah menginjak dewasa, sehingga dia akan lebih terlihat cantik. Motif batik ini biasanya banyak dipakai untuk menghadiri acara pesta pernikahan dan juga digunakan untuk acara  Pitonan,  yakni upacara tujuh bulanan pada janin saat hamil. Pada motif ini, ragam hias parangnya memiliki bentuk seperti centong.    Sumber:  https://infobatik.id/batik-yogyakarta-parang-centung-centong-hias/

avatar
Roro
Gambar Entri
Cantel Sawat Gurdo
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

  Sawat, motif ini sangat sering sekali bisa ditemui karena banyak orang memakai baju  batik  dengan motif ini. Sawat berarti melempar. Pada zaman dulu, orang Jawa percaya dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini mempunyai senjata yang disebut wajra atau bajra, yang berarti pula thathit atau kilat. Senjata pusaka tersebut digunakan dengan cara melemparkannya atau Jawa: nyawatake. Bentuk senjata Batara Indra tersebut menyerupai seekor ular yang bertaring tajam serta bersayap (Jawa: mawa lar).   Kegunaan : Busana Daerah dan Di gunakan untuk dipakai di acara resmi. Makna Filosofis : Bila dipakai menjadikan suatu wibawa   Sumber: https://infobatik.id/batik-yogyakarta-latar-putih-cantel-sawat-gurdo/

avatar
Roro