Istana Maimun atau Maimoon merupakan salah satu istana yang paling indah masih ada di Indonesia. Arsitektur yang unik dan desain interior istana ini memberikan karakter yang khas. Istana Maimun ini dibangun oleh Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana Maimun dibangun dengan desain dari seorang arsitek Italia pada tahun 1888. Sebagai warisan Kesultanan Melayu-Deli, Istana Maimun didominasi dengan warna kuning, khas Melayu. Istana Maimoon dibangun di atas tanah seluas 2.772 m persegi di pusat kerajaan Deli, sekarang jalan Brigjen Katamso, Medan. Istana Maimun terdiri dari dua lantai yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, sayap kiri, dan sayap kanan. Di depan, sekitar 100 meter, berdiri Masjid Al-Maksum yang dikenal sebagai Masjid Raya Medan. Di ruang tamu (balairung) Anda akan menghadapi tahta yang didominasi oleh warna kuning. Crystal menyalakan lampu tahta, bentuk pengaruh budaya Eropa. Pengaruh yang sama muncul pada perabotan istana seperti k...
Mesjid Al -Mashun Medan yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, meski usianya hampir 100 tahun atau seabad (1906 – 2000), namun bangunan dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan kokoh. Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatera maupun di Malaysia. SEJARAH Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin Kesultanan Deli memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906 (1 Rajab 1324 H). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal 10 September 1909 (25 Sya‘ban 1329 H) sekaligus digunakan ditandai dengan pelaksanaan sholat Jum’at pertama di masjid ini. keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun mesjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimba...
Sigale gale adalah patung yang berkembang di Masyarakat Batak, Sumatera Utara. Patung ini diukir menyerupai manusia, terbuat dari kayu dan yang dapat digerakkan seperti cara seseorang dalang untuk memainkan wayang golek dalam suku jawa. Gerakannya biasanya seperti gerak tari dan biasanya diiringi oleh musik gondang. Sejumlah cerita rakyat sering mengaitkan patung ini dengan Legenda Raja Manggele. Sekitar ± 300 tahun yang lalu, seorang keturunan si Raja Batak yaitu Raja Rahat yang konon adalah seorang raja yang kaya dan memiliki banyak tanah yang berada ± 50 Km dari Tomok, di sekitar pegunungan Desa Lumban Suhi (saat ini kerajaan itu sudah tidak terlihat lagi). Si Raja Rahat hanya memiliki satu orang anak saja yaitu si Raja Manggele. Pada usianya yang menjelang dewasa, ± 15 – 16 tahun, si Raja Rahat memerintah si Raja Manggele untuk memperluas daerah kekuasaannya, yang mana dalam hal itu mereka harus berperang. Menurut cerita, si Raja M...
Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara atau disebut sebagai hombo batu atau fahombo telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi ini lestari bersama budaya megalit di pulau seluas 5.625 km² yang dikelilingi Samudera Hindia dan berpenduduk 700.000 jiwa itu. Tradisi fahombo diwariskan turun-termurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Akan tetapi, tidak semua pemuda Nias sanggup melakukannya meskipun sudah berlatih sedari kecil. Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan, ada unsur magis dari roh leluhur dimana seseorang dapat berhasil melompati batu dengan sempurna. Lompat batu di Pulau Nias awalnya merupakan tradisi yang lahir dari kebiasaan berperang antardesa suku-suku di Pulau Nias. Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan kuat diwarisi dari budaya pejuang perang. Dahulu suku-suku di pulau ini sering berperang karena terprovokasi oleh rasa dendam, perbatasan tanah, atau mas...
Sistem penanggalan kalender Batak untuk menentukan hari baik atau buruk. Penamaan hari-hari dalam sebulan bagi orang Batak dan maknanya: Harl ke-1. ARTIA: Hari baik untuk mengadakan musyawarah dalam sega la hal. Harl ke-2. SUMA: Hari baik untuk memancing ikan, berburu dan lain-lain. Harl ke-3. ANGGARA: Hari naas/buang sial, sang at baik untuk berperang dan meramu obat, berburu. Harl ke-4. MUDA: Hari padi, sangat baik untuk bercocok tanam, malakukan pesta. Hari ke-S. BORASPATI: Hari baik untuk berpesta, mendirikan rumah, memasuki rumah baru, mencari pekerjaan dan untuk memulai suatu usaha. Hari ke-6. SINGKORA: Hari baik untuk pergi merantau, melamar pekerjaan, menjumpai orang besar (berpangkat), memulai berdagang, pesta perkawinan. Harl ke-7. SAMISARA: Hari "Raja", sangat baik untuk pengantin baru, pesta, kawin lari, memanggil roh, mandi bunga. Hari ke-8. ARTIA Nl AEK: Hari baik untuk semua pesta, musyawarah, mandi bunga, m...
Raja Uti ialah putra sulung dari Guru Tatea Bulan, cucu pertama Siraja Batak. Pada saat beliau lahir, wujudnya tidak sempurna, tidak mempunyai tangan dan kaki namun hatinya tulus, suci dan murni tidak ternoda. Maka oeliau adalah "Naputi sohaliapan Naputi sohapupuran". Doanya selalu terkabul. Beliau sangat terkenal dengan kesaktiannya yang serba bisa . Fisiknya bisa berubah-ubah dalam tujuh wujud. Namanya pun ada tujuh, yaitu: 1. Raja Gumeleng-geleng 2. Raja Nasiak Bagi 3. Raja Biak-biak 4. Raja Miok-Miok 5. Raja Hatorusan 6. Raja Uti Mutiara Raja 7. Ompu Raja Muba-muba.
Lontong merupakan makanan khas Indonesia yang dihasilkan dari beras yang direbus dengan cara tersendiri dengan dibungkus daun pisang atau plastik. . Lontong Sayur Medansalah satu lontong paling Enak. Biasanya lontong Medan mengandung labu siam, kacang panjang, dan juga menggunakan sayuran nangka muda, disamping itu lontong sayur medan juga menggunakan bumbu yang lumayan banyak, sehingga rasanya menjadi lebih enak dan sedap. Inilah rahasia dari lontong medan sehingga lontongnya terkesan enak dan gurih dan nikmat. Bagi yang ingin membuat lontong ini kami akan menyajikan resepnya berikut ini. Bahan-bahan -1 buah labu siam, potong korek api -1 ikat kacang panjang, potong 10 cm -1 kaleng nangka muda -400 ml santan -1 batang sereh, memarkan Bumbu-bumbu halus -3 bawang merah -3 siung bawang putih -4 buah cabe merah -3 cm jahe -3 cm lengkuas -2 cm kunyit. -butir kemiri. -garam...
Nama Pulau Nias pasti sudah tidak asing lagi di telinga wisatawan lokal dan mancanegara. Apalagi untuk mereka yang hobi berselancar, pasti menyebut pulau ini sebagai surga. Pulau ini tidak hanya memanjakan wisatawan dengan wisata baharinya saja, nias juga menjadi rumah bagi budaya zaman batu kuno yang mengagumkan untuk disambangi. Salah satu keunikan budaya di Pulau Nias adalah tradisi lompat batu yang bernama Fahombo. Tradisi Fahombo diwariskan turun temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Akan tetapi, tidak semua pemuda di Pulau Nias sanggup melakukannya meskipun sudah berlatih sejak kecil. Masyarakat Nias percaya, selain latihan terdapat unsur magis dari roh leluhur yang mempengaruhi keberhasilan melompati batu dengan sempurna. Lompat batu di Pulau Nias awalnya merupakan tradisi yang lahir dari kebiasaan berperang antar desa suku-suku di pulau ini. Masyarakat Nias diwarisi karakter keras dan kuat oleh budaya pejuang perang. Dahulu, suku-suku di pulau ini s...
Keteng-keteng adalah alat musik pukul tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang berbahan dasar dari bambu . Keteng-Keteng memiliki panjang sekitar setengah meter dan memiliki senar yang terbuat dari kulit bambu itu sendiri. Alat pemukul keteng-keteng juga terbuat dari potongan bambu dan terdiri dari dua buah. Cara memainkannya dengan menabuhnya seperti drum, perpaduan suara yang unik antara suara bambu yang dipukul dan senar membuatnya jadi ciri khas tersendiri dari Tanah Karo