Kambuse yaitu jenis makanan tradisional etnik Muna yang bahannya langsung dari jagung hasil panen rakyat setempat. Makanan ini umumnya standar yakni jagung dicuci bersih lalu direbus hingga matang, selanjutnya dapat disajikan dengan ikan kering yang dibakar atau digoreng. Namun, banyak masyarakat Muna mengolah jagung dengan berbagai jenis. Sumber: http://inaltora.blogspot.co.id/2017/09/manusia-dan-kebudayaan-etnik-muna.html
Ure adalah salah satu makanan pokok daerah Buton. Bahan dasarnya terbuat dari tepung jagung yang telah dihaluskan. Proses penggilingan jagung menjadi tepung menggunakan alat tradisional. Cara pembuatannya sama dengan membuat nasi. Jika sudah matang, ure biasanya berwarna kuning. Ada juga yang berwarna putih. Paling enak disuguhi dengan sayur daun kelor diwaktu siang hari. Sebagai penambah rasa, biasanya dicampuri dengan kelapa parut. Bahan: Jagung Cara Membuat: Giling jagung hingga halus Cuci gilingan jagung Rebus jagung hingga matang Sumber: https://www.kompasiana.com/yusril/kuliner-khas-buton_55207955a33311084746cf16
Kosean No Kaudafa adalah sayur yang menjadi hidangan wajib di Kaledupa. Bahan : Daun kelor Kelapa muda garam Cara Pembuatan: Sayur ini berisi campuran daun kelor, kelapa muda dan garam. Sayur ini hanya direbus tanpa menggunakan tambahan bawang atau penyedap. Sehingga rasanya sangat segar dinikmati saat makan siang. https://synthesis-development.id/ini-4-makanan-yang-wajib-kamu-coba-di-wakatobi/
Ini adalah makanan yang biasa dimakan bersama soami atau pun dimakan langsung di pinggir pantai. Masyarakat setempat menyajikan bulu babi dengan cara direbus. Rasa gonad lembut yang asin akan langsung terasa nikmat di lidah. Biasanya masyarakat lokal senang mengkonsumsi bulu babi yang masih hidup. https://synthesis-development.id/ini-4-makanan-yang-wajib-kamu-coba-di-wakatobi/
soami ondo-ondo. Soami jenis ini hanya berbeda teknik perendamannya saja. Soami ondo-ondo direndam langsung ke air laut dengan karung. Kemudian semua teknik memasaknya sama seperti soami biasa. yaitu: Ubi diparut secara manual, menurut warga lokal jika menggunakan mesin rasanya akan berbeda. Kemudian diperas dengan cara dibungkus karung dan jepit dengan penjepit tradisional,Opia. Setelah air dalam ubi kering diangkat namanya Opi. Lalu diayak menggunakan tapisan bambu. Terakhir dimasak dengan panci khusus menggunakan cetakan segitiga dari daun kelapa Kukus hingga matang Angkat dan sajikan Sumber: https://synthesis-development.id/ini-4-makanan-yang-wajib-kamu-coba-di-wakatobi/ https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3337891/ini-4-makanan-yang-wajib-kamu-coba-di-wakatobi/2/#news
Kosean No Kaudafa adalah sayur yang menjadi hidangan wajib di Kaledupa. Sayur ini berisi campuran daun kelor, kelapa muda dan garam. Sayur ini hanya direbus tanpa menggunakan tambahan bawang atau penyedap. Sehingga rasanya sangat segar dinikmati saat makan siang. Sumber: https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3337891/ini-4-makanan-yang-wajib-kamu-coba-di-wakatobi/4/#news
Gumba-gumba adalah sekumpulan bulu babi yang disajikan di satu tempat. Ini adalah makanan yang biasa dimakan bersama soami atau pun dimakan langsung di pinggir pantai. Masyarakat setempat menyajikan bulu babi dengan cara direbus. Rasa gonad lembut yang asin akan langsung terasa nikmat di lidah. Biasanya masyarakat lokal senang mengkonsumsi bulu babi yang masih hidup. Menurut mereka rasa bulu babi yang masih hidup akan lebih segar dan asin. Bulu babi biasa disebut Kukure. Sumber: https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3337891/ini-4-makanan-yang-wajib-kamu-coba-di-wakatobi/5/#news
WAKATOBI adalah salahsatu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan keindahan terumbu karangnya. Wakatobi merupakan gugusan dari nama Pulau_pulau besar penyusunnya, yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Selain keindahan lautnya yang bisa dinikmati, Wakatobi juga memiliki beragam jenis kekayaan lainnya mulai dari kebiasaan adat, tarian adat, dan masih banyak lainnya termasuk dengan makanan khasnya yang salah satunya ada yang disebut dengan TOMBOLE. Salah satu gugusan penyusun nama kabupaten Wakatobi yaitu Binongko, juga termasuk daerah yang masyarakatnya sangat lihai membuat TOMBOLE sebagai salah satu makanan khasnya ini. Di Binongko, bertani ubi kayu dan singkong sudah merupakan sumber utama penghidupan dan juga sebagai makanan pokok. Pada dasarnya kondisi alam di sini tidak memungkiknan unutk bercocok tanam seperti padi, dll. Hanya jagung namun tergantung pada musim penghujan. Sehingga cukup beragam kreativitas masyarakat dahulu di pu...
Suku Moronene adalah salah satu dari empat suku besar (suku Tolaki, Buton, Muna) di Sulawesi Tenggara. Menurut antropolog Universitas Haluoleo, Kendari, Sarlan Adi Jaya, Moronene adalah suku asli pertama yang mendiami wilayah itu. Namun, pamornya kalah dibanding suku Tolaki karena pada abad ke-18 kerajaan suku Moronene-luas wilayahnya hampir 3.400 kilometer persegi-kalah dari kerajaan suku Tolaki. Kata "moro" dalam bahasa setempat berarti serupa, sedangkan "nene" artinya pohon resam, sejenis paku yang biasanya hidup mengelompok. Kulit batangnya bisa dijadikan tali, sedangkan daunnya adalah pembungkus kue lemper. Resam hidup subur di daerah lembah atau pinggiran sungai yang mengandung banyak air. Sebagai petani, peramu, dan pemburu, suku Moronene memang hidup di kawasan sumber air. Mereka tergolong suku bangsa dari rumpun Melayu Tua yang datang dari Hindia Belakang pada zaman prasejarah atau zaman batu muda, kira-kira 2.000...