Festival Duan Wu atau yang biasa dikenal sebagai Hari Bakcang merupakan perayaan tradisional warga Tionghoa yang dirayakan pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan lunar China. Biasanya warga Tionghoa merayakannya dengan memakan Bakcang. Bakcang itu sendiri merupakan makanan khas dimana terdapat nasi pulut yang berisi daging dan dibungkus dengan daun bambu. Hal ini sesuai dengan asal kata 'Bak' yang berarti daging. Seiring perkembangan zaman , bakcang tidak hanya berisi daging namun bisa digantikan dengan sayur atau kacang sesuai selera. Umumnya perayaan Hari Bakcang ini sama dari satu daerah ke daerah lainnya di Indonesia, namun di Kabupaten Natuna warga Tionghoa merayakannya dengan sedikit berbeda. Warga Tionghoa di Natuna akan berbondong-bondong mandi(berenang) di laut pada tengah hari di Hari Bakcang tersebut. Mandi di laut dipercaya dapat membersihkan diri dan membuang kesialan yang ada. Biasanya warga Tionghoa di ibukota Kabupaten Natuna yaitu Kota Ranai akan merayakannya di...
Pada zaman dahulu kala, tersebutlah kisah Bujang Lawa beristri dua. Istri pertama putih kuning kulitnya,istri kedua hitam manis.Keduanya amat cantik, karena itu digelari “bunga kampung”. Cuma sayang, mereka belum dikaruniai anak seorang pun juga. “Mengapa?” Bujang Lawa bertanya pada dirinya sendiri. Ia kadang-kadang merasa heran, bahwa kedua istrinya itu tetap cantik juga, walau umurnya terus bertambah. Tentu sekali-sekali terbit pula rasa cemburu dihatinya, mengapa tidak? Pada setiap kali ada orang melahirkan, baik istri tua maupun istri mudanya itu suku betul keluar rumah. Pulangnya pun kerap sampai larut malam pula. Padahal istrinya itu bukanlah bidan. Konon, suatu senja bermohonlah kedua istri Bujang Lawa tersebut. “Abang,izinkanlah kami berdua ke Kampung Hilir. Ada teman sedang melahirkan disana. “Moga-moga dapat contohya juga, kami pun akan melahirkan seorang anak buat abang,” kedua istrinya itu merayu-rayu, sehingga Bujang...
Pengantar Tuju lubang adalah suatu permainan yang terdapat di Sedanau, Kecamatan Bunguran, Kepulauan Riau. Penamaan permainan ini ada kaitannya dengan kegiatan pemainnya yang berusaha untuk melontarkan kerang ke arah/menuju sebuah lubang. Awal mula permainan ini, konon berasal dari kegiatan para nelayan yang disebut berkarang. Berkarang adalah bagian dari pekerjaan kaum nelayan yang dilakukan dengan cara menggali pasir di sekitar pantai untuk mendapatkan kerang kelimpat[1]. Selain mengumpulkan kelimpat, berkarang juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk memberi pelajaran awal kepada anak-anaknya dalam memanfaatkan hasil laut, sebelum mereka ikut mencari ikan di laut lepas. Kelimpat-kelimpat yang didapatkan dari kegiatan berkarang tersebut, selanjutnya akan dibawa ke rumah untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga. Kelimpat-kelimpat yang telah dikonsumsi itu, biasanya kulitnya akan dibuang di sembarang tempat, di sekitar pekarangan atau kolong rumah panggung para nelayan. Dan,...
Dulu ada raja bangsa ayam bernama kukuru dan raja bangsa ikan tongkol bernama halili.mereka pun berkenalan dan menjadi sahabat.ayam sering mengajak tongkol ke darat,begitu pula sebaliknya. Suatu hari kukuru bercerita kepada halili ada pesta dansa di kampung nelayan.di sana ada makanan lezat dan tarian-tarian.halili pun ingin pergi.kukuru pun sanggup mengantar mereka. Suatu sore kukuru mengajak bangsa ikan tongkol pergi ke pesta itu.semua ikan tongkol dan ayam pergi ke pesta itu,sebelum berangkat halili berpesan agar memberi tahukan bahwa jika telah fajar. Pesta pun berlangsung sangat meriah.kukuru,halili dan para rakyat amat senang. karena kekenyangan mereka pun tertidur.tanpa sadar fajar telah semakin tinggi. Lalu terjadi kehebohan karena para ikan tongkol di tangkap nelayan.karena hal itu halili mengutuk semua bangsa ayam menjadi buta pada malam hari dan bersumpah akan memakan semua ayam yg datang ke laut ,karena itu nelayan mudah memancing ikan tongkol dengan bulu...
Anyaman Tradisional Tudung Saji Pandan merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang di gunakan untuk menutup makanan agar tidak di terpapar debu – debu maupun ganguan lalat atau serangga. Beberapa anyaman dari daun pandan yang ada di Kabupaten Lingga antara lain Tikar Pandan, Tas Tembuni dan lain – lain sesuai keperluan dan kebutuhan rumah tangga. Pada umumnya anyaman di kerjakan oleh kaum wanita di sela – sela waktu senggang mereka. Anyaman Tudung Saji maupun Tikar Pandan ini masih sangat di senangi masyarakat Lingga pada umumnya karena mengunakan bahan – bahan alami dan harga yang sangat terjangkau bagi mayarakat dengan ekonomi lemah yang belum mampu menjangkau peralatan yang lebih modern dan mahal. Pengayam Tudung Saji dan Tikar Pandan dapat kita jumpai di Desa Wisata Pulau Mepar, Panggak Darat, Desa Lundang Pancur dan beberapa desa lainnya. Dalam kehidupan social budaya, penganyam tudung saji dan tikar pandan cukup berperan dan...
Sop Okra (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Sop Tenggiri (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Tantakel Hijau (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Teripang Kuning (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)