Tari Kuntulan Magelang merupakan tari yang menggambarkan Laskar Diponegoro dalam Gladen Keprajuritan/bela diri dengan iringan rebana agar tidak dicurigai oleh pasukan Belanda. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/11/tarian-tradisional-magelang/
Tari Kepodangmas merupakan tari ucapan selamat datang atau sebagai pengganti Tari Gambyong. Tari ini menggambarkan sepasang Burung Kepodang yang sedang memadu kasih. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/11/tarian-tradisional-magelang/
Tari Jathilan terinspirasi pasukan berkuda yang sedang gladi perang. Tari ini serumpun dengan Tari Kuda Lumping atau sering disebut Jaran Kepang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/11/tarian-tradisional-magelang/
Tari Jathilan Celeng bercerita tentang pasukan berkuda yang sedang membrantas hama petani, yaitu babi hutan. Terdiri atas dua kelompok penari. Kelompok pasukan berkuda dan kelompok babi hutan. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/11/tarian-tradisional-magelang/
Tari Gandrung Wonogiren merupakan Tari Tayub Modern Versi Wonogiri yang saat ini mulai diminati masyarakat terutama pelajar dan generasi muda Wonogiri, diciptakan oleh Handoko, S.Sn, salah satu seniman kondang dari Wonogiri. Tari Gandrung Wonogiren menceritakan sejarah perjuangan rakyat Wonogiri dalam menumpas dan memerangi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang menjamur di masyarakat Indonesia, untuk melawan korupsi. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/11/tarian-tradisional-magelang/
Asal usul upacara tradisional Tanjungsari. Alkisah pada waktu pecahnya kerajaan Majapahit ada 2 (dua) orang putri kerajaan yang bernama : Roro Tanjungsari dan Roro Payung Gilap yang lolos dari kerajaan dan kesasar sampai di sebuah desa yang masih berupa hutan. Karena kesedian dua putri tersebut yang menangis terus menerus dan tidak makan dan minum lalu kedua putri tersebut hilang bersama raganya (muksa). Dengan hilangnya kedua putri di tempat itu timbullah pohon Dlimo, sedang buahnya setelah masak seperti emas maka Desa tersebut diberi nama Dlimas. Masyarakat di Desa Dlimas pada waktu itu hidup serba kekurangan dan dapat diibaratkan bisa makan sehari dan tidak makan tiga hari. Pada suatu hari ada salah satu penduduk yang mendapat ilham agar kehidupannya menjadi baik agar supaya pohon Delia tersebut dirawat (diperlihara). Alkisah setelah pohon tersebut dipelihara dengan baik ternyata kehidupan masyarakat di Desa Dlimas menjadi baik, dan setelah pohon Delia itu mati dit...
Dahulu kala ada Kadipaten yang pusat Pemerintahannya sebelah barat berbatasan dengan Kadipaten Gunung Merapi dan sebelah timurnya berbatasan dengan Kadipaten Gunung Lawu, Kadipaten ini dipegang oleh Adipati Ki Singodrono dengan Patihnya Ki Eropoko, semua bijaksana, tekun menggeluti ilmu kebatinan dan kamuksan. Ki Eropoko mempunyai putri yang bernama Mas Ajeng Lulud yang canti parasnya dan menyukai segala tari tarian dan karawitan, pimpinan wadyobolo di Kadipaten tersebut menjadi bawahannya Nyi Roro Kidul dan setiap tahunnya di Kadipaten Gunung Merapi menyerahkan pisungsung manusia, sedang di Kadipaten Gunung Lawu berwujud Hewan. Ki Singodrono dan Ki Eropoko tidak setuju dengan korban manusia, maka menyebabkan muksa, Ki Singodrono muksa di Sendang Barat dan Ki Eropoko muksa di Sendang Timur, pada suatu hari ada seorang petani, karena lelahnya mengerjakan sawahnya pada saat dia layap layap setengah tidur (layap layap mendengar suara : He Ki Petani agar ha...
Satu lagi tari kreasi yang ada di Tegal, khususnya Kabupaten Tegal, yaitu tari Guci.Tari Guci mengangkat ciri khas Kabupaten Tegal dengan daerah wisata andalannya, yaitu Obyek Wisata Guci. Guci sendiri adalah salah satu daerah wisata kebanggaan Kabupaten Tegal yang terletak di kaki Gunung Slamet. Tarian ini terinspirasi dari keindahan alam, kesejukan udara pegunungan dan kehangatan air pancuran Guci. Tari Guci menggambarkan kelembutan gadis-gadis cantik, bagaikan bidadari yang turun dari kahyangan. Dengan “ngindit” guci sebagai tempat mengambil air suci, mereka berdoa untuk keselamatan dan kelanggengan alam serta sumber mata air Guci arag tetao terjaga manfaat dan khasiatnya sebagai air kesehatan bagi kebersihan dan kehalusan kulit. Adalah ibu Kusti Muftiah S.Pd, seorang kepala SD Sumbaga 01, Bumijawa yang pertama kali mengagas tarian ini. Tarian ini juga mulai diperkenalkan secara luas bulan Juni tahun 2014 kemarin. “Tari Guci ini menggambarkan a...
Jenis tarian bedoyo ciptaan Sri Sultan Paku Buwana X kusus untuk putri-putri beliau yang masih kanak–kanak. Tarian tersebut ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu Surakarta. Pakaian yang dikenakan dalam tarian ini: kain mekak sampur jamang, sumping, kelat bahu , dan beberapa perhiasan tarian ini diiringi oleh gending endhol-endhol.