Tari rabinter merupakan tari kreasi baru. Mencerminkan suatu rangkaian kegiatan penyelenggaraan upacara adat seperti gunting bulu, khitan, tama lamong, perkawinan dan lain-lain. Upacara rainter adalah manipestasi rasa pengakuan, rasa pesona terhadap Alhaq.Perpaduan antara unsur budaya local dan magis akhirnya berkembang menjadi tradisi yang hingga kini tetap mengakar dalam hidup dan kehidupan tau samawa. Tari rabinter memperagakan gerak-gerak hidup penuh misteri katakanlah ini suatu praktek pengobatan tradisional yang sangat sugesti.Hal ini merupakan upaya pemantapan semangat dalam rangka membentuk manusia Indonesia (tau samawa) seutuhnya. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Anak janda papa ina bangkal ; bernama Lepang Ijo. Anak satu - satunya itu merupakan tumpuan kasih saying bundanya. Suatu hari Lepang Ijo sempat menyaksikan tujuh dadara molek ( darara pitu ), putrid raja sedang mandi ditelaga bening airnya. Si Lepang Ijo jatuh hati pada dadara bungsu ( Ade Upu ). Atas desakan Lepang ijo akhirnya sang ibu memberanikan diri meminang putri raja itu. Setelah mengalami proses pinangan yang cukup menegangkan akhirnya pinangan itu diterima Raja. Raja dan permaisurinya mengikuti keinginan putrinya. Rupanya nasib telah ditakdirkan Tuhan baginya bersuamikan seekor katak hijau. Tentu saja saudara - saudaranya membenci atas perlakuan adiknya yang menyimpang dari adat kebiasaan keraton itu. Dalam perjalanan hidupnya duri -duri derita menusuk telapak jiwanya. Tuhanpun mengangkatnya harkat dan derajat manusia sabar, tabah menghadapi cobaan dan tantangan hidup. Untuk mencari warna hidup yang baru akhirnya Lepang Ijo hijrah ketanah seberang atas seruan suara gaib yang...
Tari empar Samawa berarti suatu tameng / filter masyarakat Sumbawa dalam menghadapi masuknya tata nilai baru yang bertentangan dengan pandangan hidup tau samawa. Perubahan dan perkembangan zaman membawa pengaruh pada tata nilai yang menjadi anutan pada masyarakat pendukungnya. Hal ini tak dapat dihindari berpengaruh pula pada tata nilai yang menjadi anutan masyarakat sumbawa. Sebagai cermin sikap keterbukaan dengan dilandasi pertimbangan sikap yang bijaksana dan memadukan berbagai unsur tatanan terbaik dari proses akulturasi akan membawa masyarakat pada suatu harmoni, kebersamaan terbuka, ramah tamah, sigap dan penuh dinamika dalam menjalani kehidupan. Tari empar samawa memvisualisasikan gerak dinamik mengikuti alur kehidupan serasi, harmonis dan berazaskan kekeluargaan, yang mengacu pada motto daerah Kabupaten Sumbawa, Sabalong Samalewa. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Upaya mempercantik diri agar tampil lebih sempurna, digemari oleh setiap wanita sejak zaman lampau. Tradisi inipun dikenal pula oleh wanita - wanita Sumbawa. Seperti adanya tradisi "rapancar" sebagai salah satu kelengkapan tata rias (memerahkan kuku jari tangan) Rapancar sering dilakukan oleh para gadis ataupun ibu - ibu terutama menjelang ramadhan, dan mejadi salah satu syarat wajib bagi setiap calon pengantin, disamping rapancar juga digunakan sebagai obat. Bertolak dari tradisi inilah kemudian lahir tari rapancar sebagai tari kreasi baru. Tari ini diramu dengan gerak lunte, rempak sisik, ulat bejengkal, tanak linting sere, nyengal, bagintik dll. Gerak - gerik dimaksud bersumber dari gerak dasar tari Sumbawa. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Tama kengkam adalah sebuah tari Sumbawa garapan baru yang mengetengahkan sisi lain dari bagaian adat perkawinan zaman lampau. Berangkat dari kebiasaan yang mewarnai kehidupan suku Samawa pada zaman silam itu, dimana orang tua sangat berperan untuk menentukan calon suami bagi putrinya. Alasan dari pihak orang tua, mereka takut anak gadisnya salah pilih dan kawin selarian, dimana kawin selarian ini dianggap melanggar adat dan tercela ( merari nan ila ). Tama kengkam berarti masuk pengitan. Dalam fase tama kengkam ini ada upaya mendewasakan kehidupan, dimana cintapun dating kemudian melalui proses yang cukup lama. Sumber: http://samawaculture.blogspot.co.id/p/kesenian-tari-sumbawa.html?m=1
Selain punya olahan dodol rumput laut, kini para usahawan kuliner juga melakukan difersifikasi produk dengan melakukan inovasi selain dodol. Salah satunya adalah Peyek Kangkung Rumput Laut. Olahan kuliner khas Lombok berupa Peyek Kangkung Rumput Laut ini termasuk baru. Dua perpaduan yang membuat penasaran. Lombok ternyata bukan hanya dikenal sebagai sentra penghasil Rumput Laut tapi juga dikenal dengan produksi kangkungnya yang besar dengan tekstur yang khas. Tak heran jika kedua potensi ini bisa menghasilkan rupiah dengan mengangkat kearifan lokal yang memang sudah disediakan oleh alam. Ada empat varian rasa Peyek Kangkung Rumput laut mulai dari rasa original, pedas, seledri dan teri pedas. Selain cocok untuk dijadikan camilan, peyek unik ini juga sangat nikmat sebagai teman makan nasi yang masih hangat disajikan. Kisaran harga Rp 25.000/bungkus. RESEP PEYEK KANGKUNG RUMPUT LAUT Bahan-bahan 6 lembar rumpu...
Cita rasa pedas memang begitu identik dengan Kota Lombok, Nusa Tenggara Barat. Salah satu menu pedas andalan kota Lombok adalah Nasi Balap Puyung Inaq Esun (Ibu Esun). Rumah makan nasi balap puyung ini sudah hadir sejak tahun 1970-an, tepatnya di Desa Puyung, Lombok Tengah. Dalam 1 porsi nasi balap puyung ini terdiri dari 3 menu berbeda, yakni ayam bumbu pedas, ayam kering, serta kacang kedelai goreng.
Di Desa Lekong, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa terdapat sebuah batu besar, tinggi, bundar bagian atasnya datar. Batu itu menggantung pada tebing bukit yang tinggi dekat sungai Lekong. Dari atas batu itu orang dengan leluasa dapat melihat ke bawah. Itulah sebabnya disebut “batu nong”. Kata “nong” dalam bahasa Sumbawa berarti “melihat ke bawah dari atas”. Jika batu nong itu dilihat dari kejauhan, kedudukannya sangat genting. Kalau ada getaran sedikit saja, rasa-rasanya batu itu pasti akan runtuh. Dalam kenyataan, telah beratus-ratus tahun batu itu tetap tidak bergeming. Bagaimana batu itu bisa berada di tempat tersebut, inilah ceritanya. Tersebutlah sebuah negeri di zaman dahulu kala. Negeri itu terkenal makmur, aman, dan damai. Tidak pernah terdengar perselisihan di antara penduduknya. Laki-laki dan perempuan kedudukannya sama, kecuali dalam satu hal, yaitu laki-laki tabu mencuci pantat anaknya yang habis buang air besar. Hal yang demikian d...
Bau Nyale merupakan festival rakyat yang diadakan di Lombok, NTB. Festival ini dirayakan dengan berduyun-duyun ke laut untuk menangkap cacing laut. Sumber: https://www.travelagent.co.id/article/traveling-ideas/8-ritual-dan-tradisi-tahun-2018