Cabai hiyung adalah salah satu varietas cabai di Indonesia. Cabai ini hanya tumbuh di Desa Hiyung , Kecamatan Tapin Tengah , Kabupaten Tapin , Kalimantan Selatan , sehingga cabai tersebut diberi nama Cabai Hiyung. Saat ditanam di tempat lain, rasanya menjadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas. Cabai hiyung diakui sebagai cabai rawit terpedas se-Indonesia. Cabai hiyung memiliki tingkat kepedasan hingga 17 kali dibanding cabai rawit biasa. Cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang tinggi dengan kadar kapsaisin mencapai 94.500 ppm. Selain rasanya yang sangat pedas, cabai hiyung memiliki keunggulan lainnya yaitu mempunyai daya simpan yang cukup lama, yakni 10-16 hari pada suhu ruangan. Plasma nutfah ini telah resmi terdaftar pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Nomor 09/PLV/2012 tanggal 12 April 2012 sebagai Varietas Lokal dengan nama "Cabai Rawit Hiyung". Cabai...
Hampir terdapat di belantara budaya Nusantara istilah 'tapih' sudah dikenal secara luas karena semua masyarakat mengenakan tapih dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang digunakan sebagai selempang di bahu, ada yang dikenakan dalam ikatan di pinggang, serta selimut ketika tidur. Masyarakat di Banjarmasin mengenal tapih sebagai pakaian sehari-hari yang melekat di tubuh, digunakan untuk tutup kepala buat wanita, dijadikan selimut tubuh ketika duduk di warung pada subuh hari yang dingin, dijadikan kewajiban yang sakral untuk beribadah shalat maupun mengaji, malah dijadikan ayunan bayi tidur bapukung dan semboyan adat duduk bagi pengantin waktu akad nikah dan aqiqah anak. Sesuatu yang menarik adalah ketika para gadis mandi turun ke sungai, maka tapih akan diselimutkan pada tubuh dengan mengikat kedua ujung di bahu kanan. Sementara kaum ibu menutup tubuh dengan tapih di batas dada seraya melingkarkan handuk di bahunya. Tapih pun menjadi alat permainan re...
Sasirangan merupakan kain khas adat suku Banjar yang mayoritas menetap di Kalimantan Selatan. Kain yang dibuat melalui proses pewarnaan rintang menggunakan bahan seperti tali, benang, ataupun sejenisnya dengan corak-corak tertentu. Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba), khususnya untuk mengusir roh jahat dan melindungi diri dari gangguan makhluk halus. Agar bisa digunakan sebagai alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan biasanya dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan). Awal kemunculan kain sasirangan mempunyai bentuk dan fungsi yang cukup sederhana, seperti ikat kepala (laung), sabuk dan tapih bumin (kain sarung) untuk lelaki, selendang, kerudung, udat (kemben), dan kekamban (kerudung) untuk perempuan. Seperti kain pada umumnya kain sasirangan memiliki banyak motif salah satunya Motif Batik Sasirangan Tampuk Manggis . Motif Batik Sasirangan Tampuk Manggis Tampuk adalah bag...
Pada zaman dahulu Kerajaan Banjar kain Sasirangan dianggap sebagai kain adat. Kain Sasirangan merupakan kain adat suku Banjar yang etnoreligius yang menimpati sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Karena kaum pria mengenakan kain Sasirangan sebagai penutup kepala yang disebut laung. Selain digunakan sebagai laung, kaum pria menggunakannya sebagai ikat pinggang. Sementara kaum wanita menggunakan kain ini sebagai kemben yang menutupi tubuh dan juga sebagai selendang khas daerah Kalimantan selatan. Kain ini merupakan bagian dari budaya Kalimantan Selatan. Pada jaman sekarang kain Sasirangan sudah tidak lagi digunakan untuk ikat pinggang dan kemben, tapi sekarang sudah diproduksi sebagai pakaian dengan desain yang lebih kreatif dengan menciptakan banyak ragam corak dan motif. Kain Sasirangan sudah dianggap batik Banjar yang keberadaanya disamakan dengan bati-batik luar daerah terutama batik Jawa yang sudah terkenal lebih awal, dan terbukti saat ini semakin meningkat per...
Motif sasirangan kambang sakaki Sasriangan kambang sakaki, kambang dalam bahasa banjar yang berarti kembang atau bunga, yang bermakna bunga melambangkan keindahkan. Simbol bunga banyak dipergunakan sebagai ornamen arsitektur khas Banjar dalam bentuk ukiran. Motif sasirangan gagatas Gagatas adalah makanan khas suku banjar yang terbuat dari tepung beras atau tepung sagu dan parutan kelapa kemudian disajikan dengan gula merah cair. Pada umumnya makanan khas Banjar dipotong dalam bentuk ini. Maknanya adalah pentingnya melestarikan simbol budaya agar tidak hilang digerus jaman. sumber : http://sasiranganmodern.blogspot.co.id/2016/05/motif-sasirangan-banjar-bag-2.html
Rumah Ba'anjung tipe Balai Laki adalah salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar ) di Kalimantan Selatan . Rumah adat Banjar tipe ini dalam sejarah Banjar dikenal sebagai rumah hunian para Punggawa mantri dan para prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar. [1] Bentuk atap pada bangunan depan/ rumah induk Rumah Ba'anjung Balai Laki memakai atap pelana . Dalam bahasa Indonesia, model atap pelana tersebut disebut atap gudang, sehingga sebutan untuk tipe rumah beratap pelana tersebut dalam bahasa Indonesia dinamakan Rumah Gudang . Atap pada sayap bangunan ( Anjung ) memakai atap sengkuap yang disebut atap Pisang Sasikat seperti pada rumah Bubungan Tinggi . Dalam bentuk umum Balai Laki sama dengan Palimbangan , tetapi dengan ukuran lebih kecil dan sama-sama menggunakan atap pelana dan diberi Sungkul Atap bertatah dan bisa memakai anjung namun berbeda bentuknya. Ruangan yang berturut-t...
Kelahiran anak pertama selalu menjadi hal yang mendebarkan dan penuh harap. Di Indonesia, ada berbagai prosesi adat yang dilakukan guna menyambut dan mendoakan calon jabang bayi yang dikandung oleh ibunya. Salah satunya adalah upacara daur hidup Mandi Tian Mandaring yang dilakukan suku Banjar. Prosesi ini dikhususkan untuk kehamilan anak pertama di usia tujuh bulan. Menurut keyakinan orang Banjar, makhluk halus sangat tertarik untuk mengganggu wanita yang sedang hamil. Bahkan proses kehamilan juga sangat rentan dengan gangguan makhluk halus. Sehingga dengan diakan acara mandi tian mandaring, diharapkan ibu dan anak yang akan dilahirkan selalu dilindungi dan lahir dengan selamat. Peralatan dan Perlengkapan Upacara Ada beberapa peralatan yang harus disiapkan dalam prosesi ini, antara lain banyu yasin (air yang sudah dibacakan surat Yasin), banyu tuju , banyu baya (biasanya sudah disiapkan oleh dukun bayi), dan mayang balik tilantang . Se...
Selamat datang kami ucapkan Bapa wan ibu para undangan Semua tamu dan kawan-kawan Silahkan duduk menyaksikan Musiklah panting kami bawakan Samban suasa dibari ngaran Kami bermain berkawan-kawan Jika ta salah mohon maafkan Disa barikin dialamatkan Kumpulan warga para seniman Sudah dikenal dikalimantan Baik dikota dipadesaan Kampung barikin nang sederhana Wadah seniman seni budaya Musik dan tari tatap dibina Paninggal dari si urang tuha Kampung barikin aman sentosa Adat budaya tatap di jaga Sampai waktunya si upacara Hindarkan dari bala bencana Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/ampar-ampar-pisang-banjar-kalimantan-selatan.html
Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Di daerah ini terdapat sebuah gunung yang memiliki nama yang cukup unik, yaitu Gunung Batu Bangkai. Masyarakat setempat menamakannya demikian, karena di gunung tersebut ada sebuah batu yang mirip dengan bangkai manusia. Konon, kehadiran batu bangkai tersebut berasal dari sebuah cerita legenda yang sampai saat ini masih berkembang di kalangan masyarakat Banjar Hulu di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Cerita legenda ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Andung Kuswara yang durhaka kepada umanya. Karena kedurhakaannya, Tuhan menghukum si Andung menjadi batu. Konon pada zaman dahulu, di suatu tempat di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang janda tua bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Andung Kuswara. Ia seorang anak yang baik dan pintar mengobati orang sakit. Ilmu pengobatan yang ia miliki diperoleh d...