Ular NDaung adalah seekor ular raksasa yang ditinggal di sebuah puncak gunung di daerah Bengkulu . Ular NDaung itu terkenal buas dan ganas yang akan memangsa siapa saja yang mendekati puncak gunung tersebut. Suatu ketika, seorang gadis cantik yang memberanikan diri mendekati puncak gunung karena ingin mencari bara gaib untuk mengobati ibunya yang sedang sakit keras. Bagaimana nasib gadis cantik itu selanjutnya? Simak ceritanya dalam Kisah Ular NDaung berikut ini! * * * Dahulu, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu, hiduplah seorang janda tua dengan tiga anak gadisnya. Dari ketiga anak gadis tersebut, si Bungsulah yang paling rajin membantu ibu mereka bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ia juga yang harus memasak sepulang dari ladang. Sementara itu, kedua kakaknya hanya bermalas-malasan di rumah. Mereka tidak pernah membantu ibu mereka bekerja di ladang. Suatu hari, sang Ibu sakit keras, tidak mau makan dan mi...
Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang dihormati.
PERMAINAN TRADISIONAL BENGKULU Permainan sumpit merupakan permainan anak laki-laki. Permianan ini bermakna untuk memupuk jiwa keberanian anak dalam mengatasi segala sesuatu. Bahan yang diperlukan untuk permainan ini adalah : 1 ruas bamboo kecil yang berlubang yang panjangnya 43 cm dengan diameter 1,5 cm, buah salung atau buah saga untuk peluru. Teknik permainannya : beberapa buah salung/saga dimasukkan ke dalam mulut dan salah satu ujung sumpit juga dimasukkan ke dalam mulut. Kemudian peluru dihembuskan ke luar melalui lubang sumpit dengan kekuatan lidah. Semakin kuat ditiup semakin jauh peluru tersebut jatuh. Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1481/.%2B
Permainan kucing rabun sering dilakukan pada saat ada perayaan-perayaan pernikahan dan pada sore hari pada saat anak-anak pulang sekolah. Tempat melakukan permainan ini adalah di halaman rumah dan lapangan terbuka. Peserta permainan kucing rabun adalah anak laki-laki atau anak perempuan ataupun campuran keduanya yang berusia antara 6 tahun – 13 tahun dengan jumlah minimal 3 orang. Sebelum permainan dimulai, lebih dulu dibuat lingkaran dengan ukuran jari-jari 1,5 m – 2 m kain penutup mata warna hitam berukuran 50 x 100 cm. Untuk menentukan siapa yang pertama kali menjadi kucing rabun lebih dulu diadakan ansum atau suit. Pemain yang menjadi kucing rabun, matanya ditutup oleh pemain yang lain dengan kain berwarna hitam yang dikaitkan pada bagian belakang kepala. Setelah matanya ditutup, kucing rabun menjauh dari tempat tersebut dan pemain yang lain siap untuk dicari. Apabila seorang pemain tertangkap dia tidak boleh lari, kucing rabun boleh me...
Tradisi Bakar Gunung Api merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Hari Kemengan Umat Islam. Bakar Gunung Api merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang disusun seperti tusuk sate yang dirangkai kayu dan dibuat tinggi menjulang. Maksud dari ritual ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan pemberian doa kepada arwah keluarga agar tenteram di akhirat. Bakar Gunung Api dilaksanakan pada malam takbiran. Suku Serawai melaksanakan Bakar Gunung Api di halaman dan atau di belakang rumahnya. Pelaksanaan ritual diiringi dengan takbir serta doa-doa syukur. Berdasarkan kepercayaan Suku Serawai, apabila salah satu anggota keluarga tidak turut serta dalam pelaksanaan Bakar Gunung Api, maka hal tersebut dapat mendatangkan bala. Upacara Bakar Gunung Api dilakukan serentak oleh semua masyarakat kampung tepat setelah shalat Isya. Pembakaran...
Permainan bulu ayam sangat digemari oleh anak-anak remaja baik laki-laki maupun wanita. Jenis permainan ini dapat dilakukan di halaman rumah dan sifatnya perorangan. Bahan yang dipergunakan untuk permainan ini adalah kulit dengan ukuran 4,5 cm, karet, dan bulu ayam jantan yang tingginya 8 cm,paku, potongan ban yang telah dibentuk bulat berukuran 4 cm dan karet gelang sebagai pengikat. Cara membuatnya yaitu beberapa buah karet yang telah dibentuk bulat ditusuk di tengah-tengah paku. Kemudaian bulu-bulu ayam ditempelkan disekeliling paku dan diikat dengan karet gelang dengan rapi. Agar bola tersebut rapih, gunakan lem untuk menguatkan bulu-bulu ayam tersebut. Teknik permainannya yaitu, sebelum permainan dimulai terlebih dahulu diadakan suit (diundi) untuk menentukan siapa saja yang lebih dulu maqin dan seterusnya. Pemain yang menang suit akan melambungkan bulu ayam tersebut dengan kakinya dan setelah turun dilambungkan kembali oleh pemain kedua, demikian seterusnya....
Kata ingkau dalam bahasa daerah Begkulu artinya sepatu bambu. Pada waktu melaksanakan permainan ini, setiap pemain diharuskan berjalan di atas dua potong bambu yang dibuat sedemikian rupa. Permainan ini dilakukan di halaman rumah atau di lapangan terbuka, dilaksanakan pada siang hari akan tetapi lebih baik pada malam hari. Pelaku permainan ini berusia antara 8 – 20 tahun, terdiri dari kaum laki-laki, dilakukan secara perorangan ataupun beregu. Permainan ini bertujuan untuk memupuk rasa keberanian anak dan melatih keseimbangan badan. Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah 2 potong bambu yang sama besarnya dengan ukuran sebesar lengan terdiri dari 4 sampai 8 ruas untuk satu orang. Bambu dilubangi, diberi papan sepanjang tapak kaki untuk tempat berpijak. Pemain berdiri di atas tapak, memegang ujung bambu bagian atas baru melangkah ke arah yang sudah ditentukan. Pemain yang baik atau jika diperlombakan dikatakan sebagai pemain yang menang adalh pema...
Masjid terletak di Desa Padang Betua, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu. Berdasarkan sejarah, kata Padang Betua berasal dari bahasa Minangkabau yakni Padang Batuah yang berarti Pedang Sakti. Nama Padang Batuah berubah menjadi Padang Batua menurut lisan Melayu Bengkulu. Menurut Tambo Bengkulu serta keterangan tokoh masyarakat disebutkan bahwa nama tersebut dipilih untuk mengenang peristiwa Datuk Bagindo Maharajo Sakti utusan Raja Pagarayung dan rombongan dalam mengambil pedang saktinya ketika sedang mencari daerah baru untuk memperluas wilayah kekuasaan di daerah sepanjang barat pesisir selatan. Masjid dibangun pada tahun 1823 dipimpin oleh seorang ulama dan tokoh masyarakat setempat, yakni Haji Mansyur. Pada awal pembangunan, atap masjid berbentuk sederhana seperti gudang, terbuat dari dari daun rumbia dan hampir seluruh bahan bangunannya mempergunakan kayu. Kemudian pada tahun 1920 atapnya diganti dengan seng serta berubah menjadi tumpang bersusun t...
Naskah Kaganga tertulis pada kulit kayu. Naskah ini sekarang menjadi salah satu koleksi dari Museum Provinsi Bengkulu. Judul naska ini adalah Tuan Ayam Isi berisikan tentang sifat dan ciri-ciri ayam jago yang baik untuk diadu serta tata cara pemeliharaannya. Naskah ini dipamerkan pada acara Pameran Gelar Museum Nusantara 2014 "Sabuk Peradaban Nusantara Jejak 1,5 juta tahun" yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pameran diselenggaran pada tanggal 22-24 November 2014 di Jakarta Convention Center.