LINTAU. Siapa yang tidak kenal dengan olah raga satu ini. Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad XI. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruhAsia Tenggara. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas. Termasuk di daerah minangkabau, khususnya di Lintau. Silat ( silek ) lintau adalah suatu teknik / seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat yang telah diwariskan sejak turun temurun. Dan dikarenakan sifat orang minagkabau yang suka merantau, dengan sendirinya membuat silek lintau bisa berkembang. Hal ini...
Bahan 1 ekor ikan tongkol segar 1 sdt asam jawa, larutkan dengan 50 ml air, saring 3 sdm minyak untuk menumis Haluskan 7 butir bawang merah 4 siung bawang putih 4 buah cabai merah keriting 2 cabai merah besar 2 cm kunyit ½ sdt merica butiran 1 sdt garam 1 lembar daun salam 2 cm lengkuas , memarkan 1 batang serai, memarkan 300 ml air 1 sdt gula pasir Cara Membuat Bersihkan ikan tongkol, potong-potong menurut selera. Lumuri dengan larutan asam jawa. Sisihkan. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, dan serai sampai harum dan matang. Masukkan ikan tongkol, aduk-aduk sampai tongkol berubah warna. Beri air dan gula pasir, didihkan, masak smpai ikan tongkol matang. Angkat, sajikan. Bisa dibeli di RM Sulbar, Jl Cik Ditiro, Kota Mamuju, Sulbar
Dahulu, terdapat sebuah negeri yang bernama negeri Luwu, yang terletak di pulau Sulawesi. Negeri Luwu dipimpin oleh seorang raja yang bernama La Busatana Datu Maongge, sering dipanggil Raja atau Datu Luwu. Karena sikapnya yang adil, arif dan bijaksana, maka rakyatnya hidup makmur. Sebagian besar pekerjaan rakyat Luwu adalah petani dan nelayan. Datu Luwu mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, namanya Putri Tandampalik. Kecantikan dan perilakunya telah diketahui orang banyak. Termasuk di antaranya Raja Bone yang tinggalnya sangat jauh dari Luwu. Raja Bone ingin menikahkan anaknya dengan Putri Tandampalik. Ia mengutus beberapa utusannya untuk menemui Datu Luwu untuk melamar Putri Tandampalik. Datu Luwu menjadi bimbang, karena dalam adatnya, seorang gadis Luwu tidak dibenarkan menikah dengan pemuda dari negeri lain. Tetapi, jika lamaran tersebut ditolak, ia khawatir akan terjadi perang dan akan membuat rakyat menderita. Meskipun berat akibat yang akan diterima, Datu Lawu...
Tedong-tedong minanga atau kuburan tedong-tedong yang terletak di Desa Buntu Balla, Mamasa. Tedong-tedong ini adalah salah satu kuburan tua berusia sekitar 400 tahun yang terbuat dari kayu berbentuk seperti kerbau. Dalam bahasa Mamasa kerbau adalah Tedong yang didalamnya berisi rangka mayat manusia. Memang tak banyak literatur yang bisa menjelaskan asal-usul dan filosofi keberadaan kuburan tedong-tedong yang kini diperlihara pemerintah setempat sebagai salah satu objek wisata tertua di Sulbar itu. 1 versi (Ingeborg Gohlich) menyebutkan bahwa budaya ini berkembang melalui pencampuran pendatang Kamboja yang tak bisa pulang kembali ke daerah asalnya.
Rumah adat Mandar (rumah adat Mamuju) dilengkapi bangunan semacam bale (bandara raja) dan model perahu layar (sandeq) sebagai symbol Sulawesi barat. Bangunan rumah adat ini biasanya disebut salassa atau rumah raja sebagai rumah induk. Rumah adat ini digunakan untuk pameran dan peragaan aspek budaya seperti pakaian adat dan benda-benda hasil kerajinan tangan. Di dalam ruangan bagian depan terdapat peragaan sepasang pakaian adat dari berbagai kabupaten, sedangkan di ruang utama atau ruang tengah digunakan sebagai tempat peragaan pelaminan dengan sepasang pengantin berpakaian adat pada pesta perkawinan. Selain itu terdapat lemari-lemari kaca yang berisi berbagai kain sarung sutra mandar, sarung tenun Sekomandi, dan pernak-pernik. Kemudian, tiang-tiang di dalam rumah dihiasi berbagai aksesoris dan benda-benda budaya yang berkaitan dengan provinsi Sulawesi barat.
Tenun Sekomandi merupakan salah satu jenis sarung ikat di Kalumpang, jenis lainnya dikenal dengan nama rundun lolo dan marilotong. Penamaan dan pembedaan jenis ini didasarkan pada coraknya. Marilotong adalah jenis kain tenun ikat yang berwarna hitam dan polos. Sementara sekomandi dan rundun lolo memiliki motif khas masing-masing. Meski sekilas tampak mirip, rundun lolo memiliki motif garis panjang yang lebih dominan dibanding sekomandi. Tahapan pembuatan tenun ikat sekomandi terbagi atas tiga, yakni pemintalan, pewarnaan benang, dan penenunan. Proses pembuatan ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, sekira 6 sampai 12 bulan. Pada tahap pemintalan benang, dahulu masyarakat Kalumpang masih memintal sendiri benang dari kapas yang mereka tanam tetapi kini benang didatangkan dari luar. Mengikat kumpulan benang adalah salah satu teknik sebelum mewarnai benang yang akan ditenun. Tahap selanjutnya dan merupakan tahapan yang cukup panjang adalah ta...
Ritual ini dilakukan warga untuk menangkal segala bala dan bahaya yang mengancam kampung dan warga dusun mereka. Ritual ini sudah dilakukan secara turun-temurun sebagai bentuk persembahan doa dan permohonan keselamatan bagi mereka. Sebelum ritual Maccera digelar, warga dari semua usia dan jenis kelamin mengantre untuk mendapatkan berkat dari seorang pemuka adat di kampung tersebut. Setiap orang diolesi tepung yang dicampur air suci di pipi, dahi, dan dada. Pemberian tepung suci yang sudah didoakan itu diyakini bisa mengusir semua penyakit di dalam tubuh. Setiap orang yang diolesi tepung suci juga bakal terhindar dari segala marabahaya. Puncak ritual Maccera Banua ditandai dengan persembahan sesajen berupa nasi ketan, telur ayam kampung, pisang, nanas, dan sejumlah hasil bumi lainnya. Menurut Kanne Kindo, pemuka adat Dusun Kandoa, ritual Maccera Banua merupakan doa agar warga dan kampung itu terhindar dari segala bahaya. Juga agar harmoni antara warga dengan...