Di Lampung zaman dahulu menurut sejarah terdapat Keratuan-keratuan sehingga tidak terlepas dengan namannya senjata. Senjata-senjata ini ada yang digunakan sebagai alat pembela diri (tikam) dan juga sebagai pusaka yang digunakan untuk budaya adat istiadat. Jenis-jenis senjata yang pada umumnya ialah keris, pedang, payan(tombak), badik. Senjata-senjata yang ada baik yang berupa pusaka pada umumnya di Lampung di pengaruhi oleh Kerajaan-kerajaan Jawa, Kerajaan Melayu, demkian juga badik dan tombak. Pengaruh dari kerajaan ini masing -masing mencirikan misalnnya, Ulu (kepala) /Gagang Keris bila di pengaruhi kerajaan Sriwijaya dia akan berbentuk Jawa demam dan Putri malu yang terbuat dari gading dengan ukiran yang halus. Tetapi apabila dia dipengaruhi oleh kerajaan Bugis Atau Goa maka dia hanya berbentuk hanya lebih simple seperti burung, demikian pula kalau dipengaruhi oleh kerajaan melayu bentuknya seperti burung Serindit. Untuk keris Lampung yang asli pada zaman dahulu kebany...
Kitab ini merupakan Rujukan Utama falsafah hidup ulun / orang lampung yang secara garis besar membahas 5 (lima) pokok hidup antara lain : Pi'il PesenggikhiMalu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri . Segala sesuatu yangmenyangkut harga diri, prilaku dan sikap hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik danmartabat secara pribadi maupun kelompok yang senantiasa dipertahan Sakai SambaianGotong Royong, Tolong-menolong, bahu membahu, dan saling memberi sesuatu yang diperlukanbagi pihak lain. Nemui NyimahSaling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu. Bermurah hati dan ramahtamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa sajayang berhubungan dengan dengan masyarakat lampung Nengah NyampukhTata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakatumum dan pengetahuan luas. Bejuluk AdokTata ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwa...
Buaya Perompak adalah seekor buaya jadi-jadian yang dulu pernah menghuni Sungai Tulang Bawang, Provinsi Lampung, Indonesia. Buaya jadi-jadian ini terkenal sangat ganas. Konon, sudah banyak manusia yang menjadi korban keganasan buaya itu. Pada suatu hari, seorang gadis rupawan yang bernama Aminah tiba-tiba hilang saat sedang mencuci di tepi Sungai Tulang Bawang. Benarkah Buaya itu yang menculik Aminah? Lalu bagaimana dengan nasib Aminah selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Buaya Perompak berikut ini! * * * Alkisah, Sungai Tulang Bawang sangat terkenal dengan keganasan buayanya. Setiap nelayan yang melewati sungai itu harus selalu berhati-hati. Begitupula penduduk yang sering mandi dan mencuci di tepi sungai itu. Menurut cerita, sudah banyak manusia yang hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Pada suatu hari, kejadian yang mengerikan itu terulang kembali. Seorang gadis cantik yang bernama Aminah tiba-tiba hilang saat sedang mencuci di tepi sun...
Si Bungsu adalah seorang gadis yang cerdik dan suka menolong antar-sesama. Untuk itu, ia sangat disayangi oleh keenam kakaknya. Namun, kasih sayang keenam kakaknya itu tiba-tiba berubah menjadi benci kepadanya dan berniat untuk mencelakainya. Suatu hari, ketika si Bungsu sedang mencuci pakaian di tepi sungai, keenam kakaknya mendorongnya ke sungai hingga hanyut terbawa arus dan ditelan oleh seekor ikan besar. Mengapa keenam kakaknya tiba-tiba membeci si Bungsu? Lalu, bagaimana nasib si Bungsu selanjutnya? Kisah selengkapnya dapat Anda ikuti dalam cerita Si Bungsu berikut ini. * * * Alkisah, di sebuah perkampungan di daerah Lampung, Indonesia, hiduplah sepasang suami-istri bersama dengan tujuh putrinya. Untuk menghidupi keluarganya, sang Ayah mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar. Namun, hasil yang diperoleh tidak cukup untuk mereka makan bersama. Mereka tidak pernah makan sampai kenyang. Agar bisa makan kenyang tanpa diganggu oleh anak-anaknya, sang Ayah d...
Kabelah adalah seorang anak laki-laki yang lahir dengan tubuh hanya separuh. Karena tubuhnya yang cacat itu, ia sering dicemooh oleh teman-teman sebayanya. Ketika beranjak dewasa, Kabelah berniat untuk pergi mencari Tuhan agar tubuhnya dibuat sempurna layaknya manusia pada umumnya. Berhasilkah Kabelah memenuhi keinginannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Sang Kabelah berikut ini! * * * Alkisah, ada sepasang suami-istri yang tinggal di sebuah kampung di daerah Lampung . Mereka sudah bertahun-tahun berumah tangga, namun belum dikaruniai seorang anak. Mereka sangat menginginkan seorang anak untuk mengisi kesepian mereka. Oleh karena itu, hampir setiap malam mereka berdoa dan mendatangi tabib yang sakti untuk memenuhi keinginan tersebut. Pada suatu malam, sepasang suami-istri tersebut berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Oh Tuhan! Karuniakanlah kepada kami seorang anak, walaupun hanya berbadan sebelah!" pinta suami istri itu dengan penuh ketulusan. Berkat doa ya...
Sidang Belawan adalah seorang putra raja yang memiliki istri seorang bidadari . Suatu ketika, sang Istri terpaksa kembali ke negerinya karena Sidang Belawan melanggar janji. Ia pun berupaya mengejarnya hingga ke khayangan. Namun, Sidang Belawan baru boleh bertemu dan membawa istrinya kembali ke bumi setelah melalui tiga ujian . Janji apakah yang dilanggar Sidang Belawan? Lalu berhasilkah dia melewati ketiga ujian tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Sidang Belawan berikut ini! * * * Dahulu, di daerah Lampung, ada seorang raja yang memiliki tujuh orang istri. Dari ketujuh istri tersebut, hanya istri yang terakhir memiliki anak. Anak itu seorang laki-laki dan diberi nama Sidang Belawan. Setelah tumbuh dewasa, Sidang Belawan gemar menangkap ikan di sungai dengan menggunakan jala. Suatu hari, ketika ia sedang menjala ikan di sungai, bukannya ikan yang diperoleh melainkan sebuntal rambut yang amat panjang. "Hai, kenapa ada buntalan rambut di sungai ini?"...
Cpt : M. Noya Jak teluk sampai panjang lamon tengah dibi-ngi lampu si nang menyinang sehe lau pumand - angan a mon jak khani minggu nayah ulun sai khungsan bak haga madu judu disak siko laut an Khangla ya helau khulus nutuk penggekh laut-an Nyi wi bu- bekhis khulus sehelau pe manda-ngan a mon jak se namin san mak haga nyita mulang lawang ma pemandangan sayup ma ta khaman-dang Sumber: Firmansyah, Junaidi, dkk. 1996. Mengenal Kesenian Lampung. Cet. Pertama . Gunung Pesagi: Bandar Lampung
Sai Bumi Ruwa Jurai (Satu bumi dua jurai – kelompok Pepadun dan Saibatin) Ciptaan: Erwin Gunadi Zein Jak ujung Danau Ranau (Dari ujung Danau Ranau) Teliyu mit Way Kanan (Lewat daerah Way Kanan) Sampai pantai lawok Jawa (Sampai pantai Laut Jawa) Pasegegh ghik pepadun (Adat pesisir dan pepadun) Jadi sai di lom lambang (Bersatu dalam lambang) Lampung sai kayo ghayo (Lampung yang kaya raya) Ki gham haga bughasa (Jika kita ingin merasakan) Hijauni pemandangan (Hijaunya pemandangan) Huma lada di pematang (Kebun lada di dataran tinggi) Apalagi cengkihni (Apalagi cengkehnya) Telambun beghuntaian (Banyak berhuntaian) Tandani kemakmuran (Tandanya kemakmuran) Lampung sai… (Lampung satu) Sai bumi ruwai jurai (Satu bumi dua jurai – kelompok Pepadun dan Saibatin) Cangget pagha penglaku (Penghormatan pemuka adat-P...
Cangget Agung Cangget Agung Sesat agung sai wawai (Rumah adat yang bagus) Tato butabuh taghi cangget (Tata bertabuh tari cangget) Gawi adat tano tengah (Pesta adat hingga) Cakak pepadun (Naik pepadun – tahta) Adat budaya lampung (adat budaya Lampung) Nayah temon ghagom wawaino (sungguh banyak ragam kebaikannya) Jempana ghik garuda no (Singgasana dan garudanya) Ghata sebatin (sesuai kedudukannya) Cangget agung cangget anggung (Cangget agung cangget anggung) Muli batangan (gadis tuan rumah adat) Di lem kuto maro di lem kutomaro (di dalam kereta (singgasana)) Mejeng busanding (duduk bersanding) Gawi adat Lampung (Gawi adat Lampung) Gawi adat Lampung (Gawi adat Lampung) Jak jaman toho (dari jaman dulu) Lapah gham jamo jamo (Marilah kita bersama – sama) Ngelestariko adat Lampung (Mel...