Tersebutlah kisah sebuah kerajaan bernama Amuntai di Kalimantan Selatan. Kerajaan itu diperintah oleh dua bersaudara. Raja yang lebih tua bernama Patmaraga, atau diberi julukan Raja Tua. Adiknya si Raja muda bernama Sukmaraga. Kedua raja tersebut belum mempunyai putera ataupun puteri. Namun diantara keduanya, Sukmaraga yang berkeinginan besar untuk mempunyai putera. Setiap malam ia dan permaisurinya memohon kepada para dewa agar dikarunia sepasang putera kembar. Keinginan tersebut rupanya akan dikabulkan oleh para dewa. Ia mendapat petunjuk untuk pergi bertapa ke sebuah pulau di dekat kota Banjarmasin. Di dalam pertapaannya, ia mendapat wangsit agar meminta istrinya menyantap bunga Kastuba. Sukmaraga pun mengikuti perintah itu. Benar seperti petunjuk para dewa, beberapa bulan kemudian permaisurinya hamil. Ia melahirkan sepasang bayi kembar yang sangat elok wajahnya. Mendengar hal tersebut, timbul keinginan Raja Tua untuk mempunyai putera pula. Kemudian ia pun memohon kepada par...
*.Deskripsi.* Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia Berbeda dengan arang mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau. Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat kampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, ya...
Wayah pang sudah hari baganti musim Wayah pang sudah Kotabaru gunungnya Bamega Bamega umbak manampur di sala karang Umbak manampur di sala karang Batamu lawanlah adinda Adinda iman di dada rasa malayang Iman di dada rasa malayang Pisang silat tanamlah babaris Babaris tabang pang bamban kuhalangakan Tabang pang bamban kuhalangakan Bahalat gununglah babaris Babaris hatiku dandam kusalangakan Hatiku dandam kusalangakan Burung binti batiti di batang Di batang si batang buluh kuning manggading Si batang buluh kuning manggading Kacilangan lampulah di kapal Di kapal anak Walanda main komidi Anak Walanda main komidi Malam tadi bamimpilah datang Rasa datang rasa bapaluk lawan si ading Rasa bapaluk lawan si ading Kasiangan guringlah sabantal Sabantal tangan ka dada hidung ka pipi Tangan ka dada hidung ka pipi
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut : Iris Pudak Kambang Raja Bayam Raja Kulit Kurikit Ombak Sinapur Karang Bintang Bahambur Sari Gading Kulit Kayu Naga Balimbur Jajumputan Turun Dayang Kambang Tampuk Manggis Daun Jaruju Kangkung Kaombakan Sisik Tanggiling Kambang Tanjung SEJARAH SASIRANGANMenurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengan suara seorang wanita, wa...
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut : Iris Pudak Kambang Raja Bayam Raja Kulit Kurikit Ombak Sinapur Karang Bintang Bahambur Sari Gading Kulit Kayu Naga Balimbur Jajumputan Turun Dayang Kambang Tampuk Manggis Daun Jaruju Kangkung Kaombakan Sisik Tanggiling Kambang Tanjung SEJARAH SASIRANGAN Menurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Ranta...
Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan menyampaikan untaian bunga Merupakan jenis tari klasik Banjar sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke Kalimantan Selatan, penarinya adalah wanita. Tari ini merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita.Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga. Sering dimainkan di lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu. Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton. Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran . Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasion...
Bahan : 1 kg ikan sungai lais atau baung, sebaiknya ikan yang tidak bersisik. cuci bersih, tidak dipotong-potong, dibiarkan selama ± 2 jam.( jangan langsung dimasak ). 40 lembar daun mengkudu yang sedang tuanya. santan kental dari 2 buah kelapa Bumbu : garam kunyit, serai, lengkuas, kencur. daun salam, ketumbar. semua dihaluskan. Untuk bumbu dikira kira saja, sesuai selera kita. Cara membuat : Daun mengkudu dicuci bersih, buang tulangnya, diiris halus seperti kembang rampai. Rebus daun mengkudu sebanyak dua kali, semua air rebusan dibuang karena terasa pahit. siapkan panci besar, masukan ikan, daun mengkudu, santan, bumbu sekaligus. Masak diatas api sedang, sampai daging ikan hancur, biarkan sampai air santan sisa sedikit. Botok siap di hidangkan. Botok ini tahan sampiai 4-5 hari, dengan dihangatkan setiap hari. &nb...
Biasa dilakukan oleh masyarakat Dayak Halongan yang merupakan pemeluk kepercayaan Kaharingan. Upacara ini dilakukan ketika musim panen huma/ padi ladang. Pada prakteknya upacara ini dilakukan oleh seluruh warga apapun kepercayaannya. Aruh Baharin bertujuan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga leluhur yang menjaga hingga diperoleh hasil panen melimpah. Upacara ini harus dilakukan sebelum masyarakat menikmati/ mengkonsusmi hasil panen. Tapi belakangan, upacara ini diselenggarakan 3-5 tahun sekali. Upacara ini berlangsung selama 7 hari 7 malam dengan penyembelihan beberapa hewan/ hadangan kerbau, kambing, dan ayam. Di upacara ini, kaum perempuan mengenakan baju Tapih Bahalai, yg bercorak/motif khas. Susunan ritualnya: ritual Balai Tumarang, ritual Sampan Dulang, dan ritual Kelong, ritual Hyang Lembang, ritual Dewata, ritual Hyang Dusun. Rangkaian ritual tersebut meliputi pemanggilan arwah leluhur dan penggambaran kisah raja-raja Dayak. Kurban hewan adalah bagian penting...
Wayang Kulit Banjar adalah wayang kulit yang berkembang dalam budaya suku Banjar di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di Indragiri Hilir . Sejarah Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan , telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, dimana Kerajaan Majapahit telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan ( Tjilik Riwut , 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan jalan pertunjukan wayang kulit . Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Andayaningrat membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama Raden Sakar Sungsang lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar...