Istana Alwatzikhoebillah merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Sambas yang banyak dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar daerah bahkan wisatawan mancanegara karena Istana Alwatzikhoebillah merupakan peninggalan bersejarah dan lambang kebesaran dan kejayaan kerajaan Islam di Sambas. Istana Alwatzikhoebillah terletak di Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi istana ini berada pada pertemuan Sungai Sambas Kecil, Sungai Subah, dan Sungai Teberau, yang berjarak sekitar 1 km dari pusat Kota Sambas atau 200 km dari Pontianak. Sejarah mencatat, Istana Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas tumbuh dan berkembang berdasarkan latar belakang sejarah dari dua periode, yakni pada masa Hindu (Majapahit) dan Islam (Brunei). Asimilasi dua periode akhirnya terjadi ketika anak perempuan dari Ratu Sepudak (kerajaan pada masa Hindu) yang bernama Raden Mas Ayu Bungsu, dengan Raden Sulaiman, anak s...
Konon menurut cerita orang-orang, nun dahulu kala di Gunung Pelanjau berdiamlah sebuah keluarga yang rukun dan bahagia. Sang suami bernama Nek Jage, sedangkan istrinya bernama Nek Sari. Mereka tinggal bersama anak dan menantunya. Anaknya bernama Amat dan menantunya bernama Minah. Di dalam keluarga itu, terdapat seorang cucu laki-laki yang lucu dan teramat manja, namanya Maman. Nek Jage dan istrinya sangat sayang pada cucunya itu. Begitu besar perhatian Nek Jage terhadap cucunya yang manis dan imut itu. Sehingga apa saja yang diminta oleh cucunya, Nek Jage selalu berusaha mencarinya demi kebahagiaan cucu satu-satunya itu. Orang bilang cucu semata wayang memang disayang. Pada suatu hari Nek Jage akan pergi berburu ke hutan. Ia bangun pagi-pagi sekali (dini hari sekitar jam 02-an), sebelum burung-burung berkicau dan ayam berkokok, dan sebelum sang surya mengintip di balik Gunung Pelanjau. Segala peralatan berburu segera disiapkan oleh Nek Jage. Sedangkan Nek Sari mempersiapkan bekal...