Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur . Tokoh ini dikisahkan sebagai anak bungsu Semar . Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong, yaitu Cepot atau Astrajingga . Namun bedanya, menurut versi ini, Cepot adalah anak tertua Semar. Dalam wayang banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor . Ciri fisik Sebagai seorang panakawan yang sifatnya menghibur penonton wayang , tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble . Dalam figur wayang kulit, Bagong membawa senjata kudi . Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar , Gareng , dan Petruk , ma...
Suran atau Grebeg Suran merupakan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat banyumas untuk menyambut tahun baru hijriyah (1 muharam). Upacara ini sangat beragam dalam cara pelaksanaannya di setiap kecamatan di banyumas. Umumnya, upacara ini dirayakan dengan cara membawa makanan ke jalan-jalan menggunakan takir/besek (tempat yang terbuat dari anyaman bambu). Kemudian dibawa kesuatu tempat untuk didoakan. Setelah itu, makanan akan dibagikan kepada seluruh warga desa yang datang. Suran berasal dari kata sura (Asyura) yaitu tanggal 10 muharam. Tanggal tersebut dinilai keramat oleh warga banyumas yang beragama islam karena merupakan hari dimana Nabi Nuh A.S mendaratkan kapalnya. Dari situlah warga sering menyebut bulan muharam sebagai bulan sura. Umumnya upcara ini dilakukan menggunakan pakaian adat khas banyumasan dan diiringi denga lagu-lagu tradisional, namun tidak disetiap kecamatan melakukannya. Di beberapa kecamatan, tradisi ini dilakukan selama beberapa hari. Dua hari se...
Cerita sejarah tentang Kerajaan Nusatembini mengambil setting di wilayah sekitar Pulau Nusakambangan. Nusatembini diceritakan sebagai sebuah Kerajaan Siluman yang cukup besar. Kerajaan ini memiliki wilayah di sekitar pantai Cilacap hingga pulau Nusakambangan. Keraaan ini memiliki benteng alamiah berupa tanamana bambu hingga tujuh lapis (Baluwarti pring ori pitung sap). Penggambaran benteng alamiah dari pagar bambu lapis tujuh itu dapat ditafsirkan bahwa si pembuat cerita hendak mengatakan bahwa pertahanan kerajaan Nusatembini terebut cukup kuat. Selain itu juga menunjukkan bahwa tanaman Bambu Ori merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai pagar atau pengamanan bagi masyarakat Cilacap terhadap gangguan keamanan. Kerajaan Nusatembini dipimpin oleh seorang penguasa wanita (raja putri) berparas cantik bernama Brantarara. Kecantikan sang putri menarik perhatian para peng...
Serat Pararaton merupakan sebuah historiografi tradisi yang menjadi rujukan utama para sejarawan dalam mempelajari sejarah Singasari dan Majapahit. Posisi serat ini pun mampu menandingi kitab Nagarakretagama dan prasasti-prasasti yang ditinggalkan oleh peradaban Singasari dan Majapahit. Padahal kitab Nagarakretagama dan prasasti-prasasti ini lebih jelas asal-usulnya daripada Serat Pararaton itu sendiri. Seperti yang telah diketahui, historiografi tradisi adalah historiografi di mana bercampurnya antara fakta sejarah dengan mitos-mitos yang ada. Dengan bercampurnya antara fakta dan mitos ini tidak serta merta membuat historiografi tradisi diragukan kebenarannya. Sejarawan sendiri lebih banyak mengambil dari Serat Pararaton ketika membicarakan tentang sejarah Singasari dan Majapahit. Dan apa yang mereka dapat dari serat itu mereka bandingkan dengan Nagarakretagama dan prasasti-prasasti yang telah ditemukan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Serat Pararaton adalah inti cerita...
Pada jaman dahulu berdirilah kerajaan Demak yang didirikan Raden Patah dibantu oleh para Wali dan guru agama. Akhirnya oleh Prabu Brawijaya, Raden Patah diijinkan dan bahkan diangkat menjadi Bupati di Bintara Demak pada tahun 1503. Kemajuan Bintara sangat pesat dan pengaruhnya sampai menyusup ke daerah Majapahit. Beberapa bangsawan Majapahit sudah mulai masuk Islam. Tahun 1509 Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak dengan Gelarnya Sultan Jimbun Ngalam Akbar atau Panembahan Jimbun. Dia memerintah sampai tahun 1518 dan digantikan oleh Adipati Umus (1518 – 1521). Usaha penaklukan Majapahit baru terlaksana pada tahun 1525, yaitu pada masa kekuasaan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 ). Dengan keruntuhan Majapahit tahun 1525, maka kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam di Jawa menjadi penguasa tunggal. Sedang sisa – sisa penguasa Majapahit yang tidak mau tunduk ke Demak memindahkan pusat kerajaannya ke Sengguruh. Ada pula yang menyingkir ke Ponorogo dan lereng Gun...
Roro Ayu Mas Semangkin adalah puteri dari Sultan Prawoto yang ke-4. Sewaktu kecil di asuh oleh bibinya Ratu Kalinyamat. Setelah dewasa dijadikan sebagai “ garwo selir” dari “Panembahan Senopati”/ Sutowijoyo dari Kerajaan Mataram. Roro Ayu Mas Semangkin kembali ke Jepara untuk menumpas “pagebluk” yang disebabkan oleh kerusuhan dan banyaknya perampokan di wilayah desa Mayong. Beliau menjadi panglima perang mendampingi Lurah Tamtomo Ki Brojo Penggingtaan dan Ki Tanujayan. Atas keahlian dan ketangkasan dari Roro Ayu Mas Semangkin kerusuhan tersebut dapat dipadamkan. Setelah itu Roro Ayu Semangkin tidak mau kembali ke Mataram dan mendirikan pesanggraha.Bersama Ki Brojo Penggingtaan dan Ki Tanujayan dan Ki Datuk Singorojo.Kanjeng Ibu Mas Semangkin adalah sosok seorang tokoh yang sangat berjasa, khusunya bagi warga masyarakat Desa Mayong Lor mengingat beliau adalah cikal bakal, dan pahlawan putri. Perilaku Ibu Mas Semangkin patut disuri tauladani bagi se...
Berawal dari cerita Tutur–Tinular dari para sesepuh desa Desa Boja dan dari dukungan dari beberapa buku catatan sejarah terkait dengan keberadaan desa Boja yang tidak lepas dari kegiatan bernama syawalan dan acara ziarah di makam se Dapu Boja, telah berjalan pada setiap tahun hingga sekarang. Dimulai dari Tokoh yang bernama Ki Ageng Pandanaran yang kita kenal sebagai salah satu Bupati di Semarang, konon adalah Bupati yang pertama. Ki Ageng Pandanaran adalah keturunan dari Pangeran Mode Pandan termasuk keturunan Sultan Demak Raden Bagus Sebrang Lor atau Pangeran Adi Pati Sepuh. Pangeran Mode Pandan mempunyai seorang putra bernama Raden Pandanaran dan seorang putri bernama Ni Pandansari. Atas kehendak Pangeran Mode Pandan beliau mengajak putra dan putrinya dengan disertai oleh beberapa pengawalnya meninggalkan kota Demak menuju ke arah barat daya guna menyebarkan agama Islam. Dan sampailah disuatu daerah yang bernama pulau tiring dan disitulah beliau mendirikan pesantren. De...
Di Magelang terdapat sebuah bukit yang berada di tengah-tengah kota. Bukit itu sangat terkenal karena menjadi salah satu tempaan para taruna AKABRI. Bahkan bukit itu menjadi salah satu ciri khas kota itu, namanya bukit Tidar atau yang lebih di kenal sebagai Gunung Tidar. Gunung Tidar Konon Gunung Tidar merupakan pusat atau titik tengah Pulau Jawa. Syahdan, dahulu kala tanah Jawa ini masih berupa hutan belantara yang tidak seorangpun berani tinggal di sana. Sebagian besar wilayah Jawa ini dahulu masih dikuasai berbagai makhluk halus. Konon Tanah Jawa yang dikelilingi laut ini bak perahu yang mudah oleng oleh ombak laut yang besar. Maka melihat itu para dewata segera mencari cara untuk mengatasinya. Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang tidak pernah tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa untuk tugas menenangkan pulau ini. Mereka membawa sejumlah bala tentara menuj...
Cerita berdirinya Negara Islam di Demak, hancurnya Negara Majapahit, dimana saat itulah awal mula masyarakat Jawa meninggalkan agama Buda [Shiwa Buddha] dan berganti memeluk agama Islam.) Prosa dalam bahasa Jawa kasar. Diambil dari catatan induk asli peninggalan K.R.T. Tandhanagara, Surakarta. Diterjemahkan dan diulas kedalam bahasa Indonesia oleh Damar Shasangka (DS, http://www.superkoran.info/content/view/2840/88888889/ ) Tergerak dan terdorong hati ini, setelah mengetahui cerita indah, dari Kyai Kalamwadi (Kalam = Ucapan, Wadi = Rahasia), yang dulu pernah berguru menimba ilmu kepada Raden Budi (Buddhi = Kesadaran), mentaati dan menuruti, apa yang selalu diperintahkan oleh guru, setia menjalankan petunjuk, tekadnya sudah tiada lagi keraguan lahir maupun batin, memuja guru bagaikan dewa itu sendiri. Apapun petunjuk Raden Budi (Buddhi = Kesadaran) sangat jernih, dijunjung dan diresapi didalam hati, benar-benar dihargai lahir maupun batin, tiada peduli walau harus ha...