Nasi Bogana adalah salah satu kuliner khas Kota Cirebon. Kata Bogana diambil dari bahasa sunda, saboga-bogana yang artinya seada-adanya. Maksud seadanya disini adalah seadanya bumbu umum yang tersedia di dapur. Semua bumbu umum yang ada di dapur seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, kayu manis, serai, lada, dan rempah-rempah lainnya digiling kemudian ditumis bersama, dan tumisan ini akan menjadi bumbu utama dari Nasi Bogana. Nasi Bogana juga merupakan sajian istimewa khas 4 Keraton yang ada di Cirebon yaitu Keraton Kesepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kaprabonan dan Keraton Kacirebonan. Sejak turun temurun Nasi Bogana disajikan sebagai jamuan makan dalam berbagai upacara dan perayaan adat yang diselenggarakan di Keraton. Penata Budaya Tradisi dan Adat Keraton Kacirebonan menuturkan nasi bogana hanya disajikan dua kali dalam setahun yakni ketika Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha saja. Nasi bogana juga biasanya selalu dihidangkan saat acara tradisi suraan, rajaban, d...
Kuliner ini biasa ditemukan di momen bulan puasa saja. Namun peminatnya malah terus bertambah dan bertanya-tanya di bulan lainnya. Untuk itu, produksinya pun tetap dilakukan, sekali pun bukan di Bulan Ramadan. Olahan ini sendiri berbahan dasar pisang, tepung ketan, dan tepung beras. Pembeli juga akan semakin dimanjakan dengan sensasi gurih dari taburan kelapa parutnya. Berikut cara pembuatan Kue Putu Pisang yang nikmat ini. Bahan bahan 350 gram tepung ketan 1 sendok air kapur sirih 1/2 sendok vanili 200 ml air kelapa setengah tua parut secukupnya 50 gram gula pasir sedikit garam pisang raja Cara membuat terlebih dahulu kukus pisang raja dan di potong bulat tipis siapkan wadah untuk adonan masukkan air kapur sirih, tepung ketan, air dan vanili sambil anda remas-remas merata samapi adonan bisa dikepal sediakan kukusan taruh 1/2 bagian dari adonan lalu taruh di atas adonan potongan pisang, kelap...
Dodol ini merupakan kuliner yang dianggap legendaris oleh masyarakat Bekasi dikarenakan kue ini telah lama dikenal oleh masyarakat Bekasi serta resep yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Dodol betawi ini proses pembuatannya sangatlah rumit, akan tetapi rumitnya membuat kue ini sebanding dengan rasanya yang legit serta manis ditambah lagi kuliner ini sangat kenyal saat berada di lidah yang membuat orang yang mencicipinya menjadi ketagihan. Masyarakat Betawi Bekasi sendiri sering menyajikan kuliner ini saat pesta ataupun di saat bulan Ramadan, Idul Adha dan Idul Fitri. Untuk mencari kuliner khas Bekasi ini bisa mengunjungi toko oleh-oleh khas Bekasi di Jalan Belanak 2 Ujung No.57 Perumnas 2, Kelurahan Kaluringin Jaya, Bekasi Selatan. Tempat yang Menyediakan: Warung Mpok Nini | Pusat Oleh-oleh Khas Betawi ( Oleh-oleh Khas Bekasi / Oleh oleh Khas Jakarta ) Souvenir store in Bekasi, In...
Makanan ringan khas Sukabumi bernama ciuk ini banyak disajikan saat bulan ramadan. Berbahan dasar tepung sagu atau aci dan bawang menjadikan ciuk ini bercita rasa gurih. Disajikan dengan tambahan siraman bubur kacang tanah atau dikenal dengan sebutan suuk. Sepotong ciuk hanya diberi harga seribu rupiah saja. Biasanya ciuk dijual sepaket dengan dua buah gorengan kroket. Sumber: https://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-sukabumi/
Di Ciamis, ada prosesi ngikis atau pemasangan pagar di Cagar Budaya Karang Kamulayan. Warga Tatar Galuh Kabupaten Ciamis melaksanakan acara adat Ngikis yang tujuannya untuk membersihkan dan memagari ‘pangcalikan’ atau singgasana Raja Galuh agar bisa membersihkan serta memagari diri di bulan Ramadan. Upacara Adat Ngikis merupakan warisan budaya tak benda (intangible) yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh masyarakat Desa Karangkamulyan. Upacara Adat Ngikis adalah kegiatan rutin sejak dulu sampai kini yang dilaksanakan oleh Masyarakat Desa Karangkamulyan menjelang Bulan Suci Ramadhan di Situs Karangkamulyan. Ngikis mempunyai makna filosofis yaitu membersikan diri dari sifat kotor dalam hati serta dalam diri sebelum melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan, dengan syimbol seluruh masyarakat Desa Karangkamulyan membersihkan, menyapu, memagar situs (batu pancalikan) dengan bergotong – royong, menyataan banyu suci dari setiap kabuyutan dan berdo’a ber...
di Ciamis, Jawa Barat, bernama permainan Rarakaan saat anak-anak berusaha melewati jembatan bambu di atas kolam. Sulitnya perjalanan si anak meniti bambu adalah ibarat perjuangan untuk mencapai surga. Warga berusaha melewati jembatan bambu diatas kolam untuk mendapatkan hadiah dalam permainan Rarakaan di Dusun Bantarkaler, Desa Darmaraja, Ciamis, Jawa Barat. Permainan tradisional tersebut merupakan acara menyambut bulan suci Ramadan 1436 H yang diibaratkan perjuangan untuk mencapai Surga. Sumber: https://www.wego.co.id/berita/tradisi-di-indonesia-menyambut-bulan-ramadan/
Di Bogor malah ada tradisi Ngubek Setu atau ramai-ramai memanen ikan. Warga menjaring ikan dengan jala saat mengikuti tradisi Ngubek Setu di Setu Gede, Kota Bogor, Jabar. Tradisi Ngubek Setu merupakan tradisi masyarakat beramai-ramai memanen ikan sekaligus munggahan warga menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Sumber: https://www.wego.co.id/berita/tradisi-di-indonesia-menyambut-bulan-ramadan/
Di Bogor juga memiliki tradisi piknik bersama keluarga di minggu terakhir menjelang Ramadan bernama cucurak. Cucurak adalah sebuah perayaan masyarakat Bogor untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Cucurak tersendiri adalah Tradisi berkumpul dan makan bersama antar kerabat dan keluarga tersebut kerap diadakan di pekan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan. Cucurak sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Bogor sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Selain makan-makan bersama, cucurak merupakan sebuah tradisi saling maaf-memaafkan menjelang bulan puasa. Cucurak berasal dari kata "curak-curak" yang diartikan dengan kesenangan atau suka-suka. Sebenarnya cucurak tidak selalu dilakukan saat menjelang Ramadhan, cucurak juga bisa dilakukan ketika kita mendapatkan berkah seperti lulus sekolah, naik pangkat, dll. Namun masyarakat Bogor lebih sering melakukan Cucurak untuk menyambut datangnya Ramadhan. Tradisi berkumpul dan makan bersama antar kerabat dan keluarga tersebut ker...
Bangbaraan merupakan alatmusik tradisional Sunda peninggalan kerajaan sukapura yang dibuat dari bambu bernada seperti ‘karindang’ dan dahulu suka dipakai anak-anak menggembala kerbau. terutama saat digunakan untuk ritual misalin , Misalin merupakan tradisi bersuci dan mengantarkan makanan (pontrang) yang dilakukan setiap kali menjelang Ramadan. Bentuknya seperti bilah angklung. Salah satu ujung ruas di raut sampai memiliki dua sisi, Sebuah lubang dibuat di ujung yang kain, Saat dibunyikan suaranya mirip karinding. Bambunya dipilih yang berkualitas dan tua, Bambunya dijemur selama tiga bulan sebelum dibuat untuk dijadikan celempung atau bangbaraan. Pada kesenian karinding, pemain perlu alat bantu sound system agar suara terdengar keras, Namun bangbaraan tidak perlu alat tersebut, Suara yang dihasilkan dari tiga pasang bangbaraan sudah cukup untuk didengar oleh kita. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradision...