Kenangan masa kanak kanak, sering kali membuat kita terasa ingin mengulang kembali saat saat indah penuh keceriaan bermain bersama teman teman waktu kecil dulu, dunia anak anak dunia penuh ekspresi, persahabatan dan hanya keceriaan tanpabatas batas golongan atau kelas strata sosial. Begitulah kami dulu anak anak dari kota kecil di Kendari yang menikmati dunia kanak kanak kami dengan permainan permainan “tradisional”, maklum permainan yang berbau teknologi seperti game on line atau Play Station sekarang ini di jaman kami dulu itu belum ada, kalaupun ada jenis jenis permainan yang “berteknologi” namun itu hanya terbatas pada teman teman anak orang mampu saja namun secara umum kami semua dan termasuk anak orang mampu lebih menikmati permainan tradisional seperti main enggo lari atau enggo sembunyi, main asin (gobak sodor), main cele (main benteng), main tar tar pakai sodokoro (senjata bambu dengan peluru bunga jambu air atau kertas yang dibasahi) main...
Lepetan merupakan Permaian tradisional anak-anak yang biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan. Cara bermain, anak-anak berbaris dan bergandengan tangan. Seorang berpegangan pada pohon sebagai pangkal. Kemudian dari pemain ujung menyusup ke ketiak pangkal dan seterusnya, hingga semua pemain kedua tangannya mendekap pada dada. Pemain ujung melepaskan diri, kemudian seolah-olah ia membagi-bagikan nasi denganlauk, sambil berkata “ Nya sega, nya sega….nya lawuhe” yang artinya” ini nasi, ini nasi ……ini lauknya”. Dan pada giliran paling akhir si pembagi berkata “ Enya wakule”, yang artinya “Ini bakulnya” Anak yang menerima bakul tersebut, dalam permainan berikutnya berganti menjadi pembagi dan berada paling ujung. lirik lagu lepetan Lepetan lepetan angudhari anguculi janur kuning aningseti seti bali lunga dandan methika kembang sikatan Lepetan, lepetan angudhari anguculi janur kuning anin...
Genukan . Permainan tradisional anak-anak yang dimainkan oleh anak-anak perempuan. Pemain terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok kanan dan kelompok kiri. Salah seorang pemain menjadi genuk ( istilah untuk menyebut tempat penyimpanan beras), dan berdiri di antara kedua kelompok tersebut. Kelompok kanan berada di sebelah kanak genuk , dan kelompok kiri berada di sebelah kiri genuk, masing-masing berjarak sepuluh langkah atau lebih. Tiap kelompok terdiri atas lima orang atau lebih. Cara bermainnya, masing-masing harus diundi, yang bermain dahulu adalah yang menang undian. Salah seorang dari pemain yang menang undian tampil mendekat kepada genuk dan menyebut nama salah seorang anggota lawan, kemudian kembali ke kelompoknya. Salah seorang dari kelompok lawan berganti tampil mendekat kepada genuk. Kalau pemain yang tampil tersebut adalah nama yang disebut tadi, maka kelompok lawan berarti kalah. Kelompok yang kalah harus menggendong kelompok yang menang secara bolak-balik. Demikian se...
Irama lesung-alu yang terdiri dari dari seperangkat alat penumbuk padi. Permainan musik ini biasanya dimainkan pada saat musim panen. Permainan musik ini juga diperdengarkan dalam upacara numplak wajik. Sampai sekarang permainan musik ini masih dilestarikan oleh masyarakat pedesaaan untuk mensyukuri hasil panenan di daerah pedalaman Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah #SBJ
Permaian tradisional anak-anak yang menampilkan dialog seorang simbok (ibu, mungkin seorang janda) dengan beberapa orang anak dan seorang yang kaya dengan sebutan lurah. Karena kemiskinannya, sang ibu mencoba menyerahkan anak-anaknya kepada lurah yang kaya untuk ngenger ( numpang ) sebagai pembantunya. Permainan soyang merupakan salah satu permainan yang prosesnya melatih anak-anak untuk belajar bahasa Jawa dengan bermacam-macam stratifikasinya, sehingga dalam permainan ini anak-anak dapat dapat melatih diri untuk menggunakan bahasa tata karma secara bebas dengan teman-teman sebayanya. Permainan soyang dalam prosesnya terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah adegan penyerahan anak-anak si embok kepada lurah. Penyerahan anak masing-amsing dilakukan satu demi satu yan masing-masing diiringi lagu “ soyang, soyang, mbathik plangi dul Semarang, ya ya Bu, ya ya Pa,manuk Endra, kawan atus jawan dasa, e kawula ngenger, ngengerake, sandhang pangan luru dhewe” hingga anak-...
Suatu jenis permainan anak-anak dengan melakukan suatu kegiatan yang menyerupai cara orang bertamu ataupun menerima tamu. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak-anak perempuan yang berusia kurang dari 10 tahun. Tahap pertama adalah menentukan peraturan permaian, yang dibuat dan disetujui oleh para pemain. Bila pemain hanya seorang diri, maka peraturan ditentukannya sendiri, yaitu menyangkut tentang peran, tema, dan tempat bermain. Setelah itu anak-anak mulai membangun rumah-rumahan dengan mengerudungkan kain diantara dua kursi sebagai rumahnya, atau apa saja yang mereka imajinasikan sebagai rumah tangga dan segala isinya. Setelah itu mereka mulai berdandan menurut peran masing-masing, misalnya peran ibu mengenakan kebaya, membawa tas dan payung, serta mengenakan sepatu dengan tumit tinggi. Dalam melakukan permaian ini tentu saja menggunkan bahasa karma ingil ( bahasa karma halus ). Pmbicaraan merekapun dapat berkisar menjenguk bayi yang baru lahir, menjenguk orang tua, d...
Permainan suruak lidi kayaknya gak se-mainstream main mancik-mancik, mungkin karena main mancik-mancik lebih heboh dan berkeringat sekalian bisa lari-lari, sedangkan permainan ini cuman sambil jongkok aja. Permainan ini sangat sederhana katanya, nemu tanah dan ranting kayu, jadi deh. Permainan ini kayak mancik-mancik tapi versi lidi nya, lidi yang di kendalikan sama juragan mancik nya, ehh manusia maksudnya. Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.infosumbar.net/budaya-dan-seni/20-permainan-generasi-90-an-di-sumatera-barat/amp/
Istilah kata palapudu sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Hanya yang jelas motif alat ini dimainkan adalah untuk menembak. Menurut penuturan informan yang bernama Kasim Langgapa (57 tahun) tinggal di desa Molu'o Kecamatan Kwandang, bahwa permainan Palapudu sudah dikenalnya sejak kecil, dan ayahnya pernah membuat palapudu ini. Alat Palapudu ini terbuat dari bulu (bambu) dengan menggunakan peluru dari ketumbar (ketumbari). Mainan ini, adalah mainan yang paling digemari pada waktu itu dan pada umumnya sangat diminati oleh anak laki-laki, namun demikian tidak menutup kemungkinan anak perempuan juga dapat memainkan permainan tersebut. Munculnya permainan ini menurut informasi yang didapati, pada waktu masih zaman penjajahan belanda, warga masyarakat gorontalo menggunakan alat palpudu ini sebagai senjata seadanya untuk menembak musuh-musuh yang ada, dan akhirnya alat palapudu ini berkembang menjadi mainan anak-anak, namun saat ini permaianan palapudu sudah mulai hilang dri peredar...
Mapasilaga tedong adalah tradisi unik para leluhur Tana Toraja yang rutin dilakukan pada saat upacara pemakaman orang yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, yang biasa mereka sebut sebagai Rambu Solo. Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum upacara adat di mulai. Puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan di lapangan tempat upacara akan dilaksanakan. Kerbau-kerbau yang akan diadu tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante (pemakaman). Pada saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara bergantian. Pihak keluarga yang menyelenggarakan Mapasilaga Tedong harus daging babi bakar, rokok dan tuak kepada pemandu kerbau dan para tamu yang datang. Arena adu kerbau harus ditempatkan di sebuah sawah yang luas da...